KABARBURSA.COM - PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGE) dengan kode saham PGEO, melakukan kolaborasi lintas sektor guna memperkuat pengembangan panas bumi di ajang Indonesia International Geothermal Convention & Exhibition (IIGCE) 2024.
Direktur Utama PGE, Julfi Hadi, mengatakan bahwa kesuksesan dalam pengembangan energi panas bumi sangat bergantung pada kolaborasi dengan pemangku kepentingan serta inovasi teknologi yang tepat. Menurutnya, PGE sebagai main engine pengembangan sektor panas bumi berkomitmen untuk bersinergi dengan berbagai pihak.
"Melalui kolaborasi dan teknologi terkini, kita dapat memaksimalkan potensi energi panas bumi Indonesia, menjawab tantangan global menuju energi bersih dan ramah lingkungan," ujar Julfi Hadi dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia, Senin, 23 September 2024.
Dia menambahkan, selain untuk mendorong akselerasi pengembangan energi panas bumi, kolaborasi antar pemangku kepentingan yang dilakukan PGE ini merupakan langkah strategis untuk menciptakan sumber pendapatan baru
(new revenue stream).
Berbagai inisiatif ini juga memperkuat peran PGE dalam menciptakan dampak positif di seluruh ekosistem panas bumi yang melampaui sekadar ketenagalistrikan (beyond electricity)
Pada hari pertama IIGCE 2024 yang berlangsung 18 September lalu, perusahaan dengan kode saham PGEO ini menandatangani dua kerja sama strategis terkait pengembangan proyek panas bumi. Di antaranya, Consortium Agreement of Co-generation Cooperation antara PGE dan PT PLN Indonesia Power.
Kolaborasi ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas yang ada di beberapa pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) PGE melalui proses co- generation, yang berpotensi menambah kapasitas mencapai 230 MW.
Tahap awal kerja sama co-generation akan menambah kapasitas sebesar 45 MW, yaitu di PLTP Lahendong Binary Unit (15 MW) dan PLTP Ulubelu Binary Unit (30 MW) dengan investasi USD 165 juta.
Pada hari kedua IIGCE 2024, PGE juga menandatangani sejumlah kerja sama untuk menciptakan ekosistem manufaktur, jasa, dan teknologi terdepan di industri panas bumi.
Hal tersebut sejalan dengan komitmen PGE dalam mendorong inovasi dan meningkatkan tingkat kandungan dalam negeri di industri panas bumi melalui manufaktur lokal komponen utama dan juga jasa pemeliharaan, rekayasa, konstruksi, dan operasi PLTP.
PGE (PGEO) Fokus di Potensi Panas Bumi
Sebelumnya, PGE juga tengah fokus pada pembangunan ekonomi hijau dengan berpartisipasi aktif di Indonesia International Sustainability Forum (ISF) 2024.
Dalam partisipasinya, perusahan dengan kode saham PGEO ini menyatakan kesiapan percepatan pengembangan energi panas bumi sebagai tulang punggung transisi energi nasional yang merupakan bagian dari upaya dekarbonisasi.
Direktur Utama PGE Julfi Hadijuga, mengatakan PGE memiliki kapasitas untuk mengembangkan energi panas bumi, terutama dengan pengalaman puluhan tahun mengelola Wilayah Kerja Panas Bumi (WKP) dengan kapasitas terpasang operasi sendiri sebesar 672,5 MW dengan target peningkatan menjadi 1 GW dalam dua tahun ke depan.
Menurut dia, PGE bisa menjadi penggerak dan pemimpin karena kami memiliki kapasitas dan potensi cadangan yang besar untuk dikembangkan.
“Melalui kolaborasi erat antara PGE dan pengembang industri panas bumi lainnya, kami percaya dapat membawa perubahan paradigma dalam pengembangan proyek panas bumi, meningkatkan investasi, serta mempromosikan talenta lokal,” kata dia dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat, 6 September 2024.
Selain itu, kata dia, dukungan pemerintah sangat krusial untuk membuka ekosistem secara keseluruhan dalam mengoptimalkan potensi panas bumi di Indonesia.
PGE memiliki potensi cadangan panas bumi sekitar 3 GW di 10 WKP yang dikelola sendiri, termasuk lebih dari 1 GW yang sudah terbukti. Potensi ini menjadikan PGE sebagai salah satu pemain utama dalam sektor energi terbarukan di Indonesia.
Dalam upaya memaksimalkan potensi cadangan panas bumi yang dimiliki, PGE menjalin berbagai kemitraan strategis untuk eksplorasi sumber daya, mempromosikan lokalisasi teknologi, serta mengembangkan manufaktur lokal bersama sejumlah pelaku industri guna memajukan potensi panas bumi Indonesia.
Kinerja Saham PGEO
Harga saham PGEO mengalami kenaikan sebesar 10 poin (+0.90 persen), menunjukkan tren positif dalam perdagangan. Harga tertinggi mencapai 1,130 dan harga terendah 1,120, yang menunjukkan pergerakan dalam rentang yang sempit.
Volume transaksi mencapai 43.000 lot, yang cukup besar, dan nilai transaksi sebesar Rp4,8 miliar menunjukkan likuiditas yang baik pada saham ini. Ini juga mengindikasikan minat investor yang tinggi pada saham PGEO, sehingga bisa jadi saham ini sedang berada dalam fase akumulasi.
ARA (1,390) adalah batas maksimal kenaikan harga harian, dan ARB (840) adalah batas maksimal penurunan harga harian. Dengan harga saat ini di 1,125, saham masih berada cukup jauh dari batas maksimal, yang berarti volatilitas saham ini berada dalam level yang wajar.
Saham PGEO menunjukkan tren positif dengan kenaikan kecil. Dengan likuiditas yang baik (volume dan nilai transaksi tinggi), saham ini cukup menarik bagi investor yang mencari kestabilan dalam pergerakan harga.
Jika volume transaksi terus tinggi, ada potensi kenaikan lebih lanjut, terutama jika harga mendekati batas ARA di 1,390. Namun, perlu diwaspadai juga potensi konsolidasi atau koreksi kecil, mengingat kenaikan yang masih moderat.(*)