Logo
>

Raih Dua Penghargaan Bergengsi, Apa Koreksi Saham BUMI?

Ditulis oleh Yunila Wati
Raih Dua Penghargaan Bergengsi, Apa Koreksi Saham BUMI?

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - PT Bumi Resources Tbk. (BUMI), salah satu perusahaan tambang terbesar di Indonesia, kembali menorehkan prestasi gemilang dengan meraih dua penghargaan bergengsi dalam ajang TOP GRC Awards 2024. Acara yang digelar pada 11 September di Hotel Raffles Jakarta ini mengangkat tema “Leadership for Sustainable Impact: GRC, ESG, and Sustainable Development Goals (SDGs)”.

    Dalam acara tersebut, BUMI sukses meraih penghargaan TOP GRC Awards 2024 #5 Stars, level tertinggi yang menunjukkan keberhasilan perusahaan dalam menerapkan tata kelola perusahaan yang baik (Governance), manajemen risiko (Risk), serta kepatuhan (Compliance). Penghargaan ini menandai bahwa BUMI memiliki sistem GRC yang unggul dan mampu mendukung keberlanjutan kinerja bisnis perusahaan. Hanya perusahaan dengan sistem dan implementasi terbaik yang berhasil mencapai tingkat prestisius ini.

    Selain pengakuan kepada perusahaan, Presiden Direktur BUMI Adika Nuraga Bakrie, juga dianugerahi penghargaan sebagai The Most Committed GRC Leader 2024. Penghargaan ini diberikan kepada pemimpin perusahaan yang dinilai berkomitmen tinggi dalam mengimplementasikan prinsip-prinsip GRC di seluruh aspek operasional perusahaannya.

    Kepemimpinan Adika dinilai berhasil memperkuat tata kelola perusahaan yang tidak hanya mengutamakan kinerja, namun juga keberlanjutan dan kepatuhan terhadap regulasi.

    Keberhasilan ini tidak hanya menjadi cerminan dari kemampuan manajemen BUMI dalam mengelola bisnisnya, namun juga menunjukkan komitmen perusahaan untuk terus meningkatkan kualitas tata kelola yang baik, transparansi, serta manajemen risiko yang tangguh.

    "Kami berkomitmen untuk terus memperkuat sistem GRC perusahaan, meningkatkan keterbukaan informasi, dan menerapkan praktik-praktik terbaik di seluruh unit usaha BUMI," ujar Adika, seperti dikutip dari keterbukaan informasi yang disampaikan pada Rabu, 25 September 2024.

    Ajang TOP GRC Awards menilai sekitar 900 perusahaan dari berbagai sektor di Indonesia. BUMI dinilai layak menerima penghargaan tertinggi berkat konsistensinya dalam memperkuat sistem GRC, serta menjalankan bisnis dengan prinsip keberlanjutan yang selaras dengan Sustainable Development Goals (SDGs) dan Environmental, Social, and Governance (ESG).

    Dalam beberapa tahun terakhir, BUMI telah mengambil langkah-langkah signifikan untuk memperkuat tata kelola perusahaan dan memperkuat posisinya sebagai pemain utama di industri pertambangan yang bertanggung jawab. Penerapan GRC tidak hanya membantu perusahaan menghadapi tantangan bisnis, tetapi juga menjaga keberlanjutan di tengah ketatnya regulasi dan meningkatnya harapan dari para pemangku kepentingan.

    Penghargaan ini menjadi momentum bagi BUMI untuk terus memperkuat strategi bisnis yang berfokus pada keberlanjutan dan tata kelola yang baik, serta memastikan bahwa praktik-praktik perusahaan selalu sejalan dengan perkembangan global dalam hal ESG dan SDGs.

    Dengan prestasi ini, BUMI semakin memantapkan posisinya sebagai perusahaan tambang yang tidak hanya berfokus pada kinerja bisnis, tetapi juga pada tanggung jawab sosial dan lingkungan yang lebih luas.

    Kinerja Saham

    PT Bumi Resources Tbk (BUMI) merupakan salah satu saham yang sering diperbincangkan di pasar modal Indonesia. Saham ini menawarkan potensi besar, terutama bagi investor yang tertarik pada sektor energi.

    Namun, apakah BUMI layak dikoleksi berdasarkan pendekatan investasi ala Warren Buffett?

    BUMI adalah salah satu perusahaan tambang batu bara terbesar di Indonesia. Bisnis energi fosil, terutama batu bara, adalah sektor yang sangat terdampak oleh perubahan kebijakan energi global yang cenderung beralih ke energi terbarukan. Namun, permintaan terhadap batu bara masih signifikan, terutama dari negara-negara berkembang seperti China dan India. Meski demikian, Buffett cenderung menghindari industri yang berisiko terdisrupsi oleh inovasi teknologi atau perubahan kebijakan, seperti energi fosil.

