Logo
>

Permintaan Tak Turun, Simak Peluang Saham Emiten Batu Bara

Ditulis oleh Hutama Prayoga
Permintaan Tak Turun, Simak Peluang Saham Emiten Batu Bara

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Permintaan batu bara diprediksi tidak akan turun atau bertahan pada 2024. Hal ini disebabkan oleh proyeksi peningkatan konsumsi China dan India.

    Kebutuhan listrik di India diperkirakan akan meningkat sebesar +8 persen pada 2024 karena adanya gelombang panas. Sedangkan permintaan China diprediksi meningkat +6 persen.

    Melihat sentimen positif ini, terdapat sejumlah emiten dari sektor batu bara yang layak disorot para investor. Terlebih, emiten batu bara juga tampak memiliki kinerja yang positif. Salah satunya adalah Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO).

    Dilansir dari RTI Business, Sabtu, 20 Juli 2024, emiten ini memiliki pertumbuhan 13,55 persen dalam satu bulan dengan harga saham rata-rata mencapai Rp2.680 hingga Rp3.150 per lembar saham.

    ADRO juga mencatatkan volume transaksi sebesar Rp580, 7 juta selama satu bulan. Adapun saham yang diperdagangkan adalah Rp1,7 triliun dengan frekuensi perdagangan hingga 135,378.

    Sementara itu dikutip dari stockbit, ADRO memiliki curent ratio 2.44 dan quick ratio 2.30. Ini menunjukan likuiditas yang kuat dari ADRO dalam memenuhi kewajiban jangka pendek. Selanjutnya, ADRO juga memiliki kinerja keuangan yang positif yang dibuktikan dengan rasio PE TTM sebesar 4.06.

    Adapun Return on Asssets (ROA) TTM ADRO adalah 14,70 persen dan Return on Equity (ROE) TTM bertengger di angka 21,59 persen.

    Kinerja UNTR

    Emiten batu bara yang menunjukkan kinerja positif lainnya adalah United Tractors Tbk (UNTR). Mengutip RTI Business, Sabtu, 20 Juli 2024, UNTR tumbuh sebesar 13,99 persen dalam satu bulan serta harga saham mencapai Rp21.500 sampai Rp24.850 per lembar saham.

    UNTR menorehkan volume transaksi sebesar Rp81,3 juta dalam satu bulan terakhir. Sedangkan saham yang diperdagangkan Rp1,9 triliun dengan frekuensi 88,930.

    Tak hanya itu, UNTR juga memiliki likuiditas yang cukup bagus dalam memenuhi kewajiban jangka pendek. Terbukti, emiten ini mencatat curent ratio 1.49 dan quick ratio 1.10.

    UNTR juga memiliki rasio PE TTM sebesar 4.64. Itu artinya, emiten ini mempunyai kinerja keuangan yang apik.

    Sementara Return on Assets (ROA) TTM UNTR 12,29 persen dan Return on Equity (ROE) TTM 23,27 persen.

    Kinerja PTBA

    Diberitakan sebelumnya, PT Bukit Asam Tbk (PTBA), sebuah perusahaan pertambangan batu bara, telah memberikan proyeksi untuk industri batu bara pada paruh kedua tahun 2024. Niko Chandra, Sekretaris Perusahaan Bukit Asam, menjelaskan bahwa berbagai faktor dapat mempengaruhi bisnis batu bara tahun ini, salah satunya adalah fluktuasi harga batu bara.

    “Fluktuasi tersebut dipengaruhi oleh keseimbangan penawaran dan permintaan, serta perekonomian negara-negara besar pengguna batu bara seperti China dan India,” ujarnya dalam sebuah rilis pada Jumat, 19 Juli 2024.

    Selain itu, Niko menambahkan bahwa industri batu bara juga dipengaruhi oleh perubahan harga komoditas energi lainnya yang menjadi substitusi, serta situasi geopolitik. “Menghadapi kondisi tersebut, PTBA berusaha untuk tetap lincah dan responsif dalam merespons berbagai kondisi eksternal,” jelasnya.

    Sementara itu, PTBA juga tercatat sedang melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan kapasitas angkutan batu bara guna mempercepat monetisasi cadangan batu bara.

    Direktur Utama PTBA, Arsal Ismail, menyatakan bahwa peningkatan kapasitas angkutan merupakan langkah strategis untuk mendukung kinerja PTBA. Pada tahun 2024, PTBA menargetkan produksi batu bara sebesar 41,3 juta ton, penjualan 43,1 juta ton, dan angkutan 33,7 juta ton.

    Untuk mencapai target tersebut, PTBA bekerja sama dengan PT Swarnadwipa Dermaga Jaya (SDJ), anak perusahaan PT Titan Infra Energy Group yang bergerak di bidang jasa pelabuhan muat batu bara. SDJ akan menyediakan jasa logistik untuk pengangkutan batu bara dari Pelabuhan Muat Sungai Musi hingga ke kapal induk di Pelabuhan Tanjung Kampeh.

    Volume pengangkutan batu bara ditargetkan mencapai sekitar 2,5 juta ton tahun ini. “Kerja sama ini bertujuan untuk meningkatkan realisasi pengangkutan dan penjualan batu bara PTBA, sehingga secara langsung dapat memberikan nilai tambah bagi perusahaan,” ujar Arsal.

    Harga Batu Bara Mayoritas

    Sementara itu harga batu bara mayoritas menguat pada Selasa, 16 Juli 2024 yang dipicu oleh perkiraan Badan Informasi Energi AS (EIA) terkait peningkatan penggunaan batu bara di Amerika Serikat (AS).

    Harga batu bara Newcastle untuk Juli 2024 turun 0,55 persen menjadi USD134,4 per ton. Sedangkan Agustus 2024 menguat USD0,5 menjadi USD138,25 per ton. Sementara itu, September 2024 meningkat USD0,45 menjadi USD139,5 per ton.

    Sedangkan harga batu bara Rotterdam untuk Juli 2024 naik 0,35 persen menjadi USD106,5. Sedangkan, Agustus 2024 menguat USD1,8 menjadi USD110,95. Sementara itu, September 2024 terkerek USD1,3 menjadi USD111.

    Power Engineering menyebut, EIA memperkirakan penurunan konsumsi batu bara Amerika Serikat (AS) akan berbalik arah tahun ini. Setelah pada 2023 mengalami penurunan sebesar 8 persen.

    Dalam pembaharuannya yang baru-baru ini diterbitkan pada bulan Juli untuk Prospek Energi Jangka Pendek, EIA memperkirakan peningkatan penggunaan batu bara untuk menghasilkan listrik di AS tahun ini, dengan penggunaan turun kembali menjadi sekitar jumlah 2.023 pada 2025.(yog/*)

    Disclaimer:
    Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Hutama Prayoga

    Hutama Prayoga telah meniti karier di dunia jurnalistik sejak 2019. Pada 2024, pria yang akrab disapa Yoga ini mulai fokus di desk ekonomi dan kini bertanggung jawab dalam peliputan berita seputar pasar modal.

    Sebagai jurnalis, Yoga berkomitmen untuk menyajikan berita akurat, berimbang, dan berbasis data yang dihimpun dengan cermat. Prinsip jurnalistik yang dipegang memastikan bahwa setiap informasi yang disajikan tidak hanya faktual tetapi juga relevan bagi pembaca.