KABARBURSA.COM - Program makan siang dan susu gratis yang dijanjikan oleh Prabowo dinilai sebagai sesuatu yang “menakutkan” karena kebutuhan anggarannya yang mencapai Rp460 triliun berpotensi anggaran infrastruktur dan perlindungan sosial akan dikorbankan.
Senior Ekonomi INDEF, Tauhid Ahmad menerangkan Presiden baru juga dihadapkan pada bagaimana memilih prioritas program.
"Kita tahu Ini periodenya Pak Jokowi, pendidikan itu paling tinggi.Namun ini prioritas dari segi anggaran. Kemudian yang kedua social protection, baru infrastruktur dan kesehatan, " tutur Tauhid dalam keterangannya, Sabtu 23 Maret 2024.
Tauhid menambahkan ketika makan siang gratis muncul mungkin tahun pertama atau tahun kedua itu masih sekitar Rp100 triliun.
"Artinya jika menganggarkan Rp460 triliun, dia harus mengorbankan sektor lainya supaya tidak naik, sehingga berpotensi anggaran infrastruktur dan perlindungan sosial akan dikorbankan.
" tutur Tauhid
Secara rinci, Tauhid menjelaskan karena tambahan defisit fiskal secara sederhana sekitar 3persen PDB.
"Sedangkan PDB kita kemarin hampir mendekati 2,5, sehingga tahun 2025 kemungkinan 2,7 atau 2,8, itu berarti sekitar Rp500 triliun, jadi hanya bisa mengalokasikan makan siang gratis paling tinggi sekitar Rp 50-100 triliun di 2025," tegasnya.
Yang perlu diperhatian adalah tetap harus mengorbankan yang lain tidak naik signifikan.
Adapun sektor pendidikan yang sudah memakan paling tinggi APBN yaitu 20persen sehingga bisa diprediksi alokasinya akan meningkat.
"Ketika makan siang gratis ada di situ, maka dia akan jauh lebih lompat. Nah masalahnya adalah kemungkinan kalau dari diskusi, yang akan dikorbankan selain infrastruktur adalah bantuan sosial, " tegasnya.
Jadi tantangannya adalah memilih priortias program yang berhadapan dengan ketersediaan anggaran yang ada. (nia/prm)