Logo
>

Resmi IPO, HGII akan Ekspansi Pembangkit Hijau 100 MW

Ditulis oleh Hutama Prayoga
Resmi IPO, HGII akan Ekspansi Pembangkit Hijau 100 MW

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - PT Hero Global Investment Tbk (HGII) resmi mencatatkan saham perdana atau initial public offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada, Kamis, 9 Januari 2025 dengan harga IPO sebesar Rp200 per lembar saham.

    Presiden HGII Robin Sunyoto, mengatakan bahwa pencatatan saham ini menjadi tonggak sejarah penting bagi Perseroan untuk meningkatkan bauran energi bersih.

    Robin menyebut, dana dari IPO HGII akan digunakan untuk ekspansi pembangkit EBT, di mana pihaknya menargetkan untuk memiliki dan mengelola pembangkit EBT dengan total kapasitas 100 MW pada 2031.

    "Dana IPO HGII sebesar Rp260 miliar akan digunakan untuk pembangunan pembangkit listrik tenaga air (PLTA) berkapasitas 25 megawatt (MW) dan pembangkit listrik tenaga minihidro (PLTM) kapasitas 10 MW, yang keduanya berlokasi di Sumatera Utara," kata Robin di Gedung BEI Jakarta, usai IPO.

    Dia menjelaskan, PLTA 25 MW diestimasi mulai konstruksi tahun 2025. Sedangkan PLTM 10 MW diestimasi mulai konstruksi tahun 2026. Kedua pembangkit hidro tersebut ditargetkan dapat beroperasi secara komersial pada 2028.

    Secara keseluruhan, HGII akan membangun pembangkit hidro dengan total kapasitas 58 MW dan pembangkit EBT jenis lainnya yaitu biomassa (8 MW), biogas (6 MW), dan surya (10 MW) dalam 6 tahun ke depan.

    Adapun tujuannya untuk memperkuat posisi perusahaan dalam pengembangan energi bersih di Indonesia.

    Robin menuturkan, HGII memiliki keunggulan kompetitif, di antaranya jaringan industri yang kuat dalam pengelolaan PLTM dan keunggulan sumber daya manusia berpengalaman.

    "Dengan adanya hubungan yang kokoh ini, HGII mampu memastikan bahwa setiap proyek PLTM yang dikelola berjalan dengan lancar, efisien, dan tepat waktu," jelas dia.

    Dari sisi kinerja keuangan, HGII sukses mencatatkan pertumbuhan laba bersih pada Januari-Juni 2024. Laba bersih Perseroan per 30 Juni 2024 sebesar Rp26,3 miliar, naik 22,3 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya Rp21,5 miliar.

    Ekuitas HGII per 30 Juni 2024 sebesar Rp469,57 miliar tumbuh 3,6 persen (year-on-year/yoy). Sementara aset HGII sebesar Rp727,9 miliar.

    HGII juga membukukan pertumbuhan kinerja operasional. Rerata pertumbuhan produksi listrik (CAGR) HGII selama periode 2021-2023 sebesar 25,9 persen per tahun.

    Di sisi lain, sebanyak 25 persen saham HGII akan diakusisi oleh anak usaha Shikoku Electric Power Company, Incorporated (Yonden) yaitu SEP International Netherlands B.V. (SEPI).

    Hal itu tertuang dalam perjanjian jual beli saham bersyarat (Conditional Sale and Puchase Agreement/CSPA) yang telah ditandatangani akhir tahun 2024 lalu antara para pemegang saham HGII dan Yonden.

    Dengan bergabungnya Yonden, maka komposisi saham HGII menjadi 55 persen dimiliki para pendiri perseroan sebagai pengendali, sementara Yonden 25 persen, dan publik sebesar 20 persen.

    Perlu diketahui, Yonden merupakan perusahaan yang tercatat di Tokyo Stock Exchange dengan kode saham TYO:9507 dengan bisnis inti penyedia listrik yang membangkitkan dan menjual listrik di wilayah Shikoku, Jepang dengan portofolio pembangkit listrik sebesar 5.332 MW bersumber dari hidro, termal, nuklir, dan surya.

    Pelaku Industri Mulai Terapkan Prinsip Hijau

    Sebelumnya diberitakan, Kepala Badan Standarisasi dan Kebijakan Jasa Industri (BSKJI) Kementerian Perindustrian (Kemenperin), Andi Rizaldi menyebut, para pelaku industri menyadari perlunya penerapan prinsip hijau. Hal itu ia ungkap dalam acara diskusi Tren pertumbuhan industri hijau dan persepsi green lifestyle konsumen Indonesia yang digelar virtual Institute for Essential Services Reform (IESR), Jumat, 15 November 2024.

    Andi menjelaskan, saat ini ada beberapa perusahaan baja yang menerapkan industri hijau. Ia menyebut, industri baja dalam negeri saat ini telah menerapkan carbon footprint atau jejak karbon untuk menghitung jumlah total emisi gas rumah kaca (GRK) yang dihasilkan oleh aktivitas manusia atau organisasi.

    “Sebagian dari pelaku usaha itu sudah menyadari akan pentingnya industri hijau, misalnya sekarang salah satu perusahaan baja kita sudah mulai melakukan apa yang disebut dengan carbon footprint dalam rangka persiapan tahun 2026,” kata Andi dalam paparannya.

    Di sisi lain, Andi juga menyebut industri manufaktur Indonesia juga mulai menerapkan transisi energi dengan mengurangi emisi dari tiap proses produksinya. Ia mengaku sempat mengunjungi salah satu produsen keramik yang menerapkan inovasi hijau.

    Kendati tidak begitu ekstrem, Andi menyebut inovasi yang diterapkan produsen keramik terbukti berpengaruh terhadap lingkungan pabrik. “Mereka kemudian melakukan inovasi memasang apa yang disebut dengan penyedot debu, sehingga pada saat kita lihat suasana di pabrik tersebut tidak seperti yang kita bayangkan, banyak debu, banyak kotoran, tapi kelihatan bersih,” ungkapnya.

    Dia memaparkan, implementasi prinsip hijau juga sekaligus meningkatkan efisiensi. Pasalnya, kata dia, debu yang dikumpulkan bisa kembali didaur ulang sebagai bahan baku produksi. “Jadi itu yang kita sebut dengan sirkuler ekonomi, bahwa apa yang kita sebutkan ‘waste’ itu sebenarnya bukan ‘waste’ tetapi sebetulnya adalah bahan baku yang dapat didaur ulang kembali,” ungkapnya.

    “Dengan produk-produk yang defect atau produk-produk cacat didaur ulang kembali menjadi bahan keramik yang baru. dengan kesadaran itu mereka tahu bahwa dengan menerapkan prinsip industri hijau, sebetulnya akan terjadi efisiensi,” tutupnya.(*)

    Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak, membeli, atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analisis atau sekuritas yang bersangkutan, dan Kabarbursa.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian investasi yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.

    Disclaimer:
    Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Hutama Prayoga

    Hutama Prayoga telah meniti karier di dunia jurnalistik sejak 2019. Pada 2024, pria yang akrab disapa Yoga ini mulai fokus di desk ekonomi dan kini bertanggung jawab dalam peliputan berita seputar pasar modal.

    Sebagai jurnalis, Yoga berkomitmen untuk menyajikan berita akurat, berimbang, dan berbasis data yang dihimpun dengan cermat. Prinsip jurnalistik yang dipegang memastikan bahwa setiap informasi yang disajikan tidak hanya faktual tetapi juga relevan bagi pembaca.