KABARBURSA.COM – Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 resmi berakhir, dengan hanya hasil satu putaran pasangan 02 Prabowo Subianto – Gibran Rakabuming Raka keluar menjadi pemenang. Namun hal tersebut memberikan dampak positif sekaligus negatif kepada sektor ekonomi Indonesia.
Chief Economist Citi Indonesia, Helmi Arman, menjelaskan bahwa pemilu yang hanya berjalan 1 putaran ini membawa efek positif dan negatif bagi ekonomi negara.
“Dengan selesainya pemilu 1 putaran, stimulus berupa belanja kampanye berakhir lebih cepat dibandingkan apabila pemilu dijalankan 2 putaran. Namun efek positifnya adalah ketidakpastian politik juga berakhir lebih cepat,” terang Helmi pada acara Pemaparan Kinerja Citi Indonesia Tahun 2023, Sabtu 6 April 2024.
Selain itu,kampanye pemerintahan pasangan 02 juga menekankan keberlanjutan dari pemerintahan sebelumnya. Ini membuat arah kebijakan yang dibawa Prabowo-Gibran menjadi lebih jelas.
Namun disisi lain, Helmi menambahkan perilaku investor tidak akan dipengaruhi oleh sengketa pemilu.
“Apakah sengketa pemilu akan mempengaruhi (sikap) investor asing? Saya rasa tidak. Karena, sengketa pemilu itu bukan hal yang aneh,” tutur Helmi.
Berbeda dengan Pilpres 2020 di Amerika Serikat (AS), pemilu di Indonesia Helmi menerangkan justru sengketa ini menunjukkan demokrasi Tanah Air yang sehat.
“Jadi, saya rasa ini bukanlah sesuatu hal yang luar biasa. Tetapi, justru merupakan fenomena yang normal dalam demokrasi yang sehat,” lanjutnya.
Bahkan beberapa Industri di Indonesia terus tumbuh, akan ada beberapa industri yang menjadi penopang perekonomian Indonesia pada 2024 ini. Di antaranya industri manufaktur, energi, dan konstruksi.
" Industri manufaktur, khususnya manufaktur logam berat, akan terus berkembang di tahun ini, pertumbuhan yang terjadi di industri ini disebabkan karena nilai ekspornya akan terus tumbuh dan meningkat, " terangnya.
Kalau 2-3 tahun lalu, Indonesia mulai mengekspor nikel dalam bentuk stainless steel dan nikel pig iron, selama 1-2 tahun terakhir nilainya sudah mulai meningkat lagi ke logam-logam yang kandungan nikelnya lebih tinggi, seperti nikel sulfat dan nikel matte.
Selain itu, industri energi juga berpotensi mengalami pertumbuhan. Ia memaparkan, sejak adanya perang Ukraina dan Rusia, banyak negara yang berbondong-bondong mencari pemasok energi baru. Indonesia berpotensi menjadi salah satu pemasok ini.
“ Dengan turunnya ketidakpastian politik, maka sektor lain seperti sektor non-properti juga bisa lebih menggeliat. Ini juga seharusnya bisa menopang sektor properti,” tutupnya