KABARBURSA.COM - Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Tengah, Nana Sudjana, melakukan kunjungan kerja ke dua perusahaan besar di wilayahnya, yaitu PT Sido Muncul di Kabupaten Semarang dan PT Selalu Cinta Indonesia (SCI) di Kota Salatiga.
Kunjungan ini dilaksanakan sebagai bagian dari upaya pemerintah provinsi untuk memantau perkembangan industri dan ketenagakerjaan di Jawa Tengah.
Menurut keterangan yang disampaikan oleh Nana, kedua perusahaan tersebut menunjukkan perkembangan yang sangat positif.
PT Sido Muncul, yang dikenal dengan produk herbalnya, telah berhasil menembus pasar ekspor di 25 negara. Sedangkan PT SCI, yang memproduksi alas kaki, mampu mengekspor produknya ke 60 negara.
Nana mengapresiasi upaya kedua perusahaan dalam memperluas pasar mereka ke luar negeri, yang menunjukkan daya saing produk lokal di kancah internasional.
Dengan ekspansi pasar yang luas, kebutuhan tenaga kerja di kedua perusahaan ini juga sangat tinggi. Saat ini, PT Sido Muncul mempekerjakan hampir 3.500 orang karyawan, sementara PT SCI memberikan pekerjaan kepada sekitar 18.500 orang karyawan.
Hal ini tidak hanya berkontribusi terhadap pengurangan angka pengangguran di Jawa Tengah, tetapi juga meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui penciptaan lapangan kerja.
Nana juga menyoroti kesejahteraan karyawan sebagai faktor penting yang diperhatikan oleh kedua perusahaan. PT Sido Muncul dan PT SCI memberikan gaji yang lebih tinggi dari Upah Minimum Kabupaten/Kota (UMK) di daerah masing-masing.
Selain itu, kedua perusahaan ini juga sangat memperhatikan kondisi kesehatan dan keselamatan kerja para karyawannya. Mereka menyediakan fasilitas dan program yang mendukung kesejahteraan karyawan, seperti asuransi kesehatan, pelatihan keselamatan kerja, dan lingkungan kerja yang aman.
“Ini menunjukkan bahwa perusahaan tersebut sehat, karena memberikan perhatian betul kepada karyawannya,” ujar Nana, Kamis, 4 Juli 2024.
Menurutnya, perusahaan yang memperhatikan kesejahteraan karyawan cenderung memiliki kinerja yang baik dan berkelanjutan.
Dalam kunjungan tersebut, Nana juga berkesempatan untuk berdialog dengan manajemen dan karyawan kedua perusahaan. Ia mendengar langsung aspirasi dan masukan dari para pekerja, serta memberikan motivasi agar terus bekerja dengan semangat dan dedikasi.
Nana menegaskan komitmen pemerintah provinsi untuk mendukung pertumbuhan industri di Jawa Tengah melalui berbagai kebijakan yang pro investasi dan pro tenaga kerja.
Dia berharap, keberhasilan PT Sido Muncul dan PT SCI dapat menjadi contoh bagi perusahaan lainnya di Jawa Tengah. Ia mendorong lebih banyak investasi di daerah ini, baik dari dalam negeri maupun luar negeri.
Kata Nana lagi, Pemprov Jawa Tengah akan terus berupaya menciptakan iklim usaha yang kondusif, dengan menyediakan infrastruktur yang memadai, kemudahan perizinan, dan jaminan keamanan bagi para investor.
“Kami akan terus menjaga iklim usaha yang nyaman, baik untuk investor maupun tenaga kerja. Dengan demikian, diharapkan akan lebih banyak perusahaan yang menanamkan investasinya di Jawa Tengah, yang pada akhirnya akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat,” ujar Nana.
Kunjungan ini tidak hanya sebagai bentuk pengawasan, tetapi juga sebagai dukungan nyata dari Pemerintah Provinsi kepada industri-industri di Jawa Tengah.
Dengan sinergi antara pemerintah dan dunia usaha, diharapkan Jawa Tengah dapat terus berkembang menjadi salah satu pusat industri yang kuat dan kompetitif di Indonesia.
Nilai Ekspor dan Impor Jateng Mei 2024 Naik Signifikan
Menurut data yang dirilis oleh BPS Jateng pada 1 Juli 2024, nilai ekspor Provinsi Jawa Tengah pada Mei 2024 tercatat sebesar USD966,58 juta.
