Logo
>

Potensi Dividen WIFI 2025, Berapa Nilainya?

WIFI membukukan lonjakan laba bersih menjadi Rp229 miliar pada 2024. Investor menanti sinyal kenaikan dividen dalam RUPS 12 Juni 2025.

Ditulis oleh Syahrianto
Potensi Dividen WIFI 2025, Berapa Nilainya?
Ilustrasi: saham emiten WIFI. (Foto: Dok. Surge)

KABARBURSA.COM - PT Solusi Sinergi Digital Tbk atau WIFI mencetak lonjakan laba bersih sepanjang tahun buku 2024. 

Berdasarkan laporan keuangan konsolidasian yang telah diaudit, perusahaan membukukan laba bersih sebesar Rp229,28 miliar. Nilai tersebut melonjak lebih dari tiga kali lipat dibanding laba bersih tahun sebelumnya yang hanya mencapai Rp58,54 miliar.

Kinerja keuangan yang solid tersebut menjadi dasar bagi investor untuk menakar kemungkinan pembagian dividen tunai yang lebih besar tahun ini. Pasalnya, emiten penyedia layanan infrastruktur jaringan ini telah memulai tradisi pembagian dividen pada tahun lalu. 

WIFI pertama kali membagikan dividen tunai pada tahun lalu, untuk tahun buku 2023. Jumlah yang dibagikan tergolong kecil, yakni Rp2,5 miliar dari total laba bersih Rp58,54 miliar, atau setara 4,3 persen dari laba bersih yang dihasilkan. 

Jika dihitung terhadap seluruh saham yang beredar, para investor menerima dividen Rp1,06 per lembar saham.

Dividen tersebut ditetapkan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPS) yang digelar pada 6 Juni 2024. Selain dividen, perusahaan juga mengalokasikan Rp3 miliar dari laba bersih sebagai dana cadangan wajib. Sisanya, sebesar Rp52,75 miliar atau 93 persen, dimasukkan ke dalam saldo laba ditahan yang tidak dibatasi penggunaannya.

Dari sisi distribusi teknis, perusahaan juga telah menetapkan jadwal resmi. Ex dividen pasar reguler dan negosiasi jatuh pada 19 Juni 2024, dengan pembayaran dividen tunai dilakukan pada 5 Juli 2024. Langkah ini menandai komitmen awal manajemen dalam berbagi laba kepada pemegang saham, meski dalam jumlah terbatas.

Berdasarkan harga saham WIFI saat cum date di 14 Juni 2024 yang berada di level Rp2.100 per saham, maka yield dividen WIFI 2023 yang dihasilkan hanya sekitar 0,05 persen. 

Menyelisik Laba Ditahan dan Modal WIFI

Pertumbuhan laba bersih WIFI sepanjang 2024 tidak hanya memperbesar potensi dividen, tetapi juga memperkuat struktur modal internal. 

Berdasarkan laporan keuangan konsolidasian, saldo laba ditahan yang belum ditentukan penggunaannya mencapai Rp402,29 miliar per 31 Desember 2024. Jumlah tersebut melonjak dari Rp173,19 miliar pada tahun sebelumnya, setelah dikurangi distribusi dividen dan alokasi dana cadangan .

Kenaikan tersebut mencerminkan besarnya ruang yang tersedia bagi manajemen untuk membagikan dividen yang lebih besar kepada pemegang saham. 

Dengan mempertahankan porsi signifikan dari laba tahun sebelumnya sebagai laba ditahan, perusahaan memiliki fleksibilitas finansial untuk mendukung kebijakan pembagian laba maupun ekspansi jangka panjang.

Dari sisi total ekuitas, posisi perseroan juga mengalami penguatan. Per akhir 2024, ekuitas tercatat sebesar Rp969,84 miliar, naik dari Rp742,65 miliar pada tahun sebelumnya. 

Pertumbuhan ini menunjukkan struktur permodalan yang semakin sehat dan memperkuat sinyal ke pasar bahwa perseroan memiliki kapasitas untuk mengembalikan sebagian keuntungan kepada pemilik saham tanpa mengganggu strategi investasi.

Kepentingan Pemegang Saham WIFI dan Sinyal RUPS Selanjutnya

Lonjakan laba bersih dan perbaikan arus kas operasional memberi sinyal bahwa Solusi Sinergi Digital memiliki ruang lebih besar untuk membagikan dividen kepada pemegang saham. 

Namun, keputusan pembagian laba tetap berada di tangan pemegang saham dan manajemen dalam RUPS Tahunan, yang akan digelar pada 12 Juni 2025.

Agenda resmi RUPS tersebut memang mencantumkan penetapan penggunaan laba tahun buku 2024, namun belum dijelaskan secara rinci apakah pembagian dividen tunai akan menjadi bagian dari keputusan. 

Mengingat kebijakan tahun sebelumnya yang sangat konservatif, investor kini menunggu sinyal dari manajemen apakah akan ada perubahan pendekatan pada tahun ini.

Masuknya investor strategis seperti NTT e-Asia ke anak usaha IJE juga memperkuat modal kerja jangka menengah. Namun hal ini juga berarti prioritas alokasi dana perusahaan bisa tetap difokuskan pada penguatan infrastruktur digital dan ekspansi bisnis, ketimbang pembagian keuntungan dalam bentuk dividen besar.

Dengan segala perkembangan tersebut, para pemegang saham kini menantikan arah kebijakan dividen tahun buku 2024. (*)

Disclaimer:
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

Gabung Sekarang

Jurnalis

Syahrianto

Jurnalis ekonomi yang telah berkarier sejak 2019 dan memperoleh sertifikasi Wartawan Muda dari Dewan Pers pada 2021. Sejak 2024, mulai memfokuskan diri sebagai jurnalis pasar modal.

Saat ini, bertanggung jawab atas rubrik "Market Hari Ini" di Kabarbursa.com, menyajikan laporan terkini, analisis berbasis data, serta insight tentang pergerakan pasar saham di Indonesia.

Dengan lebih dari satu tahun secara khusus meliput dan menganalisis isu-isu pasar modal, secara konsisten menghasilkan tulisan premium (premium content) yang menawarkan perspektif kedua (second opinion) strategis bagi investor.

Sebagai seorang jurnalis yang berkomitmen pada akurasi, transparansi, dan kualitas informasi, saya terus mengedepankan standar tinggi dalam jurnalisme ekonomi dan pasar modal.