KABARBURSA.COM - Pengeluaran sebagian besar masyarakat Indonesia sering kali meningkat secara signifikan selama periode Ramadhan dan Idulfitri. Ini disebabkan oleh adanya pos tambahan dalam anggaran belanja individu, seperti untuk belanja kebutuhan Lebaran dan biaya mudik.
Menurut data riset dari BSI Institute, rata-rata pengeluaran individu secara nasional mencapai Rp2,88 juta selama periode Ramadhan. Angka ini lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata pengeluaran nasional di bulan-bulan selain Ramadhan, yang mencapai Rp2,16 juta.
Pengeluaran terbesar dialokasikan oleh masyarakat untuk makanan. Data riset BSI Institute menunjukkan bahwa rata-rata pengeluaran masyarakat untuk makanan mencapai Rp703.260 selama periode Ramadhan, lebih tinggi dari rata-rata pengeluaran pada bulan-bulan biasa yang sebesar Rp528.767 per bulan.
Selain itu, alokasi belanja masyarakat untuk pakaian juga mengalami peningkatan. Rata-rata alokasi belanja masyarakat untuk pakaian selama Ramadhan mencapai Rp353.637, naik dari rata-rata bulanan sebelumnya yang mencapai Rp265.893.
Tidak hanya itu, pengeluaran untuk transportasi juga meningkat selama periode Ramadhan, mencapai Rp247.750. Sementara pada bulan-bulan biasa, rata-rata pengeluaran untuk pos ini adalah Rp163.874 per bulan.
“Alokasi pengeluaran terbesar per individu setiap bulannya adalah untuk kebutuhan makanan (24,4 persen), diikuti oleh pakaian (12,29 persen), perumahan (9,48 persen), dan tabungan serta investasi (8,59 persen),” tulis riset BSI Institute melalui siaran persnya secara tertulis, Minggu, 7 April 2024.
Dilihat dari segi wilayah, kenaikan rata-rata pengeluaran tertinggi terjadi di DKI Jakarta. Berdasarkan data BSI Institute, rata-rata pengeluaran masyarakat Jakarta selama periode Ramadhan meningkat sebesar Rp1,2 juta per bulan.
Rata-rata pengeluaran individu selama Ramadan di DKI Jakarta mencapai Rp5,05 juta, meningkat sebesar Rp1,20 juta dari periode biasanya, atau hampir setara dengan tingkat Upah Minimum Regional (UMR) yang berlaku.