Logo
>

PTPP Bangun RS Berstandar Internasional di Bali, Selesai Tahun ini

Ditulis oleh Syahrianto
PTPP Bangun RS Berstandar Internasional di Bali, Selesai Tahun ini

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - PT PP (Persero) Tbk (PTPP) mencatat pencapaian signifikan dalam pembangunan Bali International Hospital (BIH), pusat layanan medis berstandar internasional. Hingga Kamis, 23 Januari 2025, progres pembangunan BIH telah mencapai 98,77 persen.

    Rumah sakit tersebut telah memenuhi berbagai standar nasional dan internasional, di antaranya Sertifikasi Green Building dari Green Building Council Indonesia, sertifikasi Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapeten) untuk bunker onkologi radiasi, serta standar Joint Commission International (JCI), ASTM, dan ANSI untuk pengujian material utama, termasuk fasad bangunan.

    Proyek BIH mencakup bangunan seluas 67.465 meter persegi di atas lahan seluas 50.000 meter persegi. Dengan luas tapak hanya 36,8 persen, lebih dari 60 persen ruang proyek dirancang sebagai ruang terbuka. Selain itu, BIH melakukan konservasi lebih dari 50 persen pohon eksisting dengan menyesuaikan tata letak dan desain bangunan.

    Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), dalam kunjungannya, memberikan apresiasi atas kualitas pembangunan BIH.

    "Selamat atas progres pekerjaan konstruksi dari proyek Bali International Hospital. Saya melihat bangunannya luar biasa dengan kualitas kelas dunia dan fasilitas medis berteknologi tinggi," ujar AHY.

    Ia menambahkan, rumah sakit internasional yang berlokasi di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sanur ini tidak hanya akan melayani masyarakat Indonesia, tetapi juga menarik pasien internasional. "Proyek ini bukan hanya bisnis, tetapi juga proyek kemanusiaan," tambahnya.

    Bangunan BIH mengedepankan konsep Adiluhung (arsitektur budaya Bali) dan konsep healing resort untuk mendukung terapi kesembuhan pasien. Infrastruktur berstandar dunia melengkapi fasilitas rumah sakit ini, di antaranya:

    1. Tiga unit bunker onkologi radiasi dengan ketebalan beton 2,5 meter.
    2. Ruang MRI dengan RF Cabin (Sangkar Faraday) untuk melindungi lingkungan dari dampak medan magnet.
    3. Layanan radiologi dengan dinding, lantai, dan atap berlapis timbal setebal 4 mm.
    4. Fasilitas kedokteran nuklir dengan jalur mobilisasi radiofarmaka dilengkapi dinding timbal.
    5. Ruang radiologi satelit di layanan rawat inap, termasuk bunker, untuk mempersingkat waktu pasien mendapatkan pencitraan radiologi.
    6. Sistem pneumatic tube untuk transportasi farmasi dan laboratorium.
    7. Sistem IT menggunakan TrakCare untuk pengelolaan pasien.
    8. Sistem nurse call terintegrasi.

    Direktur Utama PT Pertamedika Bali Hospital, dr. Dewi, optimis terhadap fokus rumah sakit ini pada lima layanan utama: Cardiology, Oncology, Neurology, Gastroenterohepatology, dan Orthopedics (CONGO). "Kami percaya keberadaan rumah sakit ini akan memberikan kontribusi besar bagi sektor kesehatan dan pariwisata Indonesia," ujar Dewi.

    Selain fasilitas modern, BIH mengusung konsep ramah lingkungan dengan desain passive cooling untuk area publik, memaksimalkan energi terbarukan melalui solar panel, dan pencahayaan alami untuk menjaga efisiensi energi. Dalam operasionalnya, BIH bekerja sama dengan operator internasional, seperti Innoquest dari Singapura untuk laboratorium dan ICON Cancer Center dari Australia untuk layanan kanker.

    Dijadwalkan beroperasi pada akhir kuartal kedua 2025, BIH diharapkan menjadi kebanggaan Indonesia dan rumah sakit berstandar global.

    Bagaimana Proyeksi Saham PTPP?

    PTPP akan ikut andil dalam program pembangunan 1 juta rumah hasil kerja sama Indonesia dan Qatar.

