Logo
>

Petrosea Bentuk Anak Usaha Baru, Bisnis Sektor EPC

Petrosea EPC akan beroperasi di dua bidang utama, yaitu dalam aktivitas keuangan dan asuransi, serta aktivitas profesional, ilmiah, dan teknis.

Ditulis oleh Syahrianto
Petrosea Bentuk Anak Usaha Baru, Bisnis Sektor EPC
Alat berat yang dimiliki oleh PT Petrosea Tbk atau PTRO. (Foto: Dok. Petrosea)

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM — PT Petrosea Tbk (PTRO) mengumumkan pendirian anak perusahaan baru bernama PT Petrosea Engineering Procurement Construction (Petrosea EPC). Langkah ini merupakan bagian dari ekspansi strategis perseroan di sektor Engineering, Procurement, and Construction (EPC). 

    Berdasarkan keterbukaan informasi, pendirian Petrosea EPC dilakukan melalui kerja sama dengan PT Rekakarsa Karya Nusantara, anak perusahaan yang sepenuhnya dimiliki oleh Petrosea. Pendirian perusahaan ini disahkan melalui Akta Pendirian Perseroan Terbatas No. 09 yang ditandatangani pada 15 April 2025 di hadapan Notaris Ungke Mulawanti, SH, M.Kn., yang berlokasi di Jakarta Timur.

    Selain itu, Surat Keputusan pengesahan pendirian perusahaan ini juga telah diterbitkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan nomor AHU-0029476.AH.01.01.TAHUN 2025 pada tanggal yang sama.

    Petrosea EPC akan beroperasi di dua bidang utama, yaitu dalam aktivitas keuangan dan asuransi, serta aktivitas profesional, ilmiah, dan teknis. 

    "Pendirian anak perusahaan ini bertujuan untuk mendukung kegiatan usaha PT Petrosea Tbk dengan memperkuat kapabilitas dan memperluas jaringan usaha di sektor EPC yang memiliki potensi pertumbuhan besar, khususnya di Indonesia," ujar Sekretaris Perusahaan Petrosea Anto Broto, Rabu, 16 April 2025.

    Dalam hal struktur modal, Petrosea EPC memiliki modal dasar sebesar Rp20 triliun, dengan modal yang telah ditempatkan dan disetor penuh sebesar Rp5 triliun. 

    Dalam pembagian sahamnya, Petrosea memegang 99,90 persen saham perusahaan ini, sementara Rekakarsa Karya Nusantara, yang sepenuhnya dimiliki oleh Petrosea, memiliki sisa saham sebanyak 0,10 persen. Hal ini mencerminkan komitmen Petrosea dalam mengendalikan penuh perusahaan anak ini sebagai bagian dari strategi pengembangan usaha.

    "Pendirian Petrosea EPC dipandang akan memberikan dampak yang positif terhadap kegiatan operasional Petrosea," jelas Anto.

    Lebih lanjut, dengan berfokus pada sektor EPC, perusahaan baru ini diharapkan dapat memperluas kapasitas Petrosea dalam menyediakan layanan konstruksi, pengadaan, dan manajemen proyek, yang pada gilirannya akan memperkuat posisi perusahaan di pasar dan meningkatkan daya saingnya. 

    Secara finansial, kehadiran Petrosea EPC diproyeksikan akan memberikan kontribusi signifikan terhadap kinerja perusahaan, mengingat sektor EPC di Indonesia terus berkembang dan semakin diminati seiring dengan kebutuhan infrastruktur yang terus meningkat.

    Selain dampak positif terhadap operasional dan keuangan, pendirian Petrosea EPC juga tidak memerlukan persetujuan dari Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), karena sesuai dengan ketentuan dalam Pasal 6 ayat 1 (b) POJK No. 42/2020, transaksi afiliasi yang dilakukan antara perusahaan terbuka dan perusahaan terkendali dengan kepemilikan saham lebih dari 99 persen tidak memerlukan persetujuan RUPS. 

    Hal ini menunjukkan bahwa pendirian perusahaan ini termasuk dalam transaksi afiliasi yang sah dan tidak menimbulkan dampak hukum yang signifikan bagi Petrosea.

    Secara keseluruhan, pendirian Petrosea EPC merupakan langkah strategis yang tidak hanya memperluas cakupan usaha Petrosea tetapi juga memperkuat posisi perseroan di sektor konstruksi dan pengelolaan proyek di Indonesia. 

    Melalui langkah ini, Petrosea berharap dapat menciptakan nilai tambah yang lebih besar bagi para pemegang saham dan terus berperan aktif dalam pembangunan infrastruktur yang semakin pesat di Tanah Air.

