Logo
>

Produksi-Konsumsi Batu Bara Rekor, RI Hasilkan Segini

Ditulis oleh Syahrianto
Produksi-Konsumsi Batu Bara Rekor, RI Hasilkan Segini

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Energy Institute dalam laporan Statistical Review of World Energy menyatakan bahwa produksi dan konsumsi batu bara global mencapai rekor tertinggi pada 2023. Produksi tersebut mencapai 179 exajoule (EJ), sedangkan konsumsi sebesar 164 EJ, yang ditopang oleh dua negara.

    Dua negara itu adalah China dan India. Kawasan Asia-Pasifik menyumbang hampir 80 persen output batu bara global pada 2023. Aktivitas produksi hanya di empat negara yakni Australia, China, India, dan Indonesia.

    China menyumbang lebih dari setengah total produksi global. Produksinya 4,43 miliar ton (setara 50,7 persen dari total produksi global). Di sisi lain, Amerika Utara, Amerika Latin, dan Eropa mencatat penurunan produksi.

    China juga merupakan konsumen batu bara terbesar. Pangsanya mencapai 56 persen dari total konsumsi global.

    India berada di urutan kedua dengan produksi 1,03 miliar ton (setara 11,7 persen dari total produksi global). Penggunaan batu bara di India juga meningkat tahun lalu. Konsumsi di negara Asia Selatan tersebut melampaui jumlah gabungan Eropa dan Amerika Utara untuk pertama kalinya dalam sejarah.

    Konsumsi batu bara baik di Eropa maupun Amerika Utara masing-masing turun di bawah 10 EJ, ​​yang merupakan nilai terendah sejak 1965.

    Ekspor Batu Bara Indonesia

    Perdagangan batu bara internasional meningkat hampir 10 persen pada 2023. Indonesia, Australia, dan Rusia merupakan eksportir utama.

    Menurut laporan Statistical Review of World Energy 2024 yang dirilis pada Kamis, 20 Juni 2024, ketiga negara menyumbang 70 persen total ekspor global.

    "Indonesia menyumbang 40 persen, lebih dari sepertiga total ekspor global," kata laporan yang dirilis Energy Insitute bersama dengan firma konsultan KPMG dan Kearney tersebut.

    Pada 2022, ekspor batu bara Indonesia meningkat 5,44 persen mencapai 379,71 juta ton. Pada 2023, ekspor kembali mengalami kenaikan 6,2 persen menjadi sebanyak 518 juta ton.

    Secara nilai, ekspor batu bara Indonesia pada 2022 mencapai USD34,59 miliar. Ini mengalami penurunan sekitar 26,03 persen dibandingkan tahun 2021. Sementara pada tahun lalu, ekspor komoditas ini meningkat sedikit 0,35 persen menjadi USD34,7 triliun.

    Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melaporkan bahwa hingga hari ini, Rabu, 19 Juni 2024, produksi batu bara dalam negeri telah mencapai 346,79 juta ton. Artinya, meski semester pertama 2024 belum berakhir, Indonesia sudah berhasil mencapai hampir setengah dari target produksi tahun ini, yakni sekitar 48,84 persen dari target 710 juta ton.

    Data dari Minerba One Data Indonesia (MODI) Kementerian ESDM menunjukkan, dari total produksi batu bara tersebut, sebanyak 155,42 juta ton diserap untuk kebutuhan domestik, sementara sisanya, yakni 175,27 juta ton, diekspor ke luar negeri.

    “Realisasi produksi batu bara: 346,79 juta ton,” berdasarkan data MODI Kementerian ESDM.

    Pemerintah menargetkan produksi batu bara tahun 2024 sebesar 710 juta ton. Menteri ESDM Arifin Tasrif menyatakan bahwa produksi batu bara Indonesia terus meningkat setiap tahunnya. Pada 2023, produksi batu bara mencapai 775 juta ton, jauh melampaui target yang ditetapkan sebesar 695 juta ton.

    “Jadi produksi kita, untuk realisasi tahun 2023 mencapai 775 juta ton dan untuk kebutuhan dalam negeri (DMO) kita bisa memenuhi kebutuhan 213 juta ton dan kemudian juga ekspornya 518 juta ton,” paparnya dia.

    Arifin menjelaskan bahwa peningkatan pemanfaatan batu bara domestik dari target tahun 2023 sebesar 177 juta ton terjadi karena adanya permintaan batu bara lebih tinggi, disebabkan oleh tambahan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) baru dari proyek 35 GW yang sedang diselesaikan. Selain itu, pasokan energi alternatif lainnya mengalami gangguan.

    “Penyebab kedua adalah karena pasokan energi alternatif lainnya agak terganggu pasokannya,” tutur Arifin.

    Sementara itu, China merupakan importir terbesar batu bara. Jumlahnya ​​hampir dua kali lipat dari India.

    Pada 2023, ekspor batu bara Rusia meningkat sebesar 1,5 persen, ditopang permintaan yang kuat di China tahun lalu. Sepanjang 2023, China mengalami kekeringan parah sehingga pembangkit listrik tenaga air (PLTA) memproduksi energi lebih sedikit dari biasanya. Alhasil, Beijing mengandalkan batu-bara untuk menambal kekurangannya.

    Secara keseluruhan, kawasan Asia Pasifik menyumbang 82 persen impor batu bara global. Di sisi lain, impor Eropa turun ke level terendah sejak 2000.

    Sementara itu harga batu bara global mengalami volatilitas tinggi selama lima tahun terakhir, dengan kenaikan signifikan di tahun 2022 dan penurunan di awal tahun 2023. Peningkatan permintaan energi global, terutama di negara-negara berkembang, mendorong kenaikan harga.

    Gangguan pasokan akibat geopolitik dan cuaca ekstrem dapat menyebabkan lonjakan harga. Kebijakan yang lebih ketat untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dapat memengaruhi harga batu bara. (*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Syahrianto

    Jurnalis ekonomi yang telah berkarier sejak 2019 dan memperoleh sertifikasi Wartawan Muda dari Dewan Pers pada 2021. Sejak 2024, mulai memfokuskan diri sebagai jurnalis pasar modal.

    Saat ini, bertanggung jawab atas rubrik "Market Hari Ini" di Kabarbursa.com, menyajikan laporan terkini, analisis berbasis data, serta insight tentang pergerakan pasar saham di Indonesia.

    Dengan lebih dari satu tahun secara khusus meliput dan menganalisis isu-isu pasar modal, secara konsisten menghasilkan tulisan premium (premium content) yang menawarkan perspektif kedua (second opinion) strategis bagi investor.

    Sebagai seorang jurnalis yang berkomitmen pada akurasi, transparansi, dan kualitas informasi, saya terus mengedepankan standar tinggi dalam jurnalisme ekonomi dan pasar modal.