KABARBURSA.COM - PT Bukit Asam Tbk (PTBA), anggota holding BUMN Pertambangan MIND ID, merancang strategi jangka panjang guna mendukung target net zero emission (NZE) pada 2050. Salah satu langkah utama yang disiapkan adalah optimalisasi cadangan batu bara yang dimiliki perseroan.
Direktur Utama PTBA, Arsal Ismail, mengungkapkan bahwa saat ini perusahaan memiliki cadangan batu bara mencapai 3 miliar ton, sementara tingkat produksi tahunan baru berada di angka 40 juta ton. Oleh karena itu, pemanfaatan cadangan yang ada akan dimaksimalkan untuk berbagai kebutuhan.
"Langkah pertama yang kami lakukan untuk mencapai net zero emission adalah mengoptimalkan cadangan yang tersedia saat ini. Targetnya, dalam 3–4 tahun ke depan, produksi bisa ditingkatkan hingga 100 juta metrik ton," ujar Arsal di Jakarta, Kamis 6 Februari 2025.
Menurutnya, dengan strategi ini, penggunaan batu bara diharapkan mulai menurun secara bertahap hingga 2050.
Tak hanya itu, PTBA juga mengakselerasi upaya dekarbonisasi dengan mulai mengganti peralatan tambang berbasis solar menjadi bertenaga listrik. Langkah ini diyakini mampu menekan emisi karbon secara signifikan dalam proses operasional.
Perseroan juga menggencarkan program reklamasi lahan bekas tambang, dengan melakukan penghijauan untuk mengembalikan kondisi lingkungan mendekati keadaan semula. Program ini menjadi bagian integral dalam strategi perusahaan untuk mengurangi dampak lingkungan dari aktivitas pertambangan.
"Kami harus mendukung inisiatif energi tanpa emisi. Batu bara yang kami miliki akan terus diarahkan untuk hilirisasi, sejalan dengan program pemerintah guna menciptakan nilai tambah bagi sektor energi nasional," pungkas Arsal.
Catat Rekor Tertinggi
PT Bukit Asam Tbk atau dalam kode saham PTBA membeberkan penjualan batu bara terbarunya mencapai 42,9 juta ton.
Corporate Secretary PT Bukit Asam Tbk (PTBA), Niko Chandra mengklaim penjualan itu masuk rekor tertinggi dalam sejarah perusahaan pada tahun 2024 atau tumbuh 16 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya year on year atau YoY.
Sebagai pembanding, pada tahun 2020, penjualan batu bara PTBA tercatat sebesar 26,1 juta ton, meningkat menjadi 28,4 juta ton pada 2021, 31,7 juta ton pada 2022, dan 37,0 juta ton pada 2023.
“Pencapaian rekor penjualan tersebut ditopang oleh ekspor batu bara sebesar 20,3 juta ton pada 2024, meningkat 30 persen secara tahunan. Adapun realisasi Domestic Market Obligation (DMO) sebesar 22,6 juta ton, tumbuh 6 persen dibanding tahun sebelumnya,” kata Niko melalui keterangannya di Jakarta pada Selasa, 4 Januari 2025.
Menurut dia penjualan batu bara PTBA didominasi oleh pasar domestik, meski porsi ekspor semakin meningkat. Saat ini, porsi pasar domestik mencapai 53 persen, sementara ekspor menyumbang 47 persen dari total penjualan.
Selain itu, PTBA berhasil memaksimalkan potensi pasar utama, dengan ekspor ke India yang meningkat 32 persen menjadi 6,4 juta ton.
Catatan Rekor Tertinggi
Sementara itu, ekspor ke Vietnam, Thailand, dan Malaysia juga mencatatkan lonjakan signifikan. Penjualan ke Vietnam, misalnya, meningkat sebesar 250 persen menjadi 3 juta ton. Ekspor ke Thailand tercatat 1,6 juta ton, naik 153 persen, sedangkan ekspor ke Malaysia melonjak 221 persen menjadi 888,7 ribu ton.
Peningkatan penjualan batu bara PTBA juga didukung oleh realisasi produksi yang mencapai 43,3 juta ton dan angkutan batu bara sebanyak 38,2 juta ton sepanjang 2024, yang juga mencatatkan rekor tertinggi.
“Dengan kinerja operasional yang semakin cemerlang, Bukit Asam siap memberikan energi tanpa henti untuk mewujudkan swasembada energi yang termasuk dalam Asta Cita, yang saat ini menjadi fokus pemerintah,” kata Niko.
PTBA menargetkan pada 2025, produksi batu bara sebesar 50 juta ton, penjualan 50,1 juta ton, dan angkutan batu bara sebanyak 43,2 juta ton.
Sementara bagaimana kinerja keuangan PTBA. Dilansir dari data laporan keuangan Stockbit pada Selasa, 4 Januari 2025, PTBA mencatatkan total pendapatan tahunan (TTM) sebesar Rp41.407 miliar, dengan laba kotor sebesar Rp8.842 miliar, serta EBITDA yang tercatat sebesar Rp8.750 miliar. Laba bersih yang tercatat pada periode ini mencapai Rp5.557 miliar.
Margin laba kotor pada kuartal terbaru tercatat sebesar 20,02 persen, sedangkan margin laba operasi tercatat 12,73 persen dan margin laba bersih mencapai 10,87 persen. Pertumbuhan tahunan pendapatan (YoY) menunjukkan angka yang positif, yakni 24,03 persen, dengan laba kotor tumbuh 20,79 persen dan laba bersih tumbuh 19,31 persen.(*)