KABARBURSA.COM - Pelaku pasar bersikap 'wait and see' terhadap Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) sehingga berpotensi membawa Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) bergerak mendatar. Rapat digelar pada Rabu,19 Juni 2024 dan Kamis, 20 Juni 2024.
"Masih minimnya sentimen membuat pergerakan IHSG cenderung berada dalam rentang konsolidasi," sebut Tim Riset Lotus Andalan Sekuritas dalam kajiannya, Rabu, 19 Juni 2024.
Dalam konteks tersebut, IHSG pada perdagangan Rabu, 19 Juni 2024, dibuka menguat 5,06 poin atau 0,08 persen ke posisi 6.739,89. Sementara itu, kelompok 45 saham unggulan atau Indeks LQ45 naik 0,74 poin atau 0,09 persen ke posisi 846 24.
Pada perdagangan Sesi I di zona hijau dengan kenaikan 20,96 poin atau melesat 0,31 persen ke level 6.755,79 pada perdagangan Rabu, 19 Juni 2024. Sementara kurs rupiah ikut menguat 0,29 persen ke level Rp16.365 per USD pada pukul 12.50 WIB.
Pada Sesi I IHSG bergerak fluktuatif, dengan sempat tertekan di zona merah. Akan tetapi jelang penutupan, indeks menanjak ke zona hijau. Adapun rentang perdagangan terjadi pada level 6.698,84 – 6.791,52.
Adapun total transaksi siang hari ini mencapai Rp5,31 triliun, dari sejumlah 15,34 miliar saham yang ditransaksikan sepanjang perdagangan. Dengan frekuensi yang terjadi sebanyak 589 ribu kali.
Lebih lanjut, Badan Pusat Statistik merilis data perdagangan internasional Indonesia periode Mei 2024. Lebih baik dari dugaan sebelumnya, ekspor berhasil tumbuh positif. BPS memaparkan, nilai ekspor Indonesia pada Mei mencapai USD22,33 miliar. Menanjak 2,86 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (year-on-year/yoy).
Menariknya, ini juga membaik positif dibandingkan April kemarin yang tumbuh 1,72 persen yoy. Konsensus yang dihimpun Bloomberg memperkirakan ekspor Mei terkontraksi (tumbuh negatif) 1,2 persen yoy. Sementara dibandingkan April kemarin (month-to-month/mtm), nilai ekspor melonjak signifikan 13,82 persen.
Adapun impor Indonesia terjadi kontraksi pada Mei. BPS mengumumkan nilai impor RI pada Mei tercatat USD19,4 miliar. Terkontraksi (tumbuh negatif) 8,83 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu (year-on-year/yoy).
Realisasi impor ini memburuk dibandingkan April yang masih tumbuh 4,62 persen yoy. Konsensus pasar yang dihimpun Bloomberg memperkirakan terjadi kontraksi impor sebesar 10 persen yoy pada Mei. Secara bulanan (month-to-month/mtm), impor berhasil tumbuh 14,82 persen. Dengan demikian, Neraca Perdagangan Indonesia pada Mei mengalami surplus USD2,93 miliar.
Neraca Perdagangan telah membukukan surplus selama 49 bulan beruntun. Kali Neraca Perdagangan mengalami defisit adalah pada April 2020 silam. Dalam 20 tahun, ini adalah rangkaian surplus terpanjang kedua.
Pergerakan sektoral saham infrastruktur, saham energi, dan saham barang baku menjadi pendukung utama kenaikan IHSG dengan penguatan mencapai 1,13 persen, 0,70 persen dan 0,17 persen.
Adapun saham-saham infrastruktur yang melaju pesat adalah, PT Acset IndonusaTbk (ACST) meroket 27,5 persen, PT Visi Telekomunikasi Infrastruktur Tbk (GOLD) melesat naik 14,8 persen, dan juga PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) menguat 8,28 persen.
Senada, saham energi juga naik mendukung penguatan IHSG, PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSSA) meroket 11,8 persen, PT Ulima Nitra Tbk (UNIQ) melesat dengan kenaikan 2,88 persen. Serta, PT Petrosea Tbk (PTRO) menguat 2,13 persen.
Indeks saham LQ45 yang berisikan saham-saham unggulan justru melemah dan menutup jeda perdagangan di zona merah, dengan kehilangan 1,13 poin (0,13 persen) ke posisi 844,36.
Saham-saham LQ45 yang bergerak pada teritori negatif antara lain, PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI) melemah 7,48 persen, dan PT Bank Jago Tbk (ARTO) drop 5,91 persen.
Tren negatif juga terjadi pada saham LQ45 berikut, PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) terdepresiasi 3,85 persen, PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) terpeleset 3,77 persen. PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG) terjungkal 3,71 persen.
Adapun pasar saham Asia bergerak bervariasi pada perdagangan siang ini. Indeks Hang Seng Hong Kong melesat 2,31 persen, indeks Kospi menguat 1,03 persen, indeks Strait Times Singapore menghijau 0,38 persen, indeks Shanghai Composite turun 0,31 persen, dan indeks Nikkei 225 melemah 0,02 persen. Sementara itu, Dow Jones Index Future merah 0,07 persen.
Dari mancanegara, Presiden Fed New York John Williams mengatakan suku bunga akan diturunkan secara bertahap, sedangkan Thomas Barkin dari Fed Richmond mengatakan bahwa memerlukan data ekonomi berbulan-bulan lagi sebelum mendukung penurunan suku bunga.
Pada Kamis (20/06) pekan ini, PBoC akan memutuskan kebijakan suku bunga acuan tenor satu tahun, yang diperkirakan masih akan bertahan di level 3,45 persen, sedangkan suku bunga acuan tenor lima tahun cenderung stabil di 3,95 persen.
Sementara itu, indeks saham utama di Wall Street semalam di tutup menguat, yaitu indeks Dow Jones Industrial Average naik 56,76 poin atau 0,15 persen menjadi 38.834,86, indeka S&P 500 naik 13,80 poin atau 0,25 persen menjadi 5.487,03, dan Nasdaq Composite naik 5,21 poin, atau 0,03 perzs. pada 17.862,23.
Bursa saham regional Asia pagi ini antara lain, indeks Nikkei menguat 246,29 poin atau 0,64 persen ke 38.728,39, indeks Hang Seng menguat 244,14 poin atau 1,36 persen ke 18.159,69, indeks Shanghai melemah 6,44 poin atau 0,21 persen ke 3.023,80, dan indeks Straits Times menguat 10,33 poin atau 0,31 persen ke 3.312,11. (*)