KABARBURSA.COM - Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia membagikan enam hasil kajian mengenai transisi energi untuk mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia. Temuan itu antara lain soal industri mineral dan Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB).
Manajer Transisi Energi CORE Indonesia Stania Puspawardhani mengungkapkan hilirisasi industri mineral dapat menjadi langkah menuju transisi energi. Alasannya, berpotensi memberikan dampak positif terhadap perekonomian Indonesia.
"Karena infrastruktur energi terbarukan di Indonesia belum sepenuhnya berkembang sehingga menjadi tantangan bagi adopsi sumber energi terbarukan dalam sektor industri," kata Stania di Jakarta, Kamis, 14 Maret 2024.
Salah satu mineral yang dapat dimanfaatkan ialah nikel. CORE Indonesia menilai, praktik hilirisasi industri mineral perlu memperhatikan aspek lingkungan, sosial, dan tata kelola (LST).
"Pasalnya pertumbuhan industri saja tidak serta Merta menuntaskan kemiskinan," tuturnya.
Stania melanjutkan, pada gilirannya sektor hulu mineral dengan industri KBLBB memiliki kaitan. Terdapat temuan penting pada hal ini antara lain Indonesia berpeluang menguasai rantai nilai kendaraan listrik (electric vehicle/EV) global.
"Selain itu rantai pasok KBLBB Indonesia perlu dikembangkan dalam industri antara lain battery precusor dan EV battery. Namun peta jalan pengembangan KBLBB perlu dikembangkan hingga produk jadi," paparnya.
Setelah Indonesia mampu memanfaatkan peluang tersebut, KBLBB berpotensi memiliki dampak terhadap ekonomi dan keuangan daerah. Alasannya, dari sektor tenaga kerja industri ini dapat mendisrupsi pasar tenaga kerja, sedangkan dari sektor ekonomi, KBLBB berpotensi menggerus ruang fiskal pemerintah pusat dan daerah.
Adapun adopsi KBLBB di daerah masih dihadapkan pada berbagai tantangan jika mengacu Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 7 Tahun 2022, seperti mahalnya biaya pengadaan dan terbatasnya ketersediaan infrastruktur pendukung. Selain itu tidak semua pemerintah daerah dapat mengimplementasikan opsi tersebut.
Dalam temuan berikutnya oleh CORE Indonesia, Stania menjelaskan mengenai dampak terhadap ketahanan energi. Salah satunya, mengenai porsi kontribusi adopsi KBLBB terhadap ketahanan energi.
"Di sektor transportasi hanya 8,04 persen, sektor energi 0,65 persen," terang dia.
Artinya, potensi sumber daya mineral antara lain nikel untuk KBLBB sebetulnya memberi peluang pemerintah meningkatkan nilai tambah yang berdampak terhadap perekonomian nasional.
Sayangnya, potensi itu belum dapat dimanfaatkan secara maksimal karena adanya sejumlah hambatan. Setidaknya, temuan-temuan itu dapat menjadi bahan evaluasi pemerintah dan menjadi peluang industri besar di masa mendatang. (ari/adi)