KABARBURSA.COM - Pada perdagangan hari ini, Jumat 19 April 2024, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpotensi mengalami pelemahan, dipengaruhi oleh data klaim pengajuan awal tunjangan pengangguran di Amerika Serikat yang tetap rendah, yang menimbulkan sentimen "Higher for Longer" terhadap tingkat suku bunga acuan saat ini.
Bahkan, Gubernur Federal Reserve Minneapolis, Neel Kashkari, menyatakan bahwa kemungkinan besar suku bunga acuan The Fed akan dipertahankan sepanjang tahun ini, terutama jika data-data ekonomi AS tetap solid.
Pada perdagangan kemarin, Kamis 18 April 2024, IHSG mengalami kenaikan sebesar 35,97 poin atau 0,5 persen, dan menutup perdagangan pada level 7.166.
Secara teknikal, IHSG masih memiliki potensi untuk mengalami pelemahan, mengikuti arah indeks global, dengan target koreksi terdekat menuju 7.135 yang semakin mendekati Moving Average-200 (MA-200) nya pada level 7.050, yang juga merupakan level support terkuat.
Sementara itu, trendline indicator sebelumnya yang sebelumnya berhasil ditembus, kini menjadi resistance terdekat IHSG pada level 7.200, dan resistance selanjutnya terletak pada level 7.250 yang tercermin pada time frame daily.
Sentimen pada perdagangan hari ini utamanya datang dari global. Pasar global makin terpukul imbas terpangkasnya ekspektasi pelonggaran Bank Sentral Amerika Serikat (Federal Reserve/The Fed) tahun ini menyusul serangkaian komentar Hawkish dari para pejabat dan data yang mengindikasikan ekonomi Negeri Paman Sam yang kuat.
Sebagai analisis, VIX Index–sebuah indeks acuan volatilitas pasar tercatat melonjak naik ke level tertinggi minggu ini dalam lebih dari lima bulan belakangan, mengindikasikan sikap pasar yang terkejut akan pernyataan tersebut.
Gubernur Federal Reserve Bank of New York, John Williams mengatakan, bahwa tidak perlu terburu-buru untuk menurunkan suku bunga dan data ekonomi akan menentukan waktunya.
Williams mengatakan bahwa kebijakan moneter berada di "Tempat yang baik." Ketika ditanya tentang kemungkinan menaikkan biaya pinjaman, Williams mengatakan hal itu bukanlah ekspektasi awal, tetapi menambahkan bahwa hal itu mungkin saja terjadi jika data ekonomi mendukung untuk mencapai target inflasi The Fed.
Di sisi yang berseberangan dengan target tersebut, data Departemen Tenaga Kerja yang dirilis pada Kamis, jumlah klaim atau pengajuan awal tunjangan pengangguran bertahan di angka 212.000 untuk pekan 13 April. Sedangkan, perkiraan median diperkirakan mencapai angka 215.000.
Klaim berkelanjutan, yang menunjukkan perkiraan jumlah orang yang menerima tunjangan pengangguran, juga sedikit berubah di angka 1,81 juta pada pekan 6 April.
Data tersebut menggambarkan pasar kerja AS tetap tangguh secara mengejutkan meskipun suku bunga berada di level tinggi. Gubernur Federal Reserve Jerome Powell pada Selasa mengisyaratkan kekuatan berkelanjutan di pasar tenaga kerja dan kurangnya kemajuan dalam pengendalian inflasi dapat menyebabkan pembuat kebijakan mempertahankan suku bunga tinggi untuk jangka waktu yang lebih lama.
Bahkan Gubernur The Fed Minneapolis Neel Kashkari menilai, bukan tidak mungkin suku bunga acuan Federal Fund Rate akan dipertahankan sepanjang tahun ini terutama apabila data inflasi tidak memperlihatkan terjadinya penurunan.
Sebelumnya, Gubernur The Fed Bank of Cleveland Loretta Mester memberi pernyataan yang seolah-olah memberi sinyal agar para pelaku pasar bersiap apabila tahun ini pemangkasan suku bunga acuan Bank Sentral Amerika Serikat mungkin tidak akan sesuai seperti harapan sebelumnya.
Tim Research Phillip Sekuritas memaparkan, pasar saham di Asia, juga IHSG, mengalami turbulensi minggu ini di tengah perubahan drastis ekspektasi pasar atas waktu dan frekuensi pemangkasan suku bunga acuan oleh Federal Reserve setelah berbagai data memperlihatkan ketahanan luar biasa ekonomi AS dan tingkat inflasi yang sulit turun.
“Kegelisahan di pasar saham terjadi menyusul gelombang aksi jual di pasar obligasi dan aksi ‘buru’ USD setelah tingkat inflasi yang sulit turun, yang diiringi perubahan sikap Federal Reserve memberi indikasi suku bunga di AS akan tetap tinggi untuk waktu yang lebih lama,” mengutip riset harian Tim Research Phillip Sekuritas.
Sementara itu, pasar sekarang memprediksi penurunan suku bunga hanya 41 bps secara total hingga sepanjang tahun ini, turun dari 48 bps di awal minggu kemarin, dan jauh di bawah penurunan 160 bps yang diharapkan di Januari yang lalu.
Pasar Kontrak Berjangka (Futures) memprediksi pemangkasan suku bunga yang pertama paling cepat akan terjadi di bulan September 2024.
Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana memaparkan, IHSG bergerak menguat 0,5 persen ke 7.166 disertai dengan munculnya volume pembelian.
“Selama masih mampu berada di atas 7,066 sebagai support terdekatnya, posisi IHSG saat ini diperkirakan masih berada pada bagian dari wave B dari wave (2), sehingga pergerakan IHSG masih berpeluang menguat ke rentang area 7.260 hingga 7.306,” papar Herditya dalam risetnya pada Jumat 19 April 2024.
Bersamaan dengan risetnya, Herditya memberikan rekomendasi saham hari ini, AKRA, ASSA, EXCL, dan PGEO.
Analis Phintraco Sekuritas juga memaparkan, IHSG diproyeksikan terjadi rebound lanjutan ke kisaran 7.200 pada perdagangan Jumat 19 April 2024.
“Secara teknikal, bersamaan dengan rebound Kamis 18 April 2024, Indikator MACD mencatatkan penyempitan negative slope,” tulisnya.
Tetap antisipasi kontraksi yang akan terjadi IHSG, menyusul downtrend yang masih berlanjut pada mayoritas indeks Wall Street di Kamis 18 April 2024. Imbas peluang pemangkasan suku bunga acuan The Fed kini bergeser ke September 2024 (CME FedWatch Tools).
Melihat hal tersebut, Phintraco memberikan rangkuman rekomendasi saham hari ini meliputi pada saham TLKM, EXCL, BMRI, BBRI, BBNI, BBCA dan BRIS.
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.