KABARBURSA.COM - Presiden Prabowo Subianto memberikan arahan baru terkait desain kompleks yudikatif dan legislatif di Ibu Kota Nusantara (IKN). Instruksi tersebut mencakup studi banding ke tiga negara, yakni Mesir, Turki, dan India, guna mendapatkan inspirasi desain yang sesuai dengan karakter Indonesia.
Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody Hanggodo mengungkapkan bahwa Presiden Prabowo ingin desain kawasan tersebut dikaji lebih mendalam sebelum dibangun.
“Rapat terakhir dengan Pak Prabowo mengatakan diminta studi banding ke seingat saya tiga negara deh Mesir, Turki dan India,” kata Dody saat ditemui di Kantor Kementerian PU, dikutip Sabtu 15 Februari 2025.
Tim yang ditunjuk akan bertugas merekonstruksi konsep desain berdasarkan referensi dari negara-negara tersebut sebelum akhirnya dipresentasikan kembali kepada Presiden Prabowo.
“Kantor-kantor legislatif dan yudikatifnya menurut beliau mungkin punya karakter yang mirip-mirip dengan Indonesia. Jadi dari situ kemudian tim akan merekonstruksikan gambarnya dan akan disampaikan ke Pak Prabowo lagi,” tuturnya.
Lebih lanjut, Dody menyebut bahwa Wakil Menteri PU Diana Kusumastuti, yang juga menjabat sebagai Ketua Tim Desain IKN, akan memberikan detail teknis terkait proyek ini.
“Ketua tim desainnya Bu Wamen,” ujarnya.
Anggaran Pembangunan Capai Rp15 Triliun
Sementara itu, Kepala Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) Basuki Hadimuljono menegaskan bahwa Presiden Prabowo telah menyetujui anggaran sebesar Rp15 triliun untuk membangun fasilitas dasar kompleks yudikatif dan legislatif di IKN. Angka ini mengalami peningkatan dari permintaan awal dalam Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) murni yang hanya mencapai Rp6,3 triliun.
“Untuk tahun pertama dalam menyelesaikan yudikatif dan legislatif dan pendukung lainnya, kami membutuhkan Rp8,1 triliun tambahan, sehingga pada 2025 ini akan ada sekitar Rp15 triliun di IKN,” ujar Basuki usai mengikuti rapat terbatas bersama Presiden Prabowo di Istana Merdeka, Jakarta, pada Selasa, 21 Januari 2025.
Tak hanya itu, Basuki juga menegaskan bahwa hingga 2029, kebutuhan anggaran pembangunan IKN diperkirakan mencapai Rp48,8 triliun. Targetnya, seluruh infrastruktur utama, termasuk sarana dan prasarana untuk lembaga yudikatif dan legislatif, dapat rampung pada 2028.
“Saya kira ini buat kami cukup karena sesuai dengan rencana kami, semua akan kami selesaikan pada 2—3 tahun ke depan dengan Rp48,8 triliun tadi,” pungkas Basuki.
Swasta dan BUMN Siap Masuk IKN
Sebelumnya, Basuki mengungkapkan bahwa selain pendanaan dari APBN, pembangunan di IKN juga akan mendapat suntikan dana dari investasi swasta murni dan BUMN sebesar Rp6,49 triliun pada periode 2025-2028.
“Selain itu kami juga memproses KPBU, ada 6 proyek Kerjasama Pemerintah dan Badan Usah (KPBU) unsolicited, totalnya ada Rp60,93 triliun,” ujar Basuki di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Kamis 13 Febuari 2025.
Beberapa proyek yang telah masuk dalam daftar investasi tersebut meliputi Universitas Negeri Surabaya, PT Makmur Berkah Hotel yang akan membangun hotel bintang lima, serta PT Citadel Group Indonesia dari Malaysia untuk pengembangan kawasan townhouse dan mixed-use. Selain itu, PT Vitka Delifood akan menghadirkan Rumah Makan Padang Sederhana di IKN, dan PT Puri Persada Lampung berinvestasi dalam pembangunan gedung perkantoran.
Selain investasi swasta dan BUMN, OIKN juga terus mendorong skema Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) untuk percepatan pembangunan di IKN. Saat ini, terdapat enam proyek KPBU unsolicited dengan total investasi mencapai Rp60,93 triliun.
Proyek-proyek KPBU tersebut melibatkan berbagai perusahaan, antara lain:
– PT Intiland Development Tbk: 109 unit rumah tapak dan 41 tower apartemen (Rp33 triliun)
– PT Nindya Karya: 8 tower apartemen (Rp2,6 triliun)
– PT Perintis Triniti Properti Tbk & Truba Group: 8 tower apartemen (Rp2,5 triliun)
– IJM-CHEC (Malaysia): 20 tower apartemen (Rp13,4 triliun)
– Maxim Global Berhad (Malaysia): 10 tower apartemen (Rp4,4 triliun)
– PT Ciputra Nusantara: 10 tower apartemen dan 20 unit rumah tapak (Rp5 triliun)
Selain proyek yang telah berjalan, OIKN juga tengah menyiapkan tujuh proyek KPBU unsolicited lainnya yang masih dalam tahap studi kelayakan.
Tak hanya sektor perumahan, infrastruktur dasar juga menjadi fokus utama. Saat ini, OIKN memproses tujuh proyek KPBU untuk pembangunan jalan dan multi-utility tunnel (MUT) dengan total panjang 138,6 km.
Di sektor energi, Abu Dhabi Future Energy Company PJSC-Masdar akan membangun Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) berkapasitas 200 MW dengan nilai investasi mencapai USD 300 juta.
Dengan masuknya berbagai investasi swasta dan KPBU, pembangunan IKN diharapkan semakin cepat terealisasi dan mampu menjadi pusat pertumbuhan ekonomi baru di Indonesia. (*)