Logo
>

Restrukturisasi WIKA-WSKT, Saham Dibuka, Proyek Digenjot

Ditulis oleh Moh. Alpin Pulungan
Restrukturisasi WIKA-WSKT, Saham Dibuka, Proyek Digenjot

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Suasana di lantai bursa saham kembali bergeliat dengan kabar terbaru dari dua raksasa konstruksi milik negara. Di tengah dinamika ekonomi yang penuh tantangan, PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) dan PT Waskita Karya Tbk (WSKT) tengah berjuang untuk menata ulang struktur keuangan mereka. Kabar baik pun mulai berhembus dari kedua perusahaan ini.

    WIKA

    Proses restrukturisasi perbankan WIKA telah berhasil diselesaikan pada Februari 2024. Mengutip dokumen rapat Kementerian BUMN dengan Komisi VI DPR RI, seluruh kreditur perbankan telah menandatangani Master Restructuring Agreement (MRA) pada 28 Februari 2024.

    Selain itu, pencairan Penyertaan Modal Negara (PMN) Tahun Anggaran 2024 sebesar Rp6,0 triliun telah dilakukan pada 22 April 2024. WIKA juga telah membayarkan kewajiban sukuk yang jatuh tempo pada 29 April 2024, yang memungkinkan suspensi saham WIKA dibuka kembali pada 30 April 2024.

    WIKA juga kembali mendapatkan PMN sebesar Rp2 triliun untuk tahun anggaran 2025. Dana ini akan digunakan untuk memperkuat modal kerja dan menyelesaikan berbagai proyek strategis nasional di bidang infrastruktur yang sedang berjalan dan yang direncanakan akan dimulai pada 2025.

    Beberapa proyek strategis yang akan dialokasikan dana PMN tersebut meliputi:

    1. Pembangunan Tol Serang - Panimbang Seksi 2 di Banten dengan nilai proyek sebesar Rp5,501 triliun dan alokasi PMN sebesar Rp600 miliar.
    2. Pembangunan Jalan KIPP Kawasan Hankam, IKN di Kalimantan Timur, senilai Rp1,350 triliun dengan alokasi PMN sebesar Rp100 miliar.
    3. Pembangunan Jaringan Interkoneksi IPA Sepaku, IKN di Kalimantan Timur dengan nilai proyek Rp401 miliar dan alokasi PMN sebesar Rp50 miliar.
    4. Jalan Tol Semarang – Demak 1B di Jawa Tengah dengan total nilai proyek Rp1,233 triliun dan alokasi PMN sebesar Rp250 miliar.
    5. Proyek Terminal II Bandara Hang Nadim di Batam dengan nilai proyek sebesar Rp1,964 triliun dan alokasi PMN sebesar Rp300 miliar.
    6. Pembangunan LPG Refrigerated Tuba Phase II di Jawa Timur senilai Rp3,475 triliun dengan alokasi PMN sebesar Rp300 miliar.
    7. Revitalisasi Dermaga Gosiper di Integrated Terminal Balikpapan dengan nilai proyek Rp375 miliar dan alokasi PMN sebesar Rp150 miliar.
    8. Pembangunan Jetty I Baru di Integrated Terminal Manggis di Bali senilai Rp425 miliar dengan alokasi PMN sebesar Rp250 miliar.

    Dengan tambahan dana PMN sebesar Rp2 triliun ini, WIKA berharap dapat mempercepat proses penyelesaian proyek-proyek strategis yang sedang dikerjakan dan mencapai rasio utang terhadap ekuitas yang lebih sehat, yaitu di bawah 3,5 kali pada tahun 2025.

    WSKT

    Waskita masih dalam proses restrukturisasi dan ditargetkan selesai pada 31 Juli 2024. Menurut dokumen yang sama, hingga saat ini Waskita masih melakukan standstill terhadap kewajiban keuangan seiring dengan berjalannya proses review MRA.

    Kreditur perbankan secara prinsip telah menyetujui proposal restrukturisasi, dengan adanya kepastian terhadap persetujuan perpanjangan fasilitas kredit modal kerja penjaminan dan skenario potensi klaim penjaminan pemerintah. Target penandatanganan MRA untuk Waskita adalah Juli 2024.

    Dalam hal instrumen hutang, tiga dari empat obligasi telah menyetujui proposal restrukturisasi melalui Rapat Umum Pemegang Obligasi (RUPO). Waskita akan kembali mengadakan RUPO pada awal Agustus 2024 untuk obligasi yang belum memberikan persetujuan.

    Dari sisi penjaminan, alternatif proposal restrukturisasi yang diajukan Waskita mencakup perpanjangan masa laku fasilitas kredit modal kerja penjaminan selama dua tahun dan skenario klaim atas penjaminan pemerintah. Diharapkan persetujuan dari Kementerian Keuangan dapat diperoleh paling lambat 31 Juli 2024.

