KABARBURSA.COM - Bursa Efek Indonesia (BEI) memaparkan data pertumbuhan pasar modal yang masih terhitung solid pada 2025 dengan berbagai aktivitasnya.
Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna mengatakan, hingga 28 Februari 2025, sebanyak 8 perusahaan telah mencatatkan sahamnya di BEI, dengan total dana yang dihimpun mencapai Rp3,70 triliun.
"Saat ini, terdapat 24 perusahaan dalam pipeline pencatatan saham, dengan mayoritas berasal dari sektor consumer non-cyclicals, industrials, dan healthcare," kata I Gede Nyoman melalui data tertulis, dikutip Minggu, 2 Maret 2025.
Nyoman menyebut, dominasi perusahaan yang tercatat merupakan skala besar.
Merujuk pada Peraturan OJK (POJK) Nomor 53/POJK.04/2017, mayoritas perusahaan dalam pipeline pencatatan saham adalah perusahaan skala besar, dengan aset di atas Rp250 miliar. Rinciannya, 23 perusahaan berada dalam kategori ini, sementara 1 perusahaan tergolong skala menengah dengan aset antara Rp50 miliar hingga Rp250 miliar.
Berdasarkan sektor, perusahaan yang sedang dalam proses pencatatan saham terbanyak berasal dari sektor consumer non-cyclicals sebanyak 7 perusahaan, diikuti sektor industrials sebanyak 4 perusahaan, dan basic materials sebanyak 3 perusahaan. Adapun sektor technology, infrastructures, dan properties & real estate belum memiliki perusahaan yang berada dalam pipeline pencatatan saham BEI tahun ini.
Penerbitan Obligasi Capai Rp21,2 Triliun
Selain pencatatan saham, pasar obligasi juga menunjukkan aktivitas yang cukup tinggi. Hingga Februari 2025, telah diterbitkan 18 emisi dari 15 penerbit efek bersifat utang dan sukuk (EBUS) dengan total dana yang dihimpun mencapai Rp21,2 triliun.
Ke depan, BEI masih memiliki 20 emisi dari 16 penerbit EBUS yang sedang berada dalam pipeline. Dari sisi sektor, penerbitan obligasi didominasi oleh sektor financials sebanyak 7 perusahaan, disusul oleh energy dan basic materials masing-masing dengan 3 perusahaan.
Rights issue Masih Didominasi Sektor Basic Materials
Sementara itu, dari sisi aksi korporasi, dua perusahaan telah menerbitkan rights issue dengan total nilai Rp0,47 triliun hingga Februari 2025. Saat ini, terdapat 6 perusahaan dalam pipeline rights issue, dengan sektor basic materials sebagai yang terbanyak yakni 3 perusahaan, diikuti oleh healthcare 2 perusahaan dan transportation & logistic 1 perusahaan.
Pipeline pencatatan saham, obligasi, dan rights issue tahun ini diklaim mencerminkan minat yang kuat dari pelaku usaha untuk memanfaatkan pasar modal sebagai sumber pendanaan.
Melihat tren yang positif, terutama dari sektor-sektor yang memiliki fundamental kuat seperti consumer non-cyclicals dan financials. Menunjukkan kepercayaan perusahaan terhadap prospek ekonomi Indonesia di tengah dinamika global.
Lebih lanjut, ia menambahkan bahwa BEI terus mendorong perusahaan dari berbagai sektor untuk memanfaatkan pasar modal guna memperkuat struktur permodalan dan ekspansi bisnis.
Dengan pipeline yang cukup besar di berbagai instrumen pasar modal, prospek pasar modal Indonesia di 2025 diperkirakan akan tetap solid, didukung oleh fundamental ekonomi yang stabil dan kebijakan pemerintah yang pro-investasi.(*)