KABARBURSA.COM - Program konversi motor listrik secara gratis oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) masih sepi peminat. Hal ini dialami oleh sejumlah bengkel yang menyediakan konversi di Jakarta.
Roni, seorang kepala sales Elders Garage, salah satu bengkel yang terverifikasi oleh Kementerian ESDM mengatakan, masyarakat yang menggunakan motor produksi massal belum begitu ramai untuk mengkonversi kendaraannya ke listrik.
“Untuk motor yang produksi massal, kurang begitu banyak,” kata dia kepada Kabar Bursa di bengkelnya, Kamis, 25 April 2024.
Roni membeberkan setiap bulannya hanya ada dua atau tiga motor BBM yang konversi ke listrik.
Menanggapi hal itu, pengamat otomotif, Yannes Martinus Pasaribu menuturkan sepinya peminat dalam mengonversi motor jenis bahan bakar minyak (BBM) ke listrik disebabkan beberapa faktor.
Yannes menyatakan, salah satu penyebabnya adalah banyak masyarakat yang kurang informasi dan edukasi tentang manfaat serta proses konversi motor listrik.
"Sehingga timbul keraguan dan kekhawatiran untuk melakukannya," ujar dia saat dihubungi Kabar Bursa, Senin, 29 April 2024.
Lalu yang kedua, Yannes menambahkan, tidak semua jenis motor cocok untuk dikonversi menjadi kendaraan listrik. Ini lah yang menjadi kendala bagi pemilik motor yang tertarik.
"Jumlah bengkel konversi motor listrik yang resmi dan terpercaya juga masih terbatas, terutama di luar kota-kota besar," jelasnya.
Kemudian yang terakhir, Yannes menilai beberapa masyarakat masih meragukan performa dan ketahanan motor listrik hasil konversi jika dibandingkan dengan motor bensin.
Di sisi lain, Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE), Eniya Listiani Dewi menjelaskan bahwa biaya konversi motor bensin menjadi motor listrik biasanya sekitar Rp17–15 juta.
Saat ini, pemerintah memberikan subsidi atau bantuan sebesar Rp10 juta. Sisanya, masyarakat dapat mengajukan bantuan dari program Corporate Social Responsibility (CSR) perusahaan agar proses konversi tersebut dapat dilakukan secara gratis.
Eniya juga menegaskan bahwa kendaraan listrik lebih hemat energi dibandingkan dengan kendaraan konvensional yang menggunakan BBM. Dalam hal biaya, listrik jauh lebih murah, dengan harga sekitar sepertiga hingga seperlima dari harga BBM untuk menempuh jarak yang sama.