    Saham Ditampung Pengendali

    Hampir sebulan lalu, pergerakan saham perusahaan yang berada di bawah kendali Prajogo Pangestu, juga sangat kencang. Dalam periode antara awal hingga pertengahan Maret 2025, PT Kreasi Jasa Persada melakukan serangkaian transaksi pembelian saham PTRO yang mencatatkan angka yang cukup besar.

    Pada 18 dan 19 Maret 2025, PT Kreasi Jasa Persada membeli 15.197.600 lembar saham PTRO dengan harga per saham berkisar antara Rp2.393,7 hingga Rp2.540,55. Pembelian saham ini merupakan bagian dari rangkaian akumulasi saham yang dimulai lebih awal pada 12 dan 14 Maret 2025, ketika perusahaan ini membeli sebanyak 105.223.100 lembar saham dengan harga Rp2.947,33 per saham.

    Lebih lanjut, sebelum pembelian tersebut, PT Kreasi Jasa Persada juga telah membeli saham PTRO pada 6 dan 7 Maret 2025, sebanyak 48.545.800 lembar saham dengan harga Rp3.306,84 per saham. Bahkan, pada 4 dan 5 Maret 2025, perusahaan ini lebih dulu membeli 39.718.000 lembar saham dengan harga Rp3.030,66 per saham.

    Pencapaian terbesar dalam transaksi ini terjadi pada 17 Maret 2025, saat PT Kreasi Jasa Persada membeli saham dalam jumlah terbesar, yakni 72.104.600 lembar saham dengan harga yang bervariasi antara Rp2.815,1 hingga Rp3.500 per saham.

    Setelah serangkaian pembelian tersebut, total kepemilikan saham PT Kreasi Jasa Persada di PTRO kini mencapai 4.476.683.000 lembar saham, yang setara dengan 44,385 persen dari total saham yang beredar. 

    Dengan meningkatnya porsi kepemilikan ini, PT Kreasi Jasa Persada semakin memperkuat kendali mereka atas PTRO, yang bertujuan untuk memperkuat posisi mereka dalam investasi jangka panjang di perusahaan tambang ini.

    Kontrak Rp16 Triliun

    Tidak hanya ditampung pengendali, kabar baiknya Petrosea berhasil menandatangani mega kontrak dengan PT Vale Indonesia Tbk. (INCO). Perjanjian yang ditandatangani pada 8 April 2025 ini mengatur tentang pemberian layanan pertambangan dan transportasi material nikel dari Blok Bahodopi 2 & 3 yang akan dikelola oleh Petrosea. 

    Perjanjian ini memiliki durasi 10 tahun dan diperkirakan akan bernilai sekitar Rp16 triliun. Ini adalah salah satu kontrak besar yang memperkuat posisi Petrosea di industri pertambangan Indonesia.

    Langkah ini merupakan bagian dari strategi jangka panjang Petrosea untuk terus meningkatkan penciptaan nilai dan memperluas portofolio layanan mereka. Dengan perolehan kontrak besar ini, Petrosea tidak hanya memperkuat kapasitas operasionalnya tetapi juga memperlihatkan kemampuannya untuk menyediakan solusi pertambangan yang dapat diandalkan oleh perusahaan-perusahaan besar seperti PT Vale Indonesia Tbk. 

    Yang menarik, perjanjian ini tidak melibatkan hubungan afiliasi antara kedua perusahaan, menandakan adanya kemitraan bisnis yang profesional dan terstruktur dengan baik.

    Manajemen Petrosea mengungkapkan bahwa kontrak ini memberikan dampak positif bagi kelangsungan usaha perusahaan ke depan. Keberhasilan dalam meraih kontrak sebesar ini diharapkan akan meningkatkan kinerja keuangan dan operasional Petrosea, membuka peluang baru dalam sektor pertambangan yang semakin berkembang. (*)

    Disclaimer:
    Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Syahrianto

    Jurnalis ekonomi yang telah berkarier sejak 2019 dan memperoleh sertifikasi Wartawan Muda dari Dewan Pers pada 2021. Sejak 2024, mulai memfokuskan diri sebagai jurnalis pasar modal.

    Saat ini, bertanggung jawab atas rubrik "Market Hari Ini" di Kabarbursa.com, menyajikan laporan terkini, analisis berbasis data, serta insight tentang pergerakan pasar saham di Indonesia.

    Dengan lebih dari satu tahun secara khusus meliput dan menganalisis isu-isu pasar modal, secara konsisten menghasilkan tulisan premium (premium content) yang menawarkan perspektif kedua (second opinion) strategis bagi investor.

    Sebagai seorang jurnalis yang berkomitmen pada akurasi, transparansi, dan kualitas informasi, saya terus mengedepankan standar tinggi dalam jurnalisme ekonomi dan pasar modal.