Angka ini menunjukkan peningkatan sebesar 29,18 persen dibandingkan dengan nilai ekspor pada April 2024. Jika dibandingkan dengan nilai ekspor pada Mei 2023, terjadi peningkatan sebesar 1,16 persen.
Peningkatan ekspor pada Mei 2024 dibandingkan dengan April 2024 disebabkan oleh meningkatnya ekspor migas dan nonmigas. Ekspor migas mengalami kenaikan sebesar 59,57 persen, dari USD31,66 juta pada April menjadi USD50,52 juta pada Mei. Sementara itu, ekspor nonmigas meningkat sebesar 27,84 persen, dari USD716,56 juta pada April menjadi USD916,06 juta pada Mei.
Peningkatan ekspor migas terutama disebabkan oleh naiknya ekspor hasil minyak. Pada bulan yang sama, tidak ada ekspor gas, gas alam, dan minyak mentah.
Peningkatan terbesar nilai ekspor non migas pada Mei 2024 dibandingkan April 2024 terjadi pada sepuluh komoditas utama, salah satunya adalah komoditas pakaian dan aksesorinya (rajutan) yang naik sebesar USD32,62 juta atau 35,29 persen.
Komoditas ini memberikan kontribusi sebesar 12,83 persen terhadap total ekspor non migas pada periode Januari-Mei 2024.
Negara tujuan ekspor nonmigas terbesar pada Mei 2024 adalah Amerika Serikat (AS) dengan nilai ekspor sebesar USD359,56 juta, diikuti oleh Jepang sebesar USD77,72 juta, dan Tiongkok sebesar USD55,49 juta.
Ketiga negara ini menyumbang 55,84 persen dari total ekspor nonmigas selama Januari-Mei 2024.
Sementara itu, nilai impor Jateng pada Mei 2024 mencapai USD1.307,49 juta, naik sebesar 23,52 persen dibandingkan dengan nilai impor pada April 2024. Namun, jika dibandingkan dengan nilai impor pada Mei 2023, terjadi penurunan sebesar 17,92 persen.
Peningkatan nilai impor Jateng pada Mei 2024 sebesar USD249,00 juta atau 23,52 persen dibandingkan dengan April 2024 disebabkan oleh meningkatnya impor nonmigas sebesar USD218,84 juta atau 44,90 persen, sementara impor migas mengalami peningkatan sebesar USD30,16 juta atau 5,28 persen.
Peningkatan impor migas dipicu oleh naiknya impor minyak mentah sebesar USD30,19 juta atau 6,69 persen.
Jika dibandingkan dengan Mei 2023, nilai impor Jateng pada Mei 2024 mengalami penurunan sebesar USD285,54 juta atau 17,92 persen. Penurunan ini terjadi karena turunnya impor migas sebesar USD269,28 juta atau 30,93 persen, dan impor nonmigas turun sebesar USD16,26 juta atau 2,25 persen.
Penurunan impor migas terutama disebabkan oleh turunnya impor minyak mentah sebesar USD247,18 juta atau 33,92 persen, dan hasil minyak sebesar USD22,10 juta atau 15,57 persen.
Pada Mei 2024, nilai impor nonmigas mencapai USD706,20 juta, naik sebesar USD218,84 juta atau 44,90 persen dibandingkan dengan April 2024.
Peningkatan terbesar pada golongan komoditas utama terjadi pada serealia, yang naik sebesar USD34,66 juta atau 86,30 persen.
Komoditas lain yang juga mengalami peningkatan adalah plastik dan barang dari plastik, mesin dan peralatan mekanis serta bagiannya, kendaraan dan bagiannya, mesin dan perlengkapan elektrik serta bagiannya, kain rajutan, kapas, bahan kimia organik, dan filamen buatan. Hanya komoditas biji dan buah mengandung minyak yang mengalami penurunan sebesar USD3,92 juta atau 12,98 persen.
Negara pemasok barang impor nonmigas terbesar pada Mei 2024 adalah Tiongkok dengan nilai impor sebesar USD364,61 juta, diikuti oleh Amerika Serikat sebesar USD46,69 juta, dan Thailand sebesar USD30,61 juta.
Neraca perdagangan Jawa Tengah pada Mei 2024 mengalami defisit sebesar USD340,91 juta. Neraca perdagangan migas defisit sebesar USD550,77 juta, sementara neraca perdagangan nonmigas mencatat surplus sebesar USD209,86 juta. (bay/*)
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.