KABARBURSA.COM - Bank Sentral Amerika Serikat (AS), Federal Reserve, telah memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan di kisaran 5,25persen-5,5persen. Keputusan ini diumumkan setelah pertemuan komite terbuka (FOMC) pada Rabu, 20 Maret 2024.
Salah satu aspek yang menarik dari hasil pertemuan FOMC adalah proyeksi 'dot plot', yang menunjukkan bahwa para pejabat Federal Reserve memperkirakan rata-rata tiga kali penurunan suku bunga acuan pada tahun 2024. Proyeksi ini serupa dengan yang sebelumnya pada bulan Desember, hanya saja, proyeksi rata-rata untuk tahun 2025 naik dari 3,6persen menjadi 3,9persen.
Edi Susianto, Kepala Departemen Pengelolaan Moneter Bank Indonesia (BI), menyatakan bahwa keputusan FOMC memberikan sinyal agak dovish. Dia juga mencatat bahwa pembaruan dot plot suku bunga acuan AS mengindikasikan bahwa Federal Reserve berada di jalur untuk memangkas suku bunga Federal Fund Rate (FFr).
"Walaupun ada pernyataan dari Chair the Fed yang menyatakan bahwa bank sentral AS masih memerlukan bukti dari data inflasi untuk melakukan pemotongan FFr," ujar Edi pada Kamis, 21 Maret 2024.
Menurutnya, hal ini menjadi salah satu faktor utama yang mempengaruhi sentimen pasar hari itu, terutama di pagi hingga siang hari, yang cenderung kondusif bagi mata uang negara-negara berkembang, termasuk rupiah, yang pada hari itu menguat.
Sebelumnya, Ekonom dari Permata Bank, Josua Pardede, menyatakan bahwa kebijakan Federal Reserve akan membuat Bank Indonesia lebih ragu-ragu untuk memangkas suku bunga acuan lebih awal. Ia memperkirakan bahwa BI akan memilih untuk memangkas BI-Rate pada semester II 2024 dengan kisaran penurunan sebesar 50 basis poin menjadi 5,5persen.
Josua mengungkapkan bahwa Federal Reserve masih berpotensi untuk menurunkan suku bunga hingga 75 basis poin pada tahun itu, sesuai dengan perkiraan triwulanan pada Desember sebelumnya.
"Indikator ekonomi AS, terutama inflasi, masih solid, sehingga mendorong investor untuk memperkirakan Federal Reserve akan lebih berhati-hati dalam menurunkan suku bunga," jelas Josua, Kamis, 21 Maret 2024.