KABARBURSA.COM - PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA) mengumumkan pengunduran diri dua anggota direksi pada Senin, 11 November 2024. Perseroan telah menerima surat pengunduran diri dari Devin Antonio Ridwan sebagai Presiden Direktur dan Andrew Phillip Starkey sebagai Direktur pada tanggal yang sama.
Menurut informasi yang disampaikan oleh Sekretaris Perusahaan, Deny Greviartana Wijaya, PT Merdeka Battery Materials Tbk akan mengadakan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) guna memutuskan permohonan pengunduran diri tersebut.
Deny menambahkan bahwa tidak ada dampak signifikan terhadap kegiatan operasional, kondisi hukum, keuangan, atau kelangsungan usaha perusahaan akibat pengunduran diri kedua pejabat tinggi ini.
"PT Merdeka Battery Materials Tbk tetap berkomitmen menjalankan operasional perusahaan sesuai rencana dan memastikan kelangsungan usaha tetap stabil," ungkapnya dikutip Rabu, 13 November 2024.
Ia menambahkan, RUPS diharapkan memberikan kejelasan lebih lanjut mengenai arah perusahaan ke depan setelah perubahan di jajaran kepemimpinan.
Kinerja Keuangan Masih Solid
Padahal sebelumnya, MBMA mampu menunjukkan kinerja yang luar biasa di paruh I 2024 setelah merilis laporan keuangan yang diaudit.
Dalam keterbukaan informasi, Selasa, 1 Oktober 2024, pada semester pertama 2024, MBMA membukukan penjualan sebesar USD921,65 juta, naik lebih dari dua kali lipat atau 163 persen, dibandingkan periode yang sama tahun lalu, yakni USD350,97 juta.
Peningkatan ini mengindikasikan bahwa MBMA semakin mantap memanfaatkan momentum peningkatan permintaan global atas bahan baku baterai, khususnya nikel, yang merupakan komponen utama dalam pembuatan baterai kendaraan listrik.
Selain peningkatan pendapatan, MBMA juga melaporkan peningkatan laba kotor menjadi USD63,18 juta dari USD18,42 juta pada semester pertama tahun 2023. Peningkatan ini menunjukkan kemampuan perusahaan dalam mengelola efisiensi biaya, meskipun beban pokok penjualan meningkat seiring dengan ekspansi operasional
Namun, yang lebih mengesankan adalah perputaran dari kerugian bersih pada tahun lalu menjadi laba bersih yang besar. Pada semester pertama 2023, MBMA mengalami kerugian sebesar USD13,9 juta, namun kini perusahaan berhasil membalikkan keadaan dengan mencatatkan laba bersih sebesar USD46,26 juta.
MBMA juga berhasil mengendalikan pengeluaran di berbagai lini. Beban umum dan administrasi, yang pada semester pertama 2023 mencapai USD17,44 juta, turun menjadi USD11,94 juta pada periode yang sama tahun ini. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan berhasil meningkatkan efisiensi operasional di tengah perluasan skala bisnis.
Pada 30 Juni 2024, total aset MBMA mencapai USD3,29 miliar, sedikit lebih tinggi dari USD3,26 miliar yang tercatat pada akhir Desember 2023. Aset lancar perusahaan mencapai USD789,85 juta, yang menunjukkan likuiditas perusahaan tetap terjaga dengan baik.
Meskipun terjadi peningkatan pada liabilitas, dari USD 953,59 juta di akhir tahun 2023 menjadi USD 974,57 juta pada pertengahan tahun 2024, MBMA masih mampu menjaga rasio utang yang sehat, didukung oleh pertumbuhan pendapatan yang kuat.
PT Zhao Hui Nickel, salah satu anak perusahaan MBMA yang beroperasi sejak 2023, menjadi pilar penting dalam pertumbuhan ini. Dengan total aset mencapai USD528,88 juta, perusahaan ini fokus pada produksi nikel, bahan baku utama untuk baterai kendaraan listrik. Keberhasilan Zhao Hui Nickel di pasar menunjukkan bahwa diversifikasi bisnis MBMA ke sektor nikel telah memberikan hasil yang signifikan.
Pada saat yang sama, perusahaan juga terus mengembangkan usahanya di sektor logam dasar di Indonesia, Malaysia, dan berbagai wilayah lain. Beberapa anak usaha, seperti PT Sulawesi Cahaya Mineral dan PT Cahaya Smelter Indonesia, berperan penting dalam menyediakan bahan baku berkualitas tinggi untuk produksi baterai
Ke depan, prospek bisnis MBMA terlihat sangat cerah. Permintaan baterai global akan terus meningkat seiring dengan transisi energi menuju penggunaan kendaraan listrik. Dengan sumber daya yang melimpah dan kemampuan operasional yang kuat, MBMA diperkirakan akan terus memainkan peran penting dalam rantai pasokan global untuk baterai listrik.
Diversifikasi strategi yang kuat, pengembangan teknologi baru, serta penetrasi ke pasar internasional akan menjadi faktor kunci bagi pertumbuhan MBMA di masa mendatang.
Selain itu, perusahaan juga berencana untuk lebih fokus pada kehausan dan pengelolaan lingkungan, seiring dengan meningkatnya kesadaran global tentang pentingnya bahan baku ramah lingkungan dalam produksi baterai.
Saham MBMA Hari Ini
Saham MBMA mencatatkan peningkatan harga yang signifikan pada Rabu, 13 November 2024, dengan nilai saham naik sebesar 73 poin atau setara dengan 14,84 persen, mencapai level Rp565 per lembar saham pada pukul 10:30 WIB.
Pada pembukaan perdagangan hari ini, saham MBMA dibuka di harga Rp505, setelah sebelumnya ditutup pada level Rp492. Saham ini menunjukkan volatilitas harga yang positif, dengan mencatatkan harga terendah hari ini di Rp505 dan harga tertinggi mencapai Rp575.
Saham MBMA menunjukkan kinerja yang cukup menarik, dengan rasio harga terhadap laba (PE Ratio) yang tercatat sebesar 19.500.000 kali. Meskipun earning per share (EPS) perusahaan masih nol, lonjakan harga ini mencerminkan minat investor yang meningkat terhadap saham MBMA.
Dengan kapitalisasi pasar mencapai Rp66,41 triliun, MBMA berada dalam posisi yang kuat di pasar, menarik perhatian para investor yang mencari peluang dalam kondisi pasar saat ini. (*)