KABARBURSA.COM - PT Bukit Asam Tbk (PTBA) terus berkomitmen mendukung ketahanan energi dengan memperkuat hirilisasi batu bara melalui produk briket batu bara.
Sebagai produsen briket batu bara, PTBA mengoperasikan dua pabrik briket yakni Pabrik Briket Tanjung Enim dan juga Pabrik Briket di Natar, Lampung.
Melalui kedua pabrik ini, PTBA menyediakan solusi energi alternatif yang efisien dan ekonomis bagi masyarakat luas, mulai dari rumah tangga, UMKM, usaha kuliner, hingga sektor peternakan.
Perlu diketahui, briket batu bara merupakan bahan bakar padat yang dihasilkan melalui serangkaian proses khusus di pabrik, termasuk karbonisasi, untuk meningkatkan kualitas kalori batu bara.
Produk unggulan PTBA yakni Briket Super, melalui proses karbonisasi ini mampu menaikkan nilai kalori dari sekitar 4.800-5.000 menjadi 5.300-5.800 kcal/kg (GAR).
Direktur Hilirisasi dan Diversifikasi Produk PТВА, Turino Yulianto mengatakan briket super tersebut dikenal dengan pembakarannya yang mudah, tidak menghasilkan asap, dan tidak memengaruhi cita rasa masakan.
"Inilah yang menjadikannya semakin diminati oleh pelaku usaha makanan dan jasa boga," ujar dia dalam keterangannya, Rabu, 2 Juli 2025.
Adapun di Pabrik Briket Tanjung Enim dan Natar, PTBA juga memproduksi dan menjual tungku briket, termasuk tungku portabel untuk mempermudah konsumen dalam memanfaatkan briket sebagai bahan bakar.
Dengan kapasitas terpasang sebesar 10.000 ton per tahun, PTBA terus meningkatkan produksi briket sesuai dengan pertumbuhan permintaan. Potensi pengembangan briket masih sangat besar, baik untuk kebutuhan rumah tangga, industri kecil, maupun sektor pertanian dan peternakan.
PTBA Habiskan Rp28,68 Miliar untuk Eksplorasi Kuartal I 2025
Sebelumnya diberitakan, PTBA melaporkan telah menggelontorkan anggaran sebesar Rp28,68 miliar untuk mendanai kegiatan eksplorasi sepanjang kuartal I 2025.
Fokus eksplorasi diarahkan pada area tambang aktif di wilayah Tanjung Enim, Sumatera Selatan, mencakup lima blok utama: Air Laya, Banko Tengah A, Banko Tengah B, Banko Barat, dan Muara Tiga Besar.
Kegiatan eksplorasi dilakukan oleh tim internal PTBA bersama pihak ketiga, termasuk PT Sucofindo, yang bertanggung jawab atas pelaksanaan pengeboran, logging geofisika, serta pengujian kualitas batubara dan batuan. Laporan ini disampaikan PTBA dalam rangka pemenuhan kewajiban keterbukaan informasi kepada Bursa Efek Indonesia.
Porsi terbesar dari dana eksplorasi dialokasikan untuk pengeboran di area Air Laya dan Banko Tengah B. Pengeboran dilakukan di 49 titik dengan total kedalaman 9.648 meter, ditambah pengeboran lanjutan di 43 titik sejauh 8.397 meter. Total kedalaman pengeboran eksplorasi selama triwulan ini mencapai hampir 18.000 meter.
Metode yang digunakan mencakup teknik coring dan open hole drilling, serta logging geofisika, yang bertujuan memperluas coverage area eksplorasi dan mengonfirmasi kualitas lapisan batu bara. PTBA juga mengonfirmasi kegiatan ini ditujukan untuk pembaruan model geologi (updating geological model) sebagai dasar rencana produksi jangka menengah.
Eksplorasi tidak hanya fokus pada pengeboran, tetapi juga pada pengambilan sampel batu bara dan batuan. Di area Muara Tiga Besar hingga Banko Tengah B, tim eksplorasi mengambil:
- 1.112 conto batubara untuk analisis kualitas,
- 238 conto batuan inti (intibor) untuk uji keasaman batuan, dan
- 401 conto tambahan untuk uji mekanika batuan.
Hasil ini akan digunakan untuk mendukung akurasi kontrol kualitas tambang aktif serta evaluasi desain tambang lanjutan.
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.