KABARBURSA.COM - MNC Sekuritas memperkirakan bahwa Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akan mengalami koreksi pada Jumat, 1 November 2024.
Diprediksi, IHSG akan bergerak dalam rentang support antara 7.518 hingga 7.450, dan resistance di kisaran 7.675 hingga 7.810.
Perusahaan efek tersebut menyarankan untuk mempertimbangkan pembelian saham seperti BRIS hingga UNTR, yang dianggap berpotensi untuk dibeli pada harga rendah atau buy on weakness.
Dalam laporan risetnya, MNC Sekuritas menyatakan bahwa IHSG menunjukkan kenaikan tipis sebesar 0,06 persen menjadi 7.574, meskipun penguatan ini masih terhambat oleh level moving average 20 dan 60.
Dalam skenario terbaik, IHSG diharapkan menguji level 7.518 sebagai bagian dari wave iv dari wave (i) di dalam wave [iii]. Namun, MNC Sekuritas juga mengingatkan adanya kemungkinan skenario alternatif, di mana IHSG bisa mengalami penurunan lebih dalam ke area 7.355-7.444 untuk membentuk wave (c) dari wave [ii] atau wave (c) dari wave [iv].
Berikut adalah rekomendasi trading untuk beberapa saham:
BRIS - Buy on Weakness
- BRIS mengalami kenaikan 2,36 persen menjadi 3.030 dengan adanya volume pembelian yang meningkat, meskipun penguatannya terhambat oleh MA20. Selama harga tetap di atas 2.900, posisi BRIS diperkirakan berada di awal wave (iii) dari wave [v].
- Buy on Weakness: 2.990-3.010
- Target Price: 3.160, 3.260
- Stoploss: di bawah 2.900
HRUM - Buy on Weakness
- HRUM naik 0,83 persen ke 1.210 dengan peningkatan volume pembelian. Posisi saat ini menunjukkan bahwa HRUM berada dalam wave (c) dari gelombang B, sehingga berpotensi untuk terkoreksi.
- Buy on Weakness: 1.150-1.190
- Target Price: 1.270, 1.350
- Stoploss: di bawah 1.115
PGAS - Buy on Weakness
- PGAS mencatat kenaikan 3,99 persen menjadi 1.565 dan berhasil menembus MA60. Posisi saat ini menunjukkan PGAS berada di awal wave (c) dari wave (b).
- Buy on Weakness: 1.530-1.550
- Target Price: 1.600-1.650
- Stoploss: di bawah 1.505
UNTR - Buy on Weakness
- UNTR naik 3,88 persen menjadi 27.450 dengan peningkatan volume pembelian, meskipun pergerakan harga menciptakan gap di antara 26.500 hingga 26.775. Selama harga tetap di atas 26.050, UNTR diperkirakan berada di awal wave (iii) dari wave (iii).
- Buy on Weakness: 26.500-27.125
- Target Harga: 28.075-28.750
- Stoploss: di bawah 26.050
Rekomendasi ini mencerminkan analisis pasar yang cermat dan menawarkan peluang bagi investor untuk mengambil posisi strategis.
Sementara itu, CEO Yugen Bertumbuh Sekuritas, William Surya Wijaya yang melihat pola gerak IHSG mulai mengalami technical rebound, namun belum terkonfirmasi secara solid.
Menurut dia, peluang IHSG mengalami kenaikan masih terbuka lebar hingga beberapa waktu mendatang mengingat kondisi perekonomian yang stabil terlihat dari data terlansir.
“Hari ini IHSG berpotensi menguat,” kata Willian berdasarkan riset hariannya.
Dengan sentimen tersebut, William memproyeksikan IHSG bergerak di rentang support 7.554 dan resistance 7.656.
Ia pun merekomendasikan sejumlah saham, seperti UNVR, INDF, ICBP, KLBF, TBIG, TLKM, BBRI, ASII, dan ASRI.
Sedangkan, Founder WH-Project William Hartanto memproyeksikan IHSG berpotensi bergerak melemah pada hari ini.
Ia menilai, IHSG mengalami technical rebound namun gagal menembus resistance MA5. Menurut William, kondisi ini belum memberikan indikasi reversal dan IHSG masih bisa bergerak menurun.
“Tren IHSG adalah sideways dengan support pada 7.420, dan juga menjadi neckline dalam pembentukan pola inverted cup and handle,” tuturnya.
William memprediksikan pada hari ini IHSG bergerak di level support 7.540 dan resistance 7.680.
Akhiri Oktober dengan Manis, IHSG Perkasa
Mengakhiri Oktober 2024, IHSG dan rupiah sama-sama ditutup perkasa. IHSG menguat 4 poin atau naik 0,06 persen ke level 7574 pada perdagangan Kamis, 31 Oktober 2024.
