KABARBURSA.COM – PT Red Planet Indonesia Tbk (PSKT) memutuskan menghentikan sementara operasional Hotel Pusako Bukittinggi mulai 1 Januari 2026.
Berdasarkan keterbukaan informasi, langkah ini dilakukan untuk keperluan renovasi dan peningkatan fasilitas.
Keputusan tersebut diambil berdasarkan hasil rapat direksi pada Selasa, 10 November 2025 dan disetujui dewan komisaris sehari setelahnya melalui keputusan sirkuler.
Manajemen menyebutkan, penghentian operasional bersifat sementara dan bertujuan menjaga standar kualitas layanan serta keselamatan tamu.
“Durasi renovasi akan ditentukan setelah kajian teknis selesai,” ujar Corporate Secretary PSKT Seandy Khusen dalam keterangannya, Rabu, 12 November 2025.
Aksi korporasi yang diambil oleh PSKT perkirakan memengaruhi sebagian kecil pendapatan grup, jika merujuk data laporan keuangan.
Dalam laporan keuangan konsolidasian per 30 September 2025, Hotel Pusako Bukittinggi tercatat memberikan kontribusi sekitar tujuh persen terhadap pendapatan konsolidasi dan dua persen terhadap total aset PSKT.
Ssebagaimana diketahui, sepanjang sembilan bulan 2025, PSKT mencatat pendapatan sebesar Rp39,3 miliar, naik dibanding Rp37,7 miliar pada periode sama tahun sebelumnya.
Perseroan masih membukukan rugi bersih sebesar Rp7,96 miliar, meningkat dari rugi Rp5,56 miliar pada 2024.
Total aset per akhir September 2025 tercatat Rp384,6 miliar, dengan ekuitas Rp325,3 miliar dan kas serta setara kas Rp5,76 miliar.
Berapa Kontribusi Nyata Hotel Pusako Bukittinggi?
Dengan mengacu pada data tersebut, nilai pendapatan dari Hotel Pusako Bukittinggi, di bawah merek Monoloog Hotels, diperkirakan sekitar Rp2,75 miliar-Rp3 miliar dari total pendapatan konsolidasi sembilan bulan 2025.
Adapun nilai aset hotel tersebut mencapai sekitar Rp7,7 miliar dari total aset konsolidasi PSKT sebesar Rp384,6 miliar.
Kapasitas kamarnya, merujuk data paparan publik perseroan, adalah sebanyak 115 unit kamar.
Kontribusi ini menjadikan Hotel Pusako Bukittinggi unit terkecil ketiga dalam jaringan PSKT, di bawah Jakarta Pasar Baru dan Surabaya dari sisi pendapatan kamar, tetapi tetap penting dalam portofolio karena menandai kehadiran satu-satunya properti PSKT di Sumatera Barat, wilayah wisata yang kuat secara historis.
Dalam struktur jaringan, sebagian besar hotel PSKT berada di Jawa dan Sumatera bagian selatan (Palembang, Pekanbaru). Unit Bukittinggi menjadi satu-satunya representasi wilayah pariwisata non-metropolitan, sehingga turut mendukung diversifikasi geografis pendapatan.
Sementara itu, dari sisi pendapatan konsolidasi, PSKT memperoleh pemasukan dari beberapa sumber, yaitu penjualan kamar, makanan dan minuman, sewa ruang hotel, serta layanan manajemen.
Untuk periode Januari–September 2025, pendapatan kamar tercatat Rp23,49 miliar, makanan dan minuman Rp822 juta, sewa ruang Rp254 juta, dan layanan manajemen Rp1,59 miliar, dengan total pendapatan konsolidasi Rp39,33 miliar.
Tidak ada pelanggan pihak ketiga yang berkontribusi lebih dari 10 persen terhadap total pendapatan, yang berarti seluruh kontribusi, termasuk dari Hotel Pusako Bukittinggi, tersebar merata di antara jaringan hotel PSKT di berbagai kota.
Renovasi yang akan dilakukan mulai 1 Januari 2026 diarahkan untuk memperbaiki infrastruktur dan meningkatkan kualitas fasilitas, sejalan dengan kebijakan akuntansi PSKT yang memperpanjang umur manfaat aset bangunan hotel hingga 50 tahun berdasarkan hasil penilaian Kantor Jasa Penilai Publik pada 2018. (*)
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.