KABARBURSA.COM – PT Delta Giri Wacana Tbk (DGWG) melalui anak usahanya, PT Dharma Guna Wibawa, melakukan pengiriman perdana 15 ton pupuk karbamasi methomyl 90 SP ke Afrika Selatan.
Ekspor ini dilakukan usai menembus pasar Australia dan Papua Nugini melalui penjualan produk pestisida jadi. Ekspor pupuk ini merupakan upaya memperluas pasar internasional sekaligus menjadi pemain utama industri agro input nasional.
Perusahaan yang bergerak di sektor agro input itu fokus pada produksi bahan baku pestisida, insektisida, dan produk agrokimia pendukung pertanian. Dengan portofolio produk yang luas, DGWG berupaya menjawab kebutuhan industri pertanian nasional maupun global.
Sekadar informasi, kabamasi merupakan proses atau hasil produksi bahan kimia turunan karbamat yang digunakan sebagai bahan baku insektisida, fungisida dan pestisida pertanian lainnya.
Produk methomyl 90 SP misalnya, merupakan salah satu formulasi karbamat yang dikenal efektif mengendalikan serangan hama pada tanaman pangan. Dengan menguasai produksi karbamasi, DGWG dapat memastikan ketersediaan bahan baku strategis bagi sektor pertanian, baik dalam negeri maupun ekspor.
DGWG mengungkapkan, permintaan methomyl sebagai bahan baku insektisida terus meningkat di berbagai negara, termasuk Afrika Selatan yang sektor pertaniannya kerap menghadapi gangguan hama.
Momentum ini dimanfaatkan DGWG dengan memperkenalkan produk-produk unggulannya pada forum internasional, salah satunya 25th China International Agrochemical & Crop Protection Exhibition (CAC) yang mempertemukan perusahaan dengan pelaku industri agrokimia global.
Corporate Communication PT Delta Giri Wacana Tbk, Rendi Julias, menegaskan ekspor perdana ini merupakan pembuktian atas strategi ekspansi perusahaan.
“Ekspor ini menandai langkah awal kami untuk memperluas penetrasi pasar global dan memperkuat posisi DGWG di industri agro input,” ujar Rendi pada Senin, 15 September 2025.
Berdasarkan kajian internalnya, kebutuhan pasar domestik terhadap produk berbahan methomyl mencapai 2.500 metrik ton per tahun. DGWG dengan pabrik karbamasinya saat ini mampu memenuhi sekitar 40 persen dari kebutuhan pasar melalui produk unggulan Dangke 40WP.
Kapasitas ini membuka peluang besar untuk memperkuat pasokan dalam negeri sekaligus meningkatkan ekspor di masa mendatang.
Sementara data Kementerian Perindustrian RI mencatat impor produk formulasi pestisida pada tahun 2024 mencapai 87.350 ton, mencerminkan tingginya kebutuhan agrokimia nasional. Kehadiran pabrik karbamasi DGWG diharapkan dapat mengurangi ketergantungan impor dan menjadi motor penggerak pertumbuhan sektor agro input nasional.
Dengan proyeksi yang optimistis, DGWG berambisi memperluas kapasitas produksinya agar dapat memenuhi kebutuhan pasar domestik sekaligus menegaskan posisinya di kancah global. Langkah ini menjadi strategi perusahaan untuk mewujudkan pertumbuhan bisnis berkelanjutan serta mendukung ketahanan sektor pertanian Indonesia.
Kinerja Keuangan DGWG
Menilik data perdagangannya di Stockbit pada Senin, 15 September 2025, sepanjang 2025, lDGWG mencatatkan kinerja impresif dengan lonjakan year to date (YTD) sebesar 77,39 persen ke level Rp408 per saham dari posisi awal tahun Rp230.
Perusahaan yang masuk dalam sektor barang baku dan tercatat di papan syariah ini memiliki kapitalisasi pasar sekitar Rp2.400 miliar dengan jumlah saham beredar 5,88 miliar lembar dan free float 14,91 persen.
Dari sisi fundamental, DGWG membukukan pendapatan (revenue TTM) Rp63 miliar dengan EBITDA dan laba bersih yang terus menunjukkan tren positif. Sepanjang 2023, perseroan mencatat pendapatan Rp142 miliar, turun dari Rp81 miliar pada 2022. Namun kuartal berjalan menunjukkan perbaikan secara bertahap.
Kebijakan pemegang saham juga mendapat perhatian investor. DGWG membagikan dividen tunai sebesar Rp9,00 per saham untuk tahun buku 2024 dengan payout ratio 50,75 persen dan dividend yield 2,21 persen.
Tanggal cum dividen terakhir tercatat 3 Juli 2025 dengan pembayaran pada 25 Juli 2025. Kebijakan dividen ini menunjukkan komitmen manajemen untuk memberikan imbal hasil berkesinambungan bagi pemegang saham.(*)