KABARBURSA.COM – Pada perdagangan terakhir, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencatatkan penguatan signifikan sebesar 0,99 persen ke level 6.679. Kenaikan ini terjadi seiring dengan munculnya volume pembelian yang cukup kuat, menandakan adanya optimisme pasar dalam jangka pendek.
Secara teknikal, MNC Sekuritas menilai IHSG juga masih mampu bertahan di atas garis Moving Average 60 (M60), yang menjadi indikasi positif bahwa tren kenaikan masih terjaga.
Melihat pola gelombangnya, saat ini IHSG diperkirakan telah berada di akhir fase wave [a] dari wave B. Hal ini membuat potensi penguatan IHSG ke depan menjadi relatif terbatas.
Diperkirakan indeks akan mencoba menguji area resistance di kisaran 6.709 hingga 6.784. Namun demikian, perlu diwaspadai bahwa setelah menyentuh area tersebut, IHSG cenderung rawan mengalami koreksi terlebih dahulu dengan target penurunan ke area support yang lebih rendah, yaitu antara 6.333 hingga 6.571.
Secara keseluruhan, level support kuat IHSG berada di 6.373 dan 6.148, sementara resistance terdekat tercatat di 6.707 dan 6.877.
Sementara itu, beberapa saham pilihan juga menarik untuk dicermati di tengah dinamika pasar ini.
Salah satu saham yang patut diperhatikan adalah AKR Corporindo Tbk (AKRA). Saham ini terkoreksi tipis 0,84 persen ke harga 1.185, disertai dengan meningkatnya tekanan jual.
Secara teknikal, AKRA diperkirakan tengah berada pada fase wave (iv) dari wave [c], sehingga masih terdapat potensi koreksi dalam jangka pendek.
Strategi yang dapat dipertimbangkan adalah menerapkan aksi beli saat harga melemah di rentang 1.140 hingga 1.160, dengan target kenaikan menuju 1.230 hingga 1.270. Untuk meminimalisir risiko, disarankan untuk memasang batas kerugian (stoploss) di bawah 1.120.
Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) juga menjadi sorotan setelah mencatatkan kenaikan 1,81 persen ke level 2.810, didukung oleh volume pembelian yang meningkat. BRIS masih bergerak di atas Moving Average 200, memperkuat sinyal teknikal positifnya.
Namun, dari pola gelombangnya, BRIS diperkirakan sedang berada dalam fase wave [iv] dari wave 3, yang membuka peluang terjadinya koreksi teknikal dalam waktu dekat.
Bagi investor yang berminat, strategi beli saat harga melemah dapat dilakukan di area 2.560 hingga 2.740, dengan target kenaikan menuju 2.900 hingga 3.120. Stoploss disarankan ditempatkan di bawah 2.370.
Pada sektor energi, Barito Pacific Tbk (BRPT) mengalami koreksi sebesar 1,96 persen dan ditutup di harga 750. Arah pergerakan BRPT saat ini masih dibayangi oleh tekanan jual yang cukup kuat.
Dilihat dari struktur gelombang, BRPT sedang dalam fase wave (iv) dari wave [c], sehingga peluang koreksi lanjutan masih terbuka.
Untuk strategi investasi, pelaku pasar dapat mempertimbangkan aksi beli saat harga melemah di rentang 715 hingga 730, dengan target jangka pendek di 795 hingga 835. Stoploss perlu dipertimbangkan di bawah 675 untuk menjaga risiko.
Saham lain yang juga patut diperhatikan adalah Medco Energi Internasional Tbk (MEDC). Saham ini melemah 1,40 persen ke level 1.060 dengan dominasi tekanan jual.
Dalam skenario optimis, posisi MEDC diperkirakan berada pada bagian wave iv dari wave (a), sehingga koreksi yang terjadi relatif terbatas sebelum berpeluang mengalami penguatan kembali.
Bagi investor dengan profil risiko lebih agresif, aksi beli spekulatif dapat dilakukan di area harga 995 hingga 1.045, dengan target kenaikan di 1.120 hingga 1.150. Sementara itu, batas kerugian dapat ditempatkan di bawah 910.
Secara keseluruhan, meskipun IHSG menunjukkan sinyal penguatan jangka pendek, investor tetap perlu mewaspadai potensi koreksi setelah menyentuh level resistance. Pemilihan saham secara selektif dengan pendekatan buy on weakness dan penerapan manajemen risiko yang ketat menjadi kunci utama untuk menghadapi volatilitas pasar ke depan.
