Logo
>

Ramai-ramai Jual Saham Honda: Ada Apa?

Ditulis oleh Pramirvan Datu
Ramai-ramai Jual Saham Honda: Ada Apa?

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Tokio Marine, Sompo, dan dua unit MS&AD, bersama dengan Mitsubishi UFJ dan Mizuho, berencana untuk menjual saham Honda Motor senilai ¥ 535 miliar. Langkah ini bertujuan untuk mengakhiri kepemilikan lintas saham antar perusahaan.

    Kepemilikan lintas saham merupakan praktik di mana satu perusahaan memiliki saham di perusahaan lain untuk memperkuat hubungan bisnis. Penjualan ini dilakukan sebagai bagian dari reformasi tata kelola perusahaan, dengan total 10 lembaga keuangan yang berencana melepas saham Honda. Seperti dikutip Jakarta, Jumat 5 Juli 2024.

    Unit usaha MS&AD telah mengkonfirmasi niatnya untuk mengurangi kepemilikan saham Honda hingga nol. Penjualan mencakup 300 juta saham Honda dengan harga yang belum ditentukan, meskipun nilai potensialnya mencapai ¥ 535 miliar berdasarkan harga penutupan Honda pada Kamis lalu, yakni ¥ 1.791 per saham.

    Pemalsuan Sertifikat Keamanan

    Pengamat otomotif dari Institut Teknologi Bandung (ITB) Yannes Martinus Pasaribu mengungkapkan pemalsuan sertifikat keamanan yang dilakukan pabrikan Toyota, Honda, Suzuki dan Mazda akan berdampak pada penurunan penjualan yang signifikan.

    “Penjualan merek-merek mobil terkait bisa jadi akan mengalami penurunan dalam jangka pendek setelah kasus pemalsuan sertifikasi terungkap,” kata Yannes kepada Kabar Bursa, Senin, 10 Juni 2024.

    Menurutnya, konsumen bakal menunda pembelian atau beralih ke merek lain karena khawatir akan kualitas dan keamanan produk. Perbuatan tak terpuji ini, kata dia, bakal merusak reputasi merek-merek Jepang, termasuk di mata konsumen Indonesia yang merupakan pasar potensial.

    Jika berkaca kepada kasus-kasus yang terjadi sebelumnya, skandal yang menyangkut keselamatan konsumen selalu diganjar dengan penurunan penjualan. Bukan tidak mungkin pabrikan yang tersangkut skandal bakal sulit bangkit dari kemerosotan penjualan kendaraan pada awal tahun 2024.

    Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), penjualan mobil di Tanah Air pada awal tahun 2024 merosot. Penjualan mobil turun menjadi 215.069 unit atau 23,77 persen dibandingkan penjualan Januari-Maret 2023 yang mencapai 282.125.

    Penjualan dari dealer ke konsumen (ritel)  Toyota turun 12,9 persen atau sebesar 26.142 pada kuartal pertama 2024. Pada periode yang sama tahun 2023, penjualan  Toyota mencapai 30.008 unit periode Januari-Maret 2023.

    Penjualan PT Honda Prospect Motor (HPM) setali tiga uang dengan Toyota. HPM mencatat penurunan  kendaraan yang cukup signifikan dibanding periode yang sama tahun lalu. Penjualan ritel HPM mencapai 9.019 unit pada Februari 2024 atau turun 25 persen.

    Runtuhnya Spirit Kaizen

    Industri otomotif Jepang tidak hanya bersaing dengan Eropa, tapi juga menghadapi China yang kini tak dapat dipandang sebelah mata. Karena, produk-produk China Sementara iklim persaingan di industri otomotif sangat ketat dan kompetitif.

    “Industri otomotif sangat kompetitif, dan perusahaan otomotif Jepang menghadapi tekanan besar untuk memenuhi standar keselamatan dan emisi yang ketat dengan harga yang harus kompetitif dengan produk-produk otomotif China yang semakin baik desainnya dan semakin tinggi standar safety-nya,” kata Yannes.

    Yannes mengatakan, selama ini proses sertifikasi di pabrikan otomotif bergantung dari data yang diberikan oleh pihak pabrikan. Sementara pihak luar yang melakukan audit berangkat dari data yang diberikan oleh pabrikan. Melalui celah inilah pabrikan otomotif Jepang melakukan kecurangan.

    Menurutnya, pengungkapan pemalsuan sertifikasi selama bertahun-tahun oleh pihak luar mengindikasikan bahwa masalah ini seperti fenomena gunung es yang nampak kecil di permukaan dan membesar di bagian bawah.

    “Kurangnya pengawasan independen dan audit yang ketat dapat membuka celah bagi manipulasi data dan pemalsuan sertifikasi. Kasus upaya akal-akalan belasan tahun sertifikasi yang terungkap dari media Jepang sendiri pada Toyota, Daihatsu, Honda dan Mazda menunjukkan bahwa masalah ini memang ada dan mungkin lebih luas dari yang diketahui,” terangnya.

    Kendati demikian, Yannes mengaku sulit memastikan seberapa sering kecurangan dalam sertifikasi produk ini terjadi. Ia pun menampik jika apa yang dilakukan oleh beberapa pabrikan Jepang merupakan bentuk frustasi karena persaingan ketat dengan mobil China.

    “Di sini kita bisa melihat bahwa spirit kaizen dan total quality management Jepang yang awalnya menjadi inspirasi banyak perusahaan di seluruh dunia telah runtuh,” unarnya.

    Kepatuhan Standar

    Yannes menilai, untuk dapat mengembalikan kepercayaan masyarakat usai pemalsuan sertifikasi keamanan tidaklah mudah. Toyota, Honda dan Mazda perlu ambil langkah komprehensif untuk menunjukkan komitmen mereka terhadap kualitas, transparansi dan integritas.

    “Itu jelas membutuhkan biaya yang sangat mahal dan tidak mudah dilakukan. Pertama, secara terbuka mengakui kesalahan dan bertanggung jawab atas tindakan pemalsuan. Ini jelas sulit secara mental,” tuturnya.

    Pihak ketiga yang independen dan terpercaya harus dilibatkan untuk audit proses sertifikasi dan memastikan kepatuhan terhadap standar yang berlaku. Namun, Yannes tantangannya adalah mencari pihak ketiga yang kompeten bukan perkara mudah.

    Disclaimer:
    Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Pramirvan Datu

    Pram panggilan akrabnya, jurnalis sudah terverifikasi dewan pers. Mengawali karirnya sejak tahun 2012 silam. Berkecimpung pewarta keuangan, perbankan, ekonomi makro dan mikro serta pasar modal.