    Keikutsertaan PTPP dalam program tersebut tentu menjadi sentimen positif bagi perusahaan. Lalu, apakah proyeksi kinerja saham PTPP juga akan ikut gemilang?

    Head of Equity Research Kiwoom Sekuritas, Sukarno Alatas mengatakan program 1 juta rumah yang diambil menjadi katalis positif bagi harga saham PTPP. Namun, dia melihat secara teknikal saham PTPP ini belum terlalu kuat.

    “Hanya saja secara sinyal teknikal belum terlalu kuat dan cenderung wait and see,” ujar dia saat dihubungi Kabarbursa.com di Jakarta, Kamis, 23 Januari 2025.

    Sukarno menilai kondisi tersebut hampir serupa dengan isu PTPP merger dengan Wijaya Karya (WIKA) beberapa waktu lalu. Dia bilang, hal semacam ini belum cukup memberikan dampak  dan pengaruh terhadap fundamental secara keseluruhan.

    Sukarno pun belum bisa merekomendasikan saham PTPP saat ini. Namun, dia menegaskan   para investor yang tertarik membeli saham, saat ini bisa melakukan akumulasi bertahap pada saham PTPP.

    “Untuk saat ini sepertinya belum tepat 100 persen (mengoleksi saham PTPP) mengingat belum ada sinyal yang kuat untuk  dilakukan pembelian. Tapi kita bisa melakukan akumulasi bertahap pada saham PTPP,” pungkasnya.

    Kinerja PTPP

    Merujuk data perdagangan Stockbit, Kamis, 23 Januari 2025, PTPP mencatatkan performa positif dalam satu bulan terakhir dengan nilai 2,96 persen.

    Berdasarkan data kuartalan, rasio solvabilitas emiten yang mencatatkan sahamnya di bursa efek pada 2010 ini menunjukkan kondisi keuangan yang cukup solid.

    Current Ratio PTPP tercatat sebesar 1,25, menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Quick ratio berada pada angka 0,84, mengindikasikan aset lancar likuid cukup untuk melunasi kewajiban lancar.

    Sementara itu, debt to equity ratio sebesar 1,67, mencerminkan proporsi utang terhadap ekuitas yang masih terkendali.

    Dari segi profitabilitas, kinerja PTPP menunjukkan tingkat pengembalian dan margin yang positif. Return on Assets (ROA) selama 12 bulan terakhir tercatat di angka 0,88 persen, menggambarkan efisiensi penggunaan aset dalam menghasilkan keuntungan.

    Return on Equity (ROE) mencapai 4,25 persen, mencerminkan pengembalian laba kepada pemegang saham atas modal yang diinvestasikan.

    Gross Profit Margin sebesar 11,79 persen, sedangkan Operating Profit Margin berada di 7,75 persen, menunjukkan efisiensi operasional perusahaan.

    Net Profit Margin sebesar 2,31 persen, yang mencerminkan keuntungan bersih terhadap total pendapatan.

    Dengan rasio-rasio ini, PTPP dinilai masih berada dalam posisi keuangan yang cukup stabil meskipun tantangan ekonomi mungkin memengaruhi profitabilitas ke depan. (*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Syahrianto

    Jurnalis ekonomi yang telah berkarier sejak 2019 dan memperoleh sertifikasi Wartawan Muda dari Dewan Pers pada 2021. Sejak 2024, mulai memfokuskan diri sebagai jurnalis pasar modal.

    Saat ini, bertanggung jawab atas rubrik "Market Hari Ini" di Kabarbursa.com, menyajikan laporan terkini, analisis berbasis data, serta insight tentang pergerakan pasar saham di Indonesia.

    Dengan lebih dari satu tahun secara khusus meliput dan menganalisis isu-isu pasar modal, secara konsisten menghasilkan tulisan premium (premium content) yang menawarkan perspektif kedua (second opinion) strategis bagi investor.

    Sebagai seorang jurnalis yang berkomitmen pada akurasi, transparansi, dan kualitas informasi, saya terus mengedepankan standar tinggi dalam jurnalisme ekonomi dan pasar modal.