Sepekan Kemarin IHSG Rebound
Perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia sepanjang periode 21 April 2025 hingga 25 April 2025 diwarnai lonjakan tajam sejumlah emiten.
Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sepanjang pekan terakhir menunjukkan kecenderungan penguatan yang cukup signifikan. IHSG ditutup pada level 6.678,92 pada 25 April 2025, menguat 443,29 poin atau 7,11 persen dibandingkan dengan posisi pada akhir pekan sebelumnya.
Selama pekan tersebut, IHSG sempat mencatatkan level terendahnya di 6.600 dan level tertingginya di 6.700 , menandakan adanya fluktuasi yang wajar namun dengan tren penguatan yang mendominasi.
Penguatan IHSG ini didorong oleh sentimen positif dari sektor-sektor unggulan, termasuk energi, keuangan, dan konsumer.
Secara keseluruhan, IHSG mencatatkan kinerja yang sangat baik di bulan terakhir ini, mencatatkan penguatan signifikan dari 6.100 pada awal bulan, ke level 6.678,92 pada akhir pekan kemarin.
Selama kenaikan itu Kabar Bursa merangkum saham-saham dari berbagai sektor mencatatkan kenaikan fantastis, menjadikan mereka sebagai "raja saham" dalam sepekan terakhir.
PT Fortune Indonesia Tbk (FORU), yang bergerak di sektor periklanan dan komunikasi pemasaran, tampil sebagai jawara pekan ini. Saham FORU meroket 72,45 persen ke level Rp1.690, dibandingkan harga pekan sebelumnya di Rp785.
Disusul PT Wahana Pronatural Tbk (WAPO), perusahaan di sektor perdagangan besar hasil pertanian, yang sahamnya melonjak 60,34 persen ke Rp186, dari harga sebelumnya Rp115.
PT Inet Internusa Tbk (INET), penyedia jasa teknologi informasi dan internet, juga bersinar dengan kenaikan saham sebesar 46,02 persen menjadi Rp165 dari Rp114 di pekan sebelumnya.
PT Pelita Samudera Shipping Tbk (NICL), yang beroperasi di sektor pelayaran dan logistik, membukukan kenaikan harga saham sebesar 38,74 persen ke Rp505, dari sebelumnya Rp330.
PT Mandala Multifinance Tbk (MFIN), perusahaan pembiayaan konsumen, mencatatkan kenaikan harga saham sebesar 34,11 persen ke level Rp4.600, dibandingkan harga pekan lalu Rp3.490.
PT Indika Energy Tbk (INDY), perusahaan energi dan pertambangan batubara, juga mencatatkan penguatan harga saham 32,44 persen menjadi Rp1.490 dari Rp1.150.
PT Batavia Prosperindo Finance Tbk (BPFI), perusahaan pembiayaan sektor konsumer dan komersial, membukukan kenaikan harga saham sebesar 30,32 persen ke Rp404, dibandingkan harga pekan lalu Rp286.
Sementara itu, PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR), raksasa consumer goods, juga ikut menguat. Harga saham UNVR naik 30,11 persen ke Rp1.750 dari harga sebelumnya Rp1.320.
PT MNC Kapital Indonesia Tbk (BCAP), yang bergerak di sektor jasa keuangan, mencatatkan lonjakan harga saham sebesar 29,41 persen ke Rp66 dari Rp50.
PT Trimuda Nuansa Citra Tbk (TNCA), perusahaan jasa ekspedisi dan logistik, menguat 29,03 persen ke harga Rp160 dari Rp126 pekan lalu.
PT Distribusi Voucher Nusantara Tbk (DIVA), yang bergerak di bidang distribusi produk digital, membukukan kenaikan saham sebesar 27,63 persen ke Rp97 dari Rp76.
PT Bank KB Bukopin Tbk (BBKP), bank komersial yang fokus pada sektor ritel dan UMKM, turut menguat 26,00 persen ke Rp63 dari Rp50.
Terakhir, PT Bank Neo Commerce Tbk (BBYB), bank digital yang berkembang pesat, mencatatkan kenaikan harga saham sebesar 23,56 persen ke Rp236 dari harga pekan sebelumnya Rp190.
Deretan saham ini menunjukkan dinamika positif di berbagai sektor, dari keuangan, energi, teknologi, hingga konsumsi, yang memberi warna menarik pada perdagangan saham selama sepekan terakhir.
Pelaku pasar kini bersiap mengalihkan perhatian pada pekan mendatang, dengan harapan momentum penguatan dapat berlanjut seiring menantikan rilis data ekonomi dan laporan kinerja kuartalan emiten.(*)
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.