Logo
>

RMKE Revisi Laba Jadi Rp37,76 Miliar, Saham Layak Koleksi?

Ditulis oleh Syahrianto
RMKE Revisi Laba Jadi Rp37,76 Miliar, Saham Layak Koleksi?

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - PT RMK Energy Tbk (RMKE), merilis revisi laporan keuangan interim untuk periode semester pertama yang telah diaudit, yang berakhir pada 31 Maret 2024. Laporan ini mencatat sejumlah perkembangan penting yang menunjukkan kinerja positif perusahaan di awal tahun ini.

    Perusahaan mencatat total aset sebesar Rp2,21 triliun per akhir Maret 2024, dengan total liabilitas mencapai Rp687,12 miliar. Hal ini membuat ekuitas perusahaan berada di angka Rp1,52 triliun. Kas dan setara kas yang tersedia dilaporkan sebesar Rp19,77 miliar, sedangkan nilai persediaan mencapai Rp22,10 miliar.

    Dari sisi pendapatan, RMKE berhasil mencatatkan total penjualan sebesar Rp585,85 miliar, dengan laba kotor mencapai Rp71,52 miliar. Laba bersih yang dibukukan selama periode ini tercatat sebesar Rp37,76 miliar, menunjukkan performa yang stabil di tengah tantangan industri energi.

    Piutang usaha RMKE tercatat sebesar Rp 205,92 miliar, dengan cadangan penurunan nilai sebesar Rp8,85 miliar. Sementara itu, perusahaan juga melaporkan utang usaha yang tersebar dalam berbagai mata uang, termasuk rupiah sebagai dominan, serta beberapa mata uang asing seperti dolar AS (USD, euro (EUR), yen Jepang (JPY), dan mata uang lainnya. Usia utang usaha dijelaskan secara rinci, dengan sebagian besar jatuh tempo dalam kurun waktu 1 hingga 60 hari.

    RMKE memiliki sejumlah anak perusahaan yang mendukung operasionalnya di sektor jasa dan pertambangan. Di antaranya PT Royaltama Mulia Kencana (RMUK), yang bergerak di bidang jasa dan berlokasi di Sumatera Selatan sejak 2022. Anak perusahaan lain, PT Royaltama Multi Komoditi Nusantara (RMKN), berfokus pada penjualan dan jasa batubara dan telah beroperasi sejak 2020. Sementara itu, PT Truba Bara Banyu Enim (TBBE), yang bergerak di sektor pertambangan, telah beroperasi di Sumatera Selatan sejak 2008. Dua anak perusahaan lainnya, PT Royaltama Marga Kencana (RMAK) dan PT Royaltama Mulia Tambang (RMT), saat ini masih belum beroperasi.

    Dokumen ini juga memuat rincian harga pokok penjualan, yang terdiri dari berbagai komponen seperti bahan baku, biaya jasa, biaya penambangan, royalti, serta biaya pengiriman. Total biaya produksi dan harga pokok barang yang dijual juga disorot dalam laporan ini, memberikan gambaran yang jelas mengenai efisiensi biaya perusahaan.

    RMKE juga melaporkan adanya pinjaman bank jangka panjang dan jangka pendek, baik dalam mata uang lokal maupun asing. Pinjaman jangka panjang diperinci berdasarkan jumlah bruto dan bersih, dengan jatuh tempo yang diuraikan. Pinjaman jangka pendek juga dicatat, lengkap dengan rincian bank kreditur yang terlibat.

    Laporan audit perusahaan dinyatakan tanpa pengecualian, menandakan bahwa tidak ada isu signifikan yang ditemukan dalam pemeriksaan keuangan. Kebijakan akuntansi yang digunakan oleh RMKE mengikuti prinsip biaya historis, kecuali untuk akun-akun tertentu yang diukur dengan metode lain. Prinsip konsolidasi, pengelolaan kas, piutang, persediaan, dan pengakuan pendapatan juga dijelaskan secara rinci.

    Dengan kinerja keuangan yang stabil dan laporan audit yang positif, PT RMK Energy Tbk menunjukkan posisi yang solid di sektor energi Indonesia, meskipun masih menghadapi tantangan industri yang dinamis. Ke depan, RMKE berpotensi melanjutkan pertumbuhan, didukung oleh manajemen aset yang efektif dan diversifikasi usaha melalui anak perusahaannya.

    Saham RMKE Bisa Dikoleksi?

    RMKE menunjukkan performa keuangan yang cukup stabil selama semester pertama 2024. Rasio keuangan yang disorot menunjukkan perusahaan memiliki kesehatan keuangan yang cukup baik.

    Dalam metodologi Warren Buffett, EPS atau laba per saham dihitung sebagai bagian penting untuk memahami profitabilitas perusahaan terhadap pemegang saham. Berdasarkan data yang tersedia, RMKE memiliki laba bersih (net income) sebesar Rp37,76 miliar, sementara jumlah saham beredar per 30 Juni 2024 adalah 4,38 miliar lembar.

    Jadi, earning per share (EPS) RMKE selama periode semester pertama 2024 adalah sekitar Rp8,62 per lembar saham.

    Buffett sering fokus pada pertumbuhan laba per saham (EPS) dari waktu ke waktu, serta kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba yang konsisten. EPS RMKE sebesar Rp8,62 terlihat cukup sehat, tetapi yang lebih penting adalah tren EPS ke depan.

    Buffett juga mementingkan potensi pertumbuhan laba jangka panjang, manajemen yang bijak dalam pengelolaan utang, dan penggunaan laba bersih untuk meningkatkan nilai bagi pemegang saham melalui reinvestasi atau dividen.

    EPS RMKE sebesar Rp8,62 untuk semester pertama 2024 menunjukkan kinerja yang stabil. Dengan manajemen aset yang baik dan diversifikasi usaha, RMKE tampaknya berada dalam posisi yang kuat untuk mempertahankan atau bahkan meningkatkan laba di masa depan.

    Namun, untuk mengambil keputusan investasi, investor perlu mempertimbangkan juga pertumbuhan jangka panjang, efisiensi manajemen, dan potensi perkembangan sektor energi, yang seringkali dinamis dan penuh tantangan. (*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Syahrianto

    Jurnalis ekonomi yang telah berkarier sejak 2019 dan memperoleh sertifikasi Wartawan Muda dari Dewan Pers pada 2021. Sejak 2024, mulai memfokuskan diri sebagai jurnalis pasar modal.

    Saat ini, bertanggung jawab atas rubrik "Market Hari Ini" di Kabarbursa.com, menyajikan laporan terkini, analisis berbasis data, serta insight tentang pergerakan pasar saham di Indonesia.

    Dengan lebih dari satu tahun secara khusus meliput dan menganalisis isu-isu pasar modal, secara konsisten menghasilkan tulisan premium (premium content) yang menawarkan perspektif kedua (second opinion) strategis bagi investor.

    Sebagai seorang jurnalis yang berkomitmen pada akurasi, transparansi, dan kualitas informasi, saya terus mengedepankan standar tinggi dalam jurnalisme ekonomi dan pasar modal.