Mengutip data perdagangan RTI Business, pergerakan IHSG pada hari ini bervariasi dengan level tertinggi mencapai 7617 dan terendah di angka 7558. Sementara 294 saham terpantau berada di zona hijau, 285 saham melemah, dan 208 saham mengalami stagnan.
Adapun saham-saham yang menduduki lima besar top gainers yakni DKFT (+34,21 persen), SKLT (+34,12 persen), GPSO (+34,03 persen), DMMX (+23,81 persen), dan BKSW (+14,10 persen).
Sedangkan saham-saham yang mengalami koreksi di antaranya BDKR (-20,88 persen), TNCA (-15,48 persen), MPOW (-8,24 persen), PYFA (-6,49 persen), dan JTPE (-6,38 persen).
Sementara mengutip data perdagangan Stockbit, mayoritas sektor juga ditutup menguat. Sektor yang mengalami penguatan signifikan yaitu health (2,11 persen), energi (1,31 persen), dan industrial (0,59 persen).
Adapun terdapat dua saham yang berada di zona merah seperti basic ind (-0,12 persen) dan infrastruktur (-0,16 persen).
Di sisi lain, nilai tukar rupiah juga ditutup menguat 6,5 poin atau naik 0,04 persen ke level Rp15.698 per dolar Amerika Serikat.
Kinerja rupiah yang positif ini terjadi di tengah realisasi pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat (AS) yang lebih rendah dari ekspektasi pelaku pasar, serta beragam sentimen eksternal yang turut mempengaruhi pergerakan mata uang Indonesia.
Salah satu faktor utama yang mendukung penguatan rupiah hari ini adalah data pertumbuhan ekonomi AS yang dirilis lebih rendah dari harapan. Menurut laporan yang dirilis pada Kamis (31/10), ekonomi AS hanya tumbuh sebesar 2,8 persen secara tahunan (annualized) pada kuartal III 2024, sedikit lebih rendah dari proyeksi ekonom yang memprediksi angka 3 persen.
Meskipun pertumbuhan tersebut masih menunjukkan ekspansi ekonomi, hasil ini memberikan sinyal bahwa ekonomi AS mungkin mulai melambat, yang pada gilirannya melemahkan indeks dolar AS. Hal ini membuat rupiah mendapat dorongan positif dari pelemahan dolar di pasar global.
Selain data pertumbuhan ekonomi, laporan terkait tenaga kerja AS menunjukkan kondisi pasar yang mulai longgar. Laporan dari ADP (Automatic Data Processing) menunjukkan bahwa meskipun ada lonjakan penggajian swasta di bulan Oktober 2024, pasar tenaga kerja AS mulai menunjukkan tanda-tanda pelonggaran.
Ini mengurangi tekanan pada inflasi, yang pada gilirannya menurunkan ekspektasi kenaikan suku bunga agresif dari Federal Reserve, sehingga memicu pelemahan dolar AS.
Pendorong lainnya adalah adanya kabar positif dari Timur Tengah. Perdana Menteri Lebanon menyatakan harapannya bahwa kesepakatan gencatan senjata dengan Israel akan tercapai dalam beberapa hari ke depan, setelah adanya laporan yang menyebutkan bahwa Israel telah menyiapkan rancangan perjanjian gencatan senjata awal selama 60 hari.
Selain itu, upaya diplomatik serupa untuk mengakhiri permusuhan di Gaza juga memberikan sentimen positif di pasar global, karena meredanya ketegangan geopolitik berpotensi mendorong stabilitas ekonomi di kawasan. Stabilitas ini kemudian menciptakan kondisi yang lebih baik bagi investor yang memegang mata uang di negara berkembang seperti rupiah.
Di sisi lain, penguatan rupiah juga dibatasi oleh ketidakpastian terkait pemilihan presiden AS yang akan digelar pada 5 November 2024.
Menurut beberapa jajak pendapat, kandidat dari Partai Republik, Donald Trump, memiliki peluang kemenangan yang cukup kuat. Spekulasi ini mempengaruhi pasar karena kebijakan perdagangan dan imigrasi yang agresif dari Trump selama periode sebelumnya dianggap memicu kenaikan inflasi dan tarif, yang berdampak pada ekonomi global.
Sebaliknya, kandidat dari Partai Demokrat, Kamala Harris, dinilai lebih stabil dalam kebijakan-kebijakan ekonomi yang cenderung mendukung pasar. Oleh karena itu, ketidakpastian terkait hasil pemilihan presiden AS turut membatasi penguatan rupiah, meskipun ada sentimen positif dari pelemahan dolar AS. (*)
Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak, membeli, atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analisis atau sekuritas yang bersangkutan, dan Kabarbursa.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian investasi yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.