    Dukungan pemerintah juga terlihat dalam penyelesaian beberapa proyek besar. Pemerintah telah mencairkan PMN Tahun Anggaran 2024 melalui Hutama Karya senilai Rp13,4 triliun untuk penyelesaian ruas tol Kayu Agung Palembang Betung.

    Selain itu, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) telah memulai proses tender untuk dukungan konstruksi senilai sekitar Rp5 triliun atas ruas tol Bekasi Cawang Kampung Melayu agar terkoneksi dengan ruas tol Jakarta-Cikampek.

    Dengan berbagai langkah restrukturisasi dan dukungan ini, diharapkan kedua BUMN konstruksi ini dapat memperbaiki kondisi keuangannya dan melanjutkan proyek-proyek strategis nasional yang telah direncanakan.

    Komposisi Saham WIKA

    WIKA menunjukkan komposisi kepemilikan saham yang didominasi oleh Negara Republik Indonesia dengan porsi sebesar 91,018 persen atau setara dengan 36,29 miliar saham. Selain itu, masyarakat non-warkat memegang 3,57 miliar saham atau sekitar 8,956 persen, sedangkan masyarakat warkat memiliki 3,86 juta saham atau 0,01 persen. Saham treasury tercatat sebanyak 1,10 juta saham atau 0,003 persen.

    Di jajaran direksi dan komisaris, beberapa nama yang tercatat memiliki saham di perusahaan ini antara lain Agung Budi Waskito dengan kepemilikan 1,43 juta saham, Hananto Aji dengan 1,27 juta saham, Harum Akhmad Zuhdi dengan 1,27 juta saham, dan Sumadi dengan 850 ribu saham. Selain itu, Adityo Kusumo dan Hadjar Seti Aji masing-masing memiliki 510 ribu saham.

    Jumlah pemegang saham WIKA mengalami beberapa perubahan selama tahun ini. Mengutip data Stockbit, pada 30 Juni 2024, jumlah pemegang saham tercatat sebanyak 60.994, turun 743 dari bulan sebelumnya yang berjumlah 61.737. Pada 31 Mei 2024, terjadi penurunan sebesar 1.388 dari bulan sebelumnya yang mencatat 63.125 pemegang saham.

    Sementara itu, jumlah pemegang saham pada 30 April 2024 mengalami peningkatan sebesar 1.305 dari 31 Maret 2024 yang jumlahnya tetap di angka 61.820, sama dengan bulan Februari dan Januari 2024.

    Komposisi Saham WSKT

    WSKT terus memperlihatkan dinamika dalam struktur kepemilikan sahamnya. Berdasarkan data terbaru dari Stockbit, komposisi pemegang saham Waskita Karya didominasi oleh Negara Republik Indonesia dengan porsi sebesar 75,349 persen atau sekitar 21,71 miliar saham. Sisanya, sebesar 24,651 persen atau 7,10 miliar saham, dimiliki oleh masyarakat.

    Jumlah pemegang saham Waskita Karya mengalami perubahan yang cukup fluktuatif sepanjang tahun 2024. Pada 30 Juni 2024, jumlah pemegang saham tercatat sebanyak 96.507, sedikit berkurang dua pemegang saham dari bulan sebelumnya yang mencatatkan 96.509 pemegang saham. Pada 31 Mei 2024, jumlah tersebut juga mengalami penurunan sebanyak enam pemegang saham dari bulan sebelumnya yang mencatatkan 96.515 pemegang saham.

    Tren penurunan ini berlanjut dengan penurunan tiga pemegang saham pada 30 April 2024 dari jumlah 96.518 pemegang saham pada 31 Maret 2024. Sebelumnya, pada 29 Februari 2024, jumlah pemegang saham turun sebanyak tujuh pemegang saham menjadi 96.523 dari 96.530 pemegang saham pada 31 Januari 2024.

    Perubahan jumlah pemegang saham ini mencerminkan adanya dinamika kepemilikan yang mungkin dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk kinerja keuangan perusahaan dan kondisi pasar saham. Meskipun jumlah pemegang saham mengalami fluktuasi, dominasi kepemilikan oleh negara tetap menjadi faktor stabil dalam struktur kepemilikan Waskita Karya.(pin/nil)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Moh. Alpin Pulungan

    Asisten Redaktur KabarBursa.com. Jurnalis yang telah berkecimpung di dunia media sejak 2020. Pengalamannya mencakup peliputan isu-isu politik di DPR RI, dinamika hukum dan kriminal di Polda Metro Jaya, hingga kebijakan ekonomi di berbagai instansi pemerintah. Pernah bekerja di sejumlah media nasional dan turut terlibat dalam liputan khusus Ada TNI di Program Makan Bergizi Gratis Prabowo Subianto di Desk Ekonomi Majalah Tempo.

    Lulusan Sarjana Hukum Universitas Pamulang. Memiliki minat mendalam pada isu Energi Baru Terbarukan dan aktif dalam diskusi komunitas saham Mikirduit. Selain itu, ia juga merupakan alumni Jurnalisme Sastrawi Yayasan Pantau (2022).