    Salah satu aspek penting yang dilihat oleh Buffett adalah manajemen perusahaan. Berdasarkan laporan keuangan, BUMI mencatat beberapa tahun kinerja yang berfluktuasi. Misalnya, dalam laporan kuartal kedua tahun 2024, perusahaan mencatat penurunan laba bersih hingga 2,08 persen year-on-year.

    Selain itu, Altman Z-Score BUMI sebesar -0.46 menunjukkan risiko kebangkrutan yang tinggi. Hal ini tentu menjadi perhatian bagi investor yang berorientasi jangka panjang. Buffett menghindari perusahaan dengan kinerja keuangan dan manajemen yang tidak stabil.

    Buffett sangat memperhatikan stabilitas keuangan perusahaan. Berikut adalah beberapa rasio keuangan BUMI yang perlu diperhatikan:

    • Price to Earnings (P/E) Ratio: P/E BUMI (TTM) berada di angka 135,93, jauh di atas rata-rata IHSG yang hanya 7,89. Ini menandakan valuasi yang sangat mahal dibandingkan dengan pasar secara keseluruhan.
    • Debt to Equity Ratio (DER): BUMI memiliki rasio utang terhadap ekuitas sebesar 0.36. Ini relatif aman, tetapi dengan rasio keuangan lainnya yang kurang memuaskan, seperti interest coverage ratio sebesar 0.19, kemampuan perusahaan dalam membayar bunga utang masih rendah.
    • Return on Equity (ROE): ROE BUMI tercatat hanya 1.25 persen. Buffett mencari perusahaan dengan ROE minimal 15 persen. Dengan angka yang jauh di bawah standar Buffett, ini menjadi sinyal negatif.
    • Free Cash Flow: Aliran kas bebas (TTM) BUMI negatif sebesar Rp327 miliar, yang menunjukkan bahwa perusahaan tidak menghasilkan cukup uang untuk mendanai operasi atau membayar utang tanpa mengambil utang baru.

    Dalam analisis valuasi, saham BUMI saat ini dihargai Rp122 per saham dengan valuasi pasar sebesar Rp45,3 triliun. Meskipun saham ini telah mengalami kenaikan 43,53 persen sepanjang tahun 2024, namun harga sahamnya masih berada jauh di bawah level tertingginya dalam lima tahun terakhir.

    Meski demikian, rasio P/E yang sangat tinggi dan PEG ratio negatif menunjukkan bahwa pertumbuhan tidak sebanding dengan valuasi saat ini. Buffett menghindari saham dengan valuasi yang terlalu tinggi tanpa didukung oleh pertumbuhan laba yang signifikan.

    Berdasarkan analisis dengan pendekatan Warren Buffett, saham BUMI tampaknya tidak sesuai dengan kriteria investasi yang disarankan oleh Buffett. Beberapa alasan utama meliputi:

    1. Manajemen dan kinerja keuangan yang tidak stabil: Rasio laba yang rendah dan fluktuasi pendapatan menunjukkan manajemen yang belum mampu menghasilkan kinerja yang konsisten.
    2. Valuasi yang tidak menarik: P/E yang terlalu tinggi dan pertumbuhan yang lambat membuat saham ini terkesan mahal.
    3. Industri yang berisiko: Energi fosil seperti batu bara berada dalam tekanan kebijakan global yang mendorong transisi ke energi bersih.

    Bagi investor yang mengikuti prinsip Warren Buffett, saham ini mungkin tidak menjadi pilihan yang menarik. Sebaliknya, saham ini lebih cocok bagi investor dengan pendekatan spekulatif jangka pendek atau yang percaya bahwa permintaan batu bara akan terus meningkat dalam waktu dekat.

    Namun, penting bagi setiap investor untuk melakukan analisis lebih mendalam dan mempertimbangkan profil risiko mereka sebelum membuat keputusan investasi.(*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Yunila Wati

    Telah berkarier sebagai jurnalis sejak 2002 dan telah aktif menulis tentang politik, olahraga, hiburan, serta makro ekonomi. Berkarier lebih dari satu dekade di dunia jurnalistik dengan beragam media, mulai dari media umum hingga media yang mengkhususkan pada sektor perempuan, keluarga dan anak.

    Saat ini, sudah lebih dari 1000 naskah ditulis mengenai saham, emiten, dan ekonomi makro lainnya.

    Tercatat pula sebagai Wartawan Utama sejak 2022, melalui Uji Kompetensi Wartawan yang diinisiasi oleh Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), dengan nomor 914-PWI/WU/DP/XII/2022/08/06/79