KABARBURSA.COM - Pemprov Jawa Tengah bertekad menjadikan ternak kambing dan domba sebagai pemilih ekonomi peternak sapi.
Untuk diketahui, peternak sapi sempat dihadapi masalah karena hewan ternaknya terkena wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) dan lumpy skin disease (LSD).
Saat ini, potensi kambing di Jawa Tengah cukup menjanjikan. Populasi kambing atau domba di provinsi ini mencapai 3.747.610 ekor, peringkat satu di Indonesia.
Keinginan Pemprov Jateng didukung dengan adanya fasilitas balai ternak terpadu hingga Balai Inseminasi buatan yang bisa membantu para peternak untuk lebih baik lagi ke depannya.
Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakkeswan) Jawa Tengah Agus Wariyanto mengatakan, produksi daging dan susu kambing serta domba dari Jawa Tengah menjadi salah satu penyangga utama kebutuhan nasional akan daging kambing dan domba.
“Jadi, kambing dan domba di Jawa Tengah memiliki potensi tinggi. Kalau lihat populasinya, hampir 4 juta ekor,” kata Agus di Plulutan Fresh Farm, Sidorejo, Kota Salatiga, Jumat, 8 Maret 2024.
“Ini potensi luar biasa untuk dapat menggeliatkan ekonomi masyarakat. Untuk peternakan sapi sedang kita pulihkan dari PMK dan LSD,” sambungnya.
Berdasarkan data Disnakkeswan Jawa Tengah, populasi kambing di provinsi ini sebanyak 3.747.610 ekor (20,19 persen) dari total nasional, atau peringat satu nasional.
Sementara populasi domba sebanyak 2.288.826 ekor (16,28 persen) dari total nasional, atau peringkat kedua setelah Jawa Barat.
Adapun, produk hasil ternak berupa daging, susu, dan telur di Jawa Tengah, berkontribusi terhadap penyediaan protein hewani nasional.
Total produksi daging sebesar 457.000 ton atau 9,25 persen dari total nasional, produksi susu 93.000 ton (11,38 persen dari total nasional), dan produksi telur sebesar 344.000 ton (5,44 persen dari total nasional).
Bahkan, tren produksi daging lima tahun terakhir di Jawa Tengah, mengalami kenaikan sebesar 6,7 persen.
Pada 2023, kontribusi produksi daging kambing sebanyak 12.242.113 kilogram (2,60persen dari total produksi daging di Jawa Tengah).
Sedangkan produksi daging domba sebanyak 6.875.164 kilogram (1,46 persen dari total produksi daging di Jawa Tengah).
Sementara itu, kontribusi produksi susu kambing sebanyak 1.855.749 kilogram (2,46 persen dari total produksi susu di Jawa Tengah).
“Kami punya balai ternak terpadu di Kendal, ini juga menghasilkan bibit kambing peranakan etawa (PE). Juga ada balai inseminasi buatan di Ungaran, yang sudah mampu menghasilkan semen beku,”' terangnya.
“'Tampaknya kita punya potensi luar biasa, menjadi penyangga pangan nasional berbasis ternak,” ucapnya menambahkan.
Penjabat (Pj) Walikota Salatiga Yasip Khasani mengaku antusias dengan produksi cempe dan susu di Salatiga. Menurutnya, itu peluang untuk menghasilkan sumber daya pangan bagi warganya.
“Ini momentum membuat Salatiga sebagai pusat kota gastronomi, dan sediakan raw material sendiri. Selama ini ambil susu dari Boyolali dan dari mana-mana. Ini kita coba eksplor untuk Salatiga sendiri dan kota lain,” sebutnya.
Sementara itu, upaya penyediaan pasokan susu kambing juga ditempuh paguyuban ternak kambing ‘Empat Kandang Sekawan Lima Sempurna Salatiga’.
Melihat potensi susu yang ada, empat peternak bergabung dengan total produksi susu mencapai 200 liter per hari.
Humas Empat Kandang Sekawan Lima Sempurna Salatiga, Agus Wibowo mengatakan, bibit yang digunakan adalah kambing perah saanen yang dikawinkan dengan kambing lokal. Dengan pola itu, kuantitas susu melimpah, dan masa perah lebih panjang.
“Di sini, kita kawinkan pejantan Saanen (bibit impor) dengan kambing lokal, sehingga kualitas anakannya bagus,” kata Agus Wibowo.
“Harapannya, setelah panen cempe ini, semakin banyak bakalan, dan produksi susu juga stabil untuk memenuhi pasaran,” pungkasnya. (yog/adi)