KABARBURSA.COM - Head of Research NH Korindo Sekuritas Indonesia, Liza Camelia memprediksi pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih wait and see pada pekan depan.
Menurut Liza, IHSG pada pekan depan berpotensi pullback atau konsolidasi ke arah support 7.700.
"IHSG saya rasa masih di posisi wait n see atau bahkan harus siap-siap untuk sedikit pullback atau konsolidasi ke arah support ke 7700 kemudian 7650, 7630, sampai 7550," jelas dia kepada KabarBursa.com, dikutip Sabtu, 28 September 2024.
Tapi seandainya IHSG harus sampai mendarat di level 7500, Liza menyatakan hal ini masih belum mengganggu tren naik jangka menengah yang berlangsung sejak Juni 2024.
"Lalu kalau pun IHSG masih harus jatuh ke situ, sentimen positif dari market regional itu kurang bagus, sehingga kita harus turun dulu, justru saat itu bisa digunakan untuk kesempatan buy on back," terangnya.
Di sisi lain, Liza menjelaskan sentimen yang perlu diperhatikan pada pekan depan ialah data ketenagakerjaan yang bakal dirilis oleh Amerika Serikat (AS).
"Jadi karena sudah hampir mendekati akhir bulan, biasanya data yang ditunggu-tunggu adalah data ketenagakerjaan dari AS yang akan sangat pegang peranan sekali," ungkap Liza.
IHSG Alami Perubahan Tipis Selama Sepekan
IHSG mengalami perubahan tipis pada selama satu pekan 23—27 September 2024. Perubahan IHSG selama sepekan sebesar 0,60 persen menjadi berada pada level 7.696,916 dari 7.743,004 pada pekan lalu. Adapun pergerakan investor pada kemarin, Jumat 28 September 2024, mencatat nilai bersih sebesar Rp493,27 milyar.
“Dan sepanjang tahun 2024 investor asing mencatatkan nilai beli bersih sebesar Rp52,74 triliun,” tulis manajemen Bursa Efek Indonesia (BEI) dalam keterangan resmi dikutip, Sabtu, 28 September 2024.
Adapun pada pekan kemarin, peningkatan tertinggi terjadi pada rata-rata nilai transaksi harian bursa adalah 9,64 persen menjadi Rp16,36 triliun dari Rp14,92 triliun pekan sebelumnya.
Selanjutnya, rata-rata frekuensi transaksi harian Bursa selama sepekan mengalami peningkatan sebesar 5,33 persen menjadi 1,33 juta kali transaksi dari 1,26 juta kali transaksi pada pekan yang lalu.
“Sedangkan rata-rata volume transaksi harian Bursa mengalami perubahan sebesar 14,72 persen menjadi 23,94 miliar lembar saham dari 28,07 miliar lembar saham pada pekan sebelumnya,” tulis manajemen BEI.
Pada pekan lalu, Kapitalisasi pasar Bursa juga mengalami perubahan sebesar 1,02 persen menjadi Rp12.875 triliun dari Rp13.007 triliun.
Adapun IHSG pada perdagangan Jumat, 27 September 2024 ditutup melemah dengan berada di level 7696 atau turun sebesar 0,61 persen.
Pada perdagangan kemarin pula, 246 saham terpantau menguat, 312 saham menurun, dan 243 saham mengalami stagnan.
Dikutip dari RTI Business, transaksi perdagangan kemarin mencapai 15,07 triliun serta volume perdagangan sebanyak 20,545 miliar.
Prediksi IHSG Hingga Akhir Tahun 2024
Pemangkasan suku bunga yang dilakukan The Federal Reserve (The Fed) dan Bank Indonesia bisa berdampak terhadap IHSG. Mirae Asset Sekuritas memperkirakan dengan adanya pemotongan suku bunga acuan itu, memproyeksikan IHSG berada di level 7.915 hingga akhir 2024.
Head of Investment Information Mirae Asset Sekuritas, Martha Christina mengatakan target IHSG yang diusung pada September 2024 itu mengalami kenaikan jika dibandingkan target sebelumnya yakni 7585.
“Faktor yg bisa membuat IHSG ke level 7915 terakait dengan pemangkasan suku bunga, baik dari The Fed maupun BI,” ujar dia kepada media beberapa waktu lalu.
Selain pemangkasan suku bunga, Martha melihat kenaikan IHSG tersebut juga ditopang dengan adanya event besar di akhir tahun ini yaitu Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada).
“Kemudian optimisme kepada pemerintahan baru, lalu di semester II pertumbuhan ekonomi lebih bagus karena ada event besar, Pilkada, dan didukung oleh nilai tukar yang stabil,” tuturnya.
BI Rate Dipangkas, Dorong Pertumbuhan Ekonomi
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo, mengatakan keputusan penurunan suku bunga (BI Rate) sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 6 persen tersebut konsisten dengan rendahnya prakiraan inflasi pada tahun 2024 dan 2025 dalam sasaran 2,5±1 persen.
“Penurunan BI Rate telah sesuai dengan stabilitas nilai tukar rupiah, perlunya upaya untuk memperkuat pertumbuhan ekonomi,” kata Perry dalam konferensi pers Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI, Rabu, 18 September 2024.
BI juga menurunkan suku bunga deposit facility sebesar 25 bps menjadi 5,25 persen dan suku bunga lending facility sebesar 25 bps menjadi 6,75 persen.
Selain itu, Perry menyebutkan, bahwa BI juga terus memantau peluang untuk menurunkan suku bunga kebijakan dengan mempertimbangkan proyeksi inflasi yang tetap rendah, nilai tukar rupiah yang stabil dan cenderung menguat, serta kebutuhan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi.(*)