Logo
>

Prospek Cerah Saham BTN, Dana Murah jadi Tulang Punggung

Ditulis oleh Yunila Wati
Prospek Cerah Saham BTN, Dana Murah jadi Tulang Punggung

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) atau BTN menunjukkan langkah positif dalam meningkatkan kinerja finansialnya, didorong oleh pertumbuhan kredit yang semakin terdiversifikasi. Bagaimana dengan prospek saham BTN ke depan?

    Para analis melihat sejumlah katalis positif yang dapat mendongkrak kinerja keuangan BTN di masa mendatang. Salah satu faktor kunci adalah pertumbuhan kredit yang terus meningkat, terutama dengan dukungan komposisi dana pihak ketiga yang semakin solid.

    Dana murah, terutama dari rekening giro dan tabungan (CASA), kini menjadi tulang punggung BTN berkat inovasi produk dan layanan digital. Sementara itu, dana dari deposito juga semakin beragam, dengan BTN memperluas segmen nasabah ke kelas menengah melalui produk BTN Prospera.

    Selain itu, penerapan manajemen risiko yang terukur turut memperbaiki kualitas kredit BTN. Hal ini terlihat dari penurunan rasio non-performing loan (NPL) menjadi 3,1 persen pada semester I-2024, turun dari 3,7 persen sebelumnya.

    Lebih menarik lagi, unit usaha syariah BTN menunjukkan pertumbuhan yang mengesankan di semua indikator utama. Pembiayaan naik sebesar 22,2 persen, aset meningkat 20 persen, dan laba bersih melesat 31,7 persen. Non-performing finance (NPF) juga turun signifikan menjadi 2,8 persen dari sebelumnya 3,3 persen.

    Rencana pemisahan unit usaha syariah BTN (spin-off) yang diperkirakan akan terealisasi tahun ini juga menambah optimisme. Dengan pemisahan ini, bank syariah baru hasil spin-off diperkirakan dapat memulai operasinya pada awal tahun depan, menambah kekuatan dan jangkauan layanan BTN.

    Dengan berbagai kemajuan ini, prospek saham BTN terlihat cerah, menawarkan peluang menarik bagi para investor yang ingin berinvestasi di sektor perbankan dengan potensi pertumbuhan yang kuat.

    Spin-Off Syariah BTN

    Analis Sucor Sekuritas, Edward Lowis, menyampaikan pandangan positif terhadap rencana spin-off unit usaha syariah PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) menjadi bank syariah. Langkah ini akan ditempuh dengan mengakuisisi bank syariah lain.

    "Pengumuman Conditional Sale and Purchase Agreement (CSPA) akuisisi bank syariah ditargetkan sebelum Oktober 2024 dan diharapkan bank syariah ini sudah terbentuk pada kuartal I-2025," tulis Edward dalam risetnya.

    Kabar beredar bahwa PT Bank Victoria Syariah tengah diincar oleh BBTN setelah membatalkan rencana akuisisi PT Bank Muamalat Indonesia. Saat ini, 80,2 persen saham Bank Victoria Syariah dikendalikan oleh PT Victoria Investama Tbk (VICO), sementara 19,8 persen saham sisanya dimiliki oleh PT Bank Victoria International Tbk (BVIC).

    Mengenai kinerja keuangan BBTN pada semester I-2024, Edward mengungkapkan bahwa tanda-tanda perbaikan sudah terlihat dalam laporan keuangan (lapkeu) perseroan, salah satunya adalah penurunan biaya dana (cost of fund). Bunga deposito turun menjadi 6 persen pada Juni 2024 dibandingkan dengan Mei 2024 yang mencapai 6,3 persen.

    Penurunan ini terjadi setelah perseroan mengalihkan basis pendanaan ke institusi menengah berbiaya rendah dan gencar menyasar deposan ritel kaya. Hingga Juni 2024, porsi simpanan institusi menengah meningkat menjadi 24,5 persen dibandingkan dengan Januari 2024 yang sekitar 19,8 persen. Sebaliknya, segmen institusi besar berbiaya mahal turun menjadi 75,5 persen dari 80,2 persen.

    Langkah strategis ini tidak hanya memperkuat posisi BTN di pasar perbankan syariah, tetapi juga menunjukkan kemampuan perseroan dalam beradaptasi dengan kondisi pasar yang dinamis. Dengan berbagai inisiatif yang dilakukan, BTN diharapkan dapat terus meningkatkan kinerjanya dan memberikan nilai tambah yang signifikan bagi para pemegang saham.

    Laba Bersih Tumbuh Positif

    Berbagai upaya yang dilakukan oleh PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) berhasil menurunkan biaya bauran pendanaan atau biaya simpanan sekitar 10 basis poin menjadi 3,9 persen pada Juni 2024, dibandingkan Maret 2024 yang sebesar 4,3 persen. Selain itu, perseroan juga berhasil menekan biaya kredit menjadi 0,6 persen dari perkiraan 1-1,1 persen, serta biaya provisi.

    "Keberhasilan BBTN menjaga biaya lebih rendah mendorong laba bersih perseroan bertumbuh sebesar 3 persen menjadi Rp1,5 triliun pada semester I-2024. Pencapaian itu sesuai dengan perkiraan kami," sebut Edward Lowis, analis Sucor Sekuritas, dalam risetnya.

    Memasuki semester II tahun ini, BBTN diyakini mampu menjaga biaya dana tetap terkendali. Pertumbuhan kredit juga diharapkan tetap tinggi, lebih dari 10 persen, hingga akhir tahun ini. Oleh karena itu, Sucor Sekuritas mempertahankan rekomendasi beli untuk saham BBTN dengan target harga sebesar Rp1.640.

    Target harga tersebut mempertimbangkan peluang perseroan untuk menjaga kualitas aset tetap baik dan ekspektasi penurunan rasio NPL gross ke bawah 3 persen dibandingkan semester I-2024 yang sebesar 3,1 persen.

    Melalui langkah-langkah strategis ini, BBTN tidak hanya menunjukkan ketahanan finansial yang kuat tetapi juga komitmen dalam meningkatkan nilai bagi para pemegang saham. Prospek saham BBTN terlihat menjanjikan dengan adanya optimisme terhadap pertumbuhan kredit dan pengelolaan biaya yang efektif.(*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Yunila Wati

    Telah berkarier sebagai jurnalis sejak 2002 dan telah aktif menulis tentang politik, olahraga, hiburan, serta makro ekonomi. Berkarier lebih dari satu dekade di dunia jurnalistik dengan beragam media, mulai dari media umum hingga media yang mengkhususkan pada sektor perempuan, keluarga dan anak.

    Saat ini, sudah lebih dari 1000 naskah ditulis mengenai saham, emiten, dan ekonomi makro lainnya.

    Tercatat pula sebagai Wartawan Utama sejak 2022, melalui Uji Kompetensi Wartawan yang diinisiasi oleh Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), dengan nomor 914-PWI/WU/DP/XII/2022/08/06/79