KABARBURSA.COM - PT PP (Persero) Tbk (PTPP) tengah menggarap proyek strategis pelebaran Jalan Tol Tangerang–Merak pada segmen Cilegon Timur hingga Cilegon Barat. Pekerjaan ini mencakup penambahan lajur ketiga arah Jakarta pada Paket 2, dari Km 94+914 hingga Km 87+139.
Adapun Menurut keterangan manajemen PTPP, proyek ini memiliki nilai kontrak sebesar Rp134,7 miliar (sebelum PPN) dan masa pelaksanaan 240 hari kalender sejak 17 Desember 2024.
Proyek ini juga bertujuan untuk memperkuat konektivitas antar wilayah, terutama di Provinsi Banten yang merupakan gerbang utama Pulau Jawa menuju Sumatera.
Corporate Secretary PTPP Joko Raharjo, menyampaikan bahwa pelebaran jalan tol ini memiliki tantangan tersendiri karena bersinggungan langsung dengan jalan tol aktif.
"Hal ini mengharuskan penerapan manajemen lalu lintas yang sangat cermat dan responsif untuk menjamin keselamatan serta kelancaran lalu lintas selama proses konstruksi," ujar Joko dalam keterangan resmi, Selasa, 10 Juni 2025.
Untuk menjawab tantangan tersebut, PTPP menerapkan pendekatan inovatif dan rekayasa teknik yang matang. Salah satu teknologi unggulan yang digunakan adalah Robo Flagman, sistem pengatur lalu lintas otomatis yang menggantikan peran petugas di lapangan.
Inovasi ini merupakan bagian dari transformasi digital perusahaan dalam menghadapi era Konstruksi 4.0, serta mencerminkan komitmen terhadap peningkatan efisiensi, keselamatan kerja, dan pemanfaatan teknologi dalam sektor konstruksi nasional.
Mengutip Stockbit, pada kuartal I 2025 PTPP berhasil meraup laba bersih sebesar Rp59 miliar, turun jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu senilai Rp95 miliar.
Dari segi pendapatan, emiten BUMN karya ini meraup Rp3,05 triliun pada kuartal I 2025. Angka ini juga menyusut dibanding periode serupa tahun lalu sebesar Rp4,61 triliun.
Kinerja Saham dan Lapkeu
PTPP mencatat kinerja keuangan yang belum sepenuhnya menggembirakan. Berdasarkan data keuangan yang dihimpun dari Stockbit, Rabu, 11 Juni 2025, PTPP menunjukkan tekanan pada sejumlah rasio profitabilitas.
Dari sisi profitabilitas, Return on Assets (RoA) perusahaan tercatat hanya sebesar 0,67 persen, sedangkan Return on Equity (RoE) berada di level 3,12 persen.
Margin laba bersih termasuk tipis, tercatat hanya 1,69 persen, hal ini menandakan efisiensi yang masih menjadi rintangan. Meski begitu, margin laba kotor mencapai 12,32 persen, dan margin laba operasional sebesar 6,09 persen.
Rasio solvabilitas menunjukkan Current Ratio di angka 1,35 dan Quick Ratio 0,88, yang masih dalam kategori aman, meskipun Debt to Equity Ratio (DER) mencapai 1,60.
Meski demikian, pergerakan harga saham PTPP justru menunjukkan kebangkitan dalam jangka pendek. Dalam tiga bulan terakhir, harga sahamnya melonjak hingga 78,40 persen, dengan return sepanjang tahun ini (year-to-date) mencapai 32,74 persen.
Bahkan dalam satu tahun terakhir, saham ini telah menguat 28,16 persen. Namun, jika melihat tren jangka panjang, harga saham PTPP masih belum pulih sepenuhnya, dengan return negatif dalam periode 3 tahun (-52,30 persen) dan 5 tahun (-49,89 persen). Dalam 10 tahun terakhir, return saham PTPP bahkan terkoreksi hingga -87,23 persen.
Harga tertinggi dalam 52 minggu terakhir berada di level Rp525, sementara level terendahnya menyentuh Rp216.(*)
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.