KABARBURSA.COM – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali melanjutkan penguatan dan ditutup naik 1,65 persen ke level 7.230 pada perdagangan kemarin. Level ini menandai kembalinya IHSG di atas garis rerata 200 harian (MA200) yang selama ini menjadi area psikologis penting. Namun, analis menilai penguatan ini belum sepenuhnya aman.
Analis Teknikal MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana, mengatakan jika IHSG mampu menembus level 7.240, maka indeks diperkirakan akan melanjutkan fase penguatan menuju rentang 7.263 hingga 7.355. Namun di sisi lain, koreksi tetap terbuka lebar. “Masih terdapat potensi koreksi IHSG ke rentang area 6.713–7.009,” tulis Herditya dalam risetnya yang dirilis Rabu, 11 Juni 2025.
Arah IHSG akan ditentukan oleh kekuatan volume beli yang terjadi hari ini. Jika tekanan jual kembali meningkat, bukan tidak mungkin indeks kembali melemah ke bawah 7.000, zona yang sebelumnya menjadi support kuat.
Beberapa saham menarik juga turut dicermati oleh analis MNC. Salah satunya adalah ANTM yang terkoreksi 5,51 persen ke 3.260. Saham ini diperkirakan masih berada dalam fase koreksi lanjutan sebagai bagian dari wave [iv] dari wave 3. Skenario koreksi ini masih terbuka dengan risiko menuju bawah 2.850 jika tekanan jual berlanjut.
Saham ASSA juga berada dalam sorotan setelah naik hampir 5 persen ke level 750. Kenaikan ini disertai dengan volume beli yang signifikan. Menurut MNC Sekuritas, ASSA berada dalam fase akhir wave [v] dan masih punya peluang untuk melanjutkan tren naik dalam jangka pendek.
Sementara itu, saham bank digital BBYB menguat 4,39 persen ke 238. Namun penguatannya masih tertahan di MA200. “Posisi BBYB saat ini sedang berada pada bagian dari wave [b] dari wave B,” tulis tim analis. Ini berarti saham tersebut masih dalam fase konsolidasi dan belum menunjukkan arah tren yang kuat.
Saham JSMR juga disebut tengah berada di bagian dari wave [b] dari wave B. Harga saham emiten operator jalan tol ini naik 2,14 persen ke 3.820, dengan dukungan volume beli. Selama masih bertahan di atas 3.720, arah tren jangka pendek masih condong naik.
Dengan kondisi IHSG yang berada di persimpangan, pelaku pasar perlu mencermati level-level kritis dan sinyal teknikal dari saham-saham unggulan. Volatilitas pasar diperkirakan tetap tinggi seiring mendekatnya masa-masa pengambilan keputusan oleh bank sentral dan pembaruan data ekonomi global.
Saham Gainer Seret Sentimen Positif
Penguatan IHSG kemarin turut didorong oleh lonjakan sejumlah saham berkapitalisasi menengah dan kecil. Investor tampak mulai memainkan rotasi sektor, dari emiten mapan menuju saham-saham berkapitalisasi kecil yang punya momentum teknikal atau katalis tematik.
Di puncak daftar top gainer hari itu, PT MPX Logistics International Tbk (MPXL) mencatatkan kenaikan fantastis sebesar 34,75 persen. Tak kalah mengejutkan, PT Bersama Mencapai Puncak Tbk (BAIK) melonjak 32,63 persen seiring maraknya aksi spekulatif di saham-saham dengan likuiditas tipis.
Kenaikan solid juga terlihat pada PT Pudjiadi & Sons Tbk (PNSE) yang melesat 24,49 persen, disusul PT Jembo Cable Company Tbk (JECC) yang menguat 23,50 persen. Sementara itu, sentimen transisi energi mendorong saham PT TBS Energi Utama Tbk (TOBA) naik 22,94 persen di tengah volume perdagangan yang tinggi.
Di luar lima besar, nama-nama seperti PT Rig Tenders Indonesia Tbk (RIGS) dan PT Multipolar Technology Tbk (MLPT) juga mengalami penguatan signifikan. Sektor tambang dan kelapa sawit turut meramaikan daftar lewat PT Citra Borneo Utama Tbk (CBUT) dan PT PAM Mineral Tbk (NICL). Tak ketinggalan, PT Tempo Inti Media Tbk (TMPO) ikut reli dengan kenaikan 15,33 persen.
Reli saham-saham ini menunjukkan bahwa investor masih aktif mencari peluang di tengah ketidakpastian arah kebijakan suku bunga dan dinamika global. Namun, lonjakan harga yang ekstrem juga menjadi alarm bagi potensi profit taking dalam waktu dekat.(*)