Logo
>

Rupiah Diprediksi Bergerak Fluktuatif, Didorong Tekanan Eksternal dan Internal

Ditulis oleh Moh. Alpin Pulungan
Rupiah Diprediksi Bergerak Fluktuatif, Didorong Tekanan Eksternal dan Internal

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Nilai tukar rupiah diperkirakan masih fluktuatif pada perdagangan hari ini, Rabu, 30 Oktober 2024, setelah penutupan kemarin melemah 46,5 poin ke Rp15.770,5 dari posisi sebelumnya Rp15.727. Menurut Direktur PT Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi, mata uang garuda berpotensi bergerak dalam rentang Rp15.760 hingga Rp15.870.

    “Kondisi pasar saat ini masih didominasi oleh ketidakpastian global, mulai dari perkembangan pilpres AS yang semakin memanas hingga ekspektasi data ekonomi besar dari Tiongkok dan AS,” kata Ibrahim dalam analisa hariannya, Selasa, 29 Oktober 2024.

    Pilpres AS pada 5 November antara Donald Trump dan Kamala Harris menambah ketidakpastian pasar, terutama dengan survei yang menunjukkan keunggulan tipis Trump. Situasi ini berdampak pada pergerakan indeks dolar AS yang menguat, menekan rupiah.

    Di sisi lain, pasar juga menanti data Produk Domestik Bruto (PDB) AS kuartal ketiga serta data inflasi PCE, yang menjadi indikator utama The Fed, bersama laporan penggajian nonpertanian pada Jumat nanti. Data ini akan memberikan petunjuk arah kebijakan suku bunga The Fed dalam pertemuan berikutnya, yang juga memengaruhi sentimen di pasar valuta asing.

    Faktor Internal Tekanan Rupiah

    Di dalam negeri, Komisi XI DPR mengusulkan sembilan Rancangan Undang-Undang (RUU) ke dalam Program Legislasi Nasional (Prolegnas) 2025-2029, termasuk RUU Penghapusan Piutang Negara dan RUU Keuangan Negara.

    Selain itu, Komisi XI juga mendorong RUU yang bersifat carry over dari periode DPR sebelumnya, yakni RUU tentang Pengadaan Barang dan Jasa Publik. Usulan ini dinilai Ibrahim sebagai bagian dari upaya stabilisasi sektor keuangan dalam jangka panjang, meskipun dampaknya pada nilai tukar rupiah masih terbatas saat ini.

    Dalam jangka pendek, Ibrahim memperkirakan nilai rupiah tetap berpotensi tertekan oleh sentimen eksternal dan dinamika data ekonomi global. “Rupiah akan menghadapi tekanan signifikan terutama jika indeks dolar terus menguat. Namun, volatilitas diperkirakan tetap tinggi di tengah rilis data ekonomi utama dari AS dan Tiongkok,” kata Ibrahim.

    Dengan faktor internal dan eksternal yang beragam ini, investor disarankan tetap waspada terhadap volatilitas pasar dan menantikan rilis data ekonomi global yang dapat memengaruhi pergerakan rupiah sepanjang minggu ini.

    Tren Melemah

    Nilai tukar rupiah sebelumnya berada di level Rp15.770 per dolar AS pada Selasa, 29 Oktober sore, melemah 46 poin atau 0,30 persen dibandingkan perdagangan sebelumnya. Kurs referensi Bank Indonesia (BI), Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor), menempatkan rupiah di posisi Rp15.760 per dolar AS hari ini.

    Mata uang di kawasan Asia sebagian besar terpantau melemah. Won Korea Selatan turun 0,02 persen, peso Filipina melemah 0,03 persen, baht Thailand minus 0,07 persen, dan ringgit Malaysia melemah 0,21 persen. Dolar Singapura terkoreksi 0,13 persen, sementara yuan China turun 0,15 persen. Sebaliknya, yen Jepang menguat 0,05 persen dan dolar Hong Kong naik 0,02 persen.

    Mata uang negara maju bergerak bervariasi. Poundsterling Inggris naik 0,08 persen, euro Eropa menguat 0,05 persen, dan dolar Kanada meningkat 0,03 persen. Di sisi lain, dolar Australia turun 0,26 persen, sedangkan franc Swiss melemah 0,14 persen.

    Analis pasar uang, Lukman Leong, menyebut pelemahan rupiah dan mata uang regional terhadap dolar AS dipicu oleh kekhawatiran pasar terkait kemungkinan Donald Trump menang dalam Pilpres AS. Kemenangan Trump dinilai berpotensi menyebabkan inflasi lebih tinggi dan memperkecil peluang pemangkasan suku bunga oleh Bank Sentral AS, The Fed.

    “Data inflasi Indonesia pekan ini diperkirakan akan kembali turun, sehingga meningkatkan harapan adanya pemangkasan suku bunga dari BI,” kata Lukman kepada wartawan, kemarin.

    IHSG Ikutan Melemah

    Kemarin, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) juga ditutup melemah 28 poin atau turun 0,37 persen ke level Rp7.606 pada perdagangan Selasa, 29 Oktober 2024. Dihimpun dari data perdagangan RTI Business, IHSG bergerak variatif hari ini dengan level tertinggi di angka Rp7.666 dan level terendah Rp7.587. Sementara itu, sebanyak 249 saham terpantau menghijau, 305 saham di zona merah, dan 232 saham mengalami stagnan.

    Saham-saham yang bertengger di lima besar top gainers di antaranya BUVA (+23,21 poin), PPRI (+20,59 poin), LPPS (+18,60 poin), INPC (+18,05 poin), dan LABA (+13,59 poin). Sementara saham-saham yang mengalami koreksi paling dalam yakni DYAN (-14,17 persen), OKAS (-11,11 persen), TOTL (-9,04 persen), JMAS (-8,67 persen), dan IBOS (-6,19 persen).

    Mengutip Stockbit, ada enam sektor terpantau menguat seperti cyclical (+0,30 persen), health (+0,76 persen), infrastruktur (+1,02 persen), non cyclical (+0,72 persen), properti (+0,49 persen), dan teknologi (+0,74 persen).

    Sementara sektor yang melemah di antaranya basic ind (-0,29 persen), energi (-1,01 persen), finance (-0,50 persen), industrial (-0,87 persen), dan transportasi (-0,42 persen).

    Di sisi lain, ISAT menjadi top gainers pada perdagangan hari ini dalam saham LQ45 dengan menguat 5,94 persen, diikut GOTO 2,94 persen dan CPIN dengan 2,93 persen.(*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Moh. Alpin Pulungan

    Asisten Redaktur KabarBursa.com. Jurnalis yang telah berkecimpung di dunia media sejak 2020. Pengalamannya mencakup peliputan isu-isu politik di DPR RI, dinamika hukum dan kriminal di Polda Metro Jaya, hingga kebijakan ekonomi di berbagai instansi pemerintah. Pernah bekerja di sejumlah media nasional dan turut terlibat dalam liputan khusus Ada TNI di Program Makan Bergizi Gratis Prabowo Subianto di Desk Ekonomi Majalah Tempo.

    Lulusan Sarjana Hukum Universitas Pamulang. Memiliki minat mendalam pada isu Energi Baru Terbarukan dan aktif dalam diskusi komunitas saham Mikirduit. Selain itu, ia juga merupakan alumni Jurnalisme Sastrawi Yayasan Pantau (2022).