Logo
>

Reli Saham GTSI: Gerakan Pasar atau Goyangan Bandar?

Saham GTS Internasional (GTSI) melonjak 33% dalam sehari, menembus Auto Rejection Atas. Tapi di balik euforia volume dan antrean bid gemuk, ada tanda-tanda reli semu yang tak ditopang fundamental.

Ditulis oleh Yunila Wati
Reli Saham GTSI: Gerakan Pasar atau Goyangan Bandar?
Reli tajam saham GTSI sebesar 33 persen, mengindikasikan ada permainan bandar di dalamnya. Foto: Dok GTS Internasional Tbk.

KABARBURSA.COM - Reli tajam yang terjadi pada saham GTS Internasional Tbk (GTSI) di pasar saham tampak seperti angin keberuntungan yang tiba-tiba datang membawa ombak besar. Pada 20 Oktober 2025, saham ini menutup perdagangan di level Rp138, melonjak hampir 34 persen dari posisi sebelumnya di Rp103. 

Lonjakan itu membuatnya menabrak batas Auto Rejection Atas (ARA), dengan rentang perdagangan harian antara Rp108 hingga Rp139. Volume transaksi mencapai 26,44 juta lot, setara dengan nilai Rp347,4 miliar. Ini menjadi sebuah lonjakan luar biasa dibanding volume harian sebelumnya yang tak lebih dari Rp20 miliar. 

Dari sudut pandang teknikal, GTSI memang baru saja menembus area resistensi kuat di kisaran Rp110–120, artinya ada momentum jangka pendek yang kuat. Namun di balik grafik yang tampak menjanjikan, ada aroma euforia yang terlalu pekat.

Jika menengok ke belakang, pola pergerakan GTSI dalam dua minggu terakhir memperlihatkan sebuah tarian yang sudah sering terlihat di bursa, yaitu pola “pump and drift”. Harga sempat merosot ke level 90-an, kemudian naik perlahan menuju 100, 103, dan tiba-tiba melesat hingga 138 hanya dalam sehari. 

Kenaikan yang tampak tidak alami ini memperlihatkan adanya dorongan yang lebih didominasi oleh tenaga spekulasi dibanding minat fundamental. Polanya persis seperti kapal yang digerakkan bukan oleh angin ekonomi, melainkan oleh mesin rumor dan aksi cepat para trader momentum.

Bid Gemuk, Pemain Besar Bikin Kesan Panic Buying

Gambaran ini makin jelas ketika melihat order book. Antrean beli di sisi bid tampak sangat gemuk, dengan lebih dari 1,9 juta lot menunggu giliran. Sebaliknya, antrean jual hanya berjumlah sekitar 100 ribu lot. Ketimpangan ekstrem ini membuat saham terkunci di posisi ARA. 

Pada pandangan sekilas, situasi ini tampak seperti permintaan besar yang menggila, namun dalam realitas pasar, kondisi seperti ini sering kali tidak organik. Ada kemungkinan bahwa sisi penawaran sengaja ditahan oleh pemain besar untuk menimbulkan kesan panic buying

Dengan kata lain, pasar sedang dibentuk tapi bukan secara alami. Ketika satu sisi likuiditas dipersempit, investor ritel mudah terbujuk oleh ilusi kekuatan harga.

Data historis memperkuat dugaan itu. Lonjakan pada 20 Oktober tidak terjadi dalam ruang hampa. Dua hari sebelumnya, saham ini sudah naik 1,05 persen dan 7,29 persen, dengan nilai transaksi melesat dari hanya Rp4,7 miliar menjadi Rp347 miliar dalam waktu tiga hari. 

Pola seperti ini mengingatkan pada reli mendadak yang pernah terjadi di awal Oktober, ketika saham juga melonjak sekitar 14 persen hanya untuk kemudian jatuh perlahan selama seminggu berikutnya. 

Di dunia perdagangan saham, pola seperti ini dikenal sebagai pump-and-dump, yaitu harga sengaja dipompa cepat, lalu dilepas perlahan ketika euforia mencapai puncaknya. 

Secara teknikal, indikator RSI saham ini kemungkinan sudah menembus level overbought, mungkin di atas 80. Artinya, kenaikan ini sudah terlalu panas dan rentan koreksi mendadak.

GTSI Bukan Saham dengan Dorongan Minat Investasi Jangka Panjang

Dalam konteks fundamental, lonjakan ini tidak memiliki dasar yang kuat. Tidak ada laporan kinerja, pengumuman aksi korporasi, atau berita material dari perusahaan yang bisa menjelaskan kenaikan sebesar ini. 

GTSI juga bukan perusahaan dengan kapitalisasi besar atau kinerja keuangan yang sedang melesat. Dengan likuiditas yang tipis dan aktivitas perdagangan yang fluktuatif, saham ini sangat mudah menjadi sasaran permainan harga. 

Ketika volume transaksi terkonsentrasi hanya dalam satu-dua hari, sementara hari-hari sebelumnya sepi, kuat dugaan bahwa sebagian besar pergerakan didorong oleh aktivitas jangka pendek, bukan minat investasi jangka panjang.

Dominasi antrean beli juga menunjukkan ketidakseimbangan pasar. Ketika saham akhirnya keluar dari batas ARA, potensi aksi ambil untung besar-besaran sangat tinggi. Begitu tekanan jual muncul, saham semacam ini bisa jatuh cepat ke batas bawah (ARB) dan terjebak di sana selama beberapa hari berturut-turut.

Secara objektif, GTSI tidak layak dikoleksi oleh investor jangka menengah atau panjang. Ia lebih menyerupai instrumen trading spekulatif jangka pendek, di mana keuntungan besar hanya bisa diperoleh investor yang gesit dan berani mengambil risiko tinggi. 

Untuk investor yang berorientasi pada fundamental, saham ini tidak menawarkan nilai intrinsik yang sepadan dengan risikonya. 

Berdasarkan estimasi kinerja keuangan, nilai wajarnya kemungkinan hanya berada di kisaran Rp70–90 per saham, jauh di bawah harga pasarnya yang sudah menembus Rp138. Dengan kata lain, harga GTSI saat ini sudah overvalued hingga 70 persen dari nilai fundamentalnya.

Reli yang sedang terjadi mungkin tampak seperti peluang emas, tetapi lebih tepat disebut false rally, kenaikan semu yang dibungkus euforia volume. Kenaikan 33 persen dalam sehari tanpa berita fundamental bukan tanda kekuatan, melainkan sinyal peringatan bahwa saham sedang dimainkan oleh kekuatan besar di balik layar.(*)

Disclaimer:
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

Gabung Sekarang

Jurnalis

Yunila Wati

Telah berkarier sebagai jurnalis sejak 2002 dan telah aktif menulis tentang politik, olahraga, hiburan, serta makro ekonomi. Berkarier lebih dari satu dekade di dunia jurnalistik dengan beragam media, mulai dari media umum hingga media yang mengkhususkan pada sektor perempuan, keluarga dan anak.

Saat ini, sudah lebih dari 1000 naskah ditulis mengenai saham, emiten, dan ekonomi makro lainnya.

Tercatat pula sebagai Wartawan Utama sejak 2022, melalui Uji Kompetensi Wartawan yang diinisiasi oleh Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), dengan nomor 914-PWI/WU/DP/XII/2022/08/06/79