KABARBURSA.COM – Produsen semen terkemuka, PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP), mengalokasikan belanja modal (capital expenditure/capex) sebesar Rp1 triliun untuk tahun 2025. Dana ini akan difokuskan pada perbaikan dan pemeliharaan berbagai aspek operasional guna memperlancar produksi dan distribusi semen di tengah tingginya permintaan bahan baku infrastruktur.
Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi, menilai langkah Indocement ini sebagai strategi tepat di tengah proses pembangunan infrastruktur yang terus berjalan.
“Pembangunan infrastruktur membutuhkan bahan baku seperti semen. Dengan alokasi capex yang besar, modal baliknya juga cepat, mengingat Indocement merupakan produsen semen yang sangat penting dalam mendukung proyek infrastruktur di Indonesia,” ujar Ibrahim yang dihubungi Kabarbursa.com melalui sambungan telepon, Selasa, 7 Januari 2025.
Pemerintah, kata Ibrahim, saat ini terus mendorong pembangunan infrastruktur, termasuk proyek besar di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara. Proyek-proyek tersebut, lanjut dia, menciptakan permintaan tinggi terhadap semen untuk pembangunan jalan, jembatan, irigasi, bendungan dan lainya.
“Indocement memiliki brand yang kuat dibandingkan produsen semen lainnya, sehingga masyarakat dan investor lebih cenderung memilih produk mereka,” ucap Ibrahim.
Selain itu, pemerintah juga tengah menarik minat investor asing untuk membangun fasilitas seperti pabrik dan infrastruktur pendukung lainnya, yang semuanya membutuhkan bahan dasar semen dalam jumlah besar.
Penjualan Sementara Domestik
Indocement berhasil mencatatkan penjualan semen domestik sebesar 1,7 juta ton hingga November 2024, naik 3,8 persen dibandingkan November 2023. Secara kumulatif, penjualan selama 11 bulan pada 2024 mencapai 17,2 juta ton, naik 9 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Menurut Ibrahim, saham Indocement juga cukup menarik bagi investor karena stabilitas harganya.
"Saham Indocement cenderung stabil meski ada fluktuasi nilai tukar dolar. Hal ini cukup menarik bagi investor yang mencari keamanan dalam berinvestasi di sektor infrastruktur. Selain itu, kondisi keuangan perusahaan cukup positif dan karyawan Indocement pun sejahtera,” ujarnya.
Dengan alokasi capex yang signifikan, menurut Ibrahim saham Indocement diproyeksikan terus menunjukkan kinerja positif. Meski kenaikan harga sahamnya tidak terlalu signifikan, stabilitas dan potensi pertumbuhan jangka panjang tetap menjadi daya tarik utama bagi investor.
Akuisisi Samudra Harmoni Perkasa
PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP), salah satu produsen semen terkemuka di Indonesia, mengumumkan serangkaian strategi ambisius untuk meningkatkan kinerja pada tahun 2025. Dengan alokasi belanja modal sebesar Rp1 triliun, emiten ini berupaya memperkuat profitabilitas melalui efisiensi operasional yang menyeluruh, termasuk inovasi di sektor logistik dan transportasi.
Langkah signifikan yang diambil adalah akuisisi 50 persen saham PT Samudra Harmoni Prakarsa (SHP) senilai Rp47,25 miliar. Akuisisi yang diumumkan pada 30 Desember 2024 ini dilakukan melalui anak usaha INTP, PT Bahana Indonor. Kolaborasi ini bertujuan untuk meningkatkan efisiensi pengelolaan kapal pengangkut klinker, bahan utama dalam produksi semen.
Sekretaris Perusahaan Indocement Dani Handajani, menegaskan bahwa langkah ini merupakan bagian dari strategi untuk mengendalikan biaya produksi, terutama di tengah tekanan margin akibat persaingan ketat di industri semen domestik.
Dani menjelaskan, upaya efisiensi juga difokuskan pada logistik batubara, yang menjadi bahan bakar utama dalam produksi semen. Melalui pengelolaan transportasi yang lebih terintegrasi, INTP optimis dapat menurunkan biaya operasional.
Sementara itu, Hendra Wardana, founder Stocknow.id, berpendapat langkah ini mencerminkan respons proaktif INTP terhadap tantangan di pasar domestik, termasuk risiko oversupply yang menekan harga jual semen.
Pada tahun 2024, kinerja INTP menunjukkan perbaikan signifikan dibandingkan tahun sebelumnya. Penjualan semen domestik sepanjang November 2024 tercatat mencapai 1,7 juta ton, tumbuh 3,8 persen secara tahunan. Selama 11 bulan pertama 2024, total penjualan semen INTP mencapai 17,2 juta ton, naik 9 persen dibandingkan periode yang sama pada 2023. Pertumbuhan ini didorong oleh berjalannya proyek infrastruktur strategis pada kuartal akhir 2024, yang berhasil mengangkat volume penjualan.
Namun, meski mencatat tren positif, tantangan besar masih membayangi. Fokus pemerintahan Presiden Prabowo Subianto pada efisiensi anggaran infrastruktur dapat berpotensi mengurangi permintaan semen di pasar domestik pada 2025. Di sisi lain, kompetisi ketat antarprodusen semen dalam menghadapi kelebihan pasokan menambah tekanan terhadap margin keuntungan.
Meski begitu, Hendra optimis, langkah efisiensi yang dilakukan INTP melalui akuisisi SHP dan pengendalian biaya operasional dapat mendukung daya saing perusahaan ke depan.
Rekomendasi Saham
Dalam pandangan pasar, saham INTP menghadirkan peluang menarik meskipun di tengah ketidakpastian. Hendra merekomendasikan strategi “buy on weakness” untuk saham INTP di level Rp 7.100 per saham. Ia melihat prospek cerah bagi INTP seiring pemulihan pasar dan implementasi strategi efisiensi yang agresif.
Dengan tantangan dan peluang yang ada, INTP terus menegaskan komitmennya untuk memperkuat posisi sebagai pemain utama di industri semen nasional. Strategi akuisisi, efisiensi logistik, serta adaptasi terhadap kondisi pasar menjadi kunci bagi keberhasilan perusahaan di tahun-tahun mendatang.(*)
Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak, membeli, atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analisis atau sekuritas yang bersangkutan, dan Kabarbursa.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian investasi yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.