KABARBURSA.COM - Industri perbankan syariah akan segera menyambut kehadiran pesaing-pesaing baru, demikian kata Bos Bank Mega Syariah, Yuwono Waluyo.
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terus mendorong konsolidasi di sektor ini, menginginkan lebih banyak bank syariah besar dengan aset melebihi Rp 100 triliun di Indonesia.
Langkah-langkah besar tengah terjadi, seperti spin off unit usaha syariah (UUS) PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. (BBTN), yang melahirkan BTN Syariah dan rencana akuisisi PT Bank Muamalat Tbk. Tak hanya itu, ada pula rencana penggabungan atau merger antara 3 hingga 4 bank syariah yang digerakkan oleh bank swasta.
Yuwono menyambut tantangan ini dengan semangat. Baginya, kehadiran pesaing baru akan memacu Bank Mega Syariah untuk lebih bergerak. "Semakin banyak pesaing, semakin menarik. Ini adalah tantangan yang baik bagi kami untuk terus berkembang," katanya.
Meskipun ada dorongan untuk konsolidasi dari OJK, Yuwono menjelaskan bahwa Bank Mega Syariah belum merencanakan langkah tersebut. Sebaliknya, mereka berencana untuk go public di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2025 atau 2026. "Kami sudah memiliki ekosistem yang kuat sebagai bagian dari CT Corp. Jadi, untuk saat ini, konsolidasi mungkin belum menjadi prioritas," ujarnya.
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.