KABARBURSA.COM - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) berisiko kembali melemah pada perdagangan hari ini, didorong oleh data ekonomi AS yang diperkirakan masih solid.
Kemarin, Senin 25 Maret 2024, nilai tukar US$1 setara dengan Rp15.795, mengalami pelemahan sebesar 0,13persen dibandingkan dengan penutupan hari sebelumnya. Meskipun sempat berada di atas Rp15.800/US$, intervensi Bank Indonesia (BI) berhasil membawa rupiah finis di bawah batas psikologis tersebut.
Dalam perdagangan hari ini, Selasa 26 Maret 2024, rupiah masih berisiko melemah secara teknikal. Target koreksi terdekat berada di kisaran Rp15.820/US$. Jika level tersebut tertembus, target berikutnya adalah Rp15.850/US$. Jika support tersebut juga tertembus, rupiah berpotensi jatuh lebih dalam ke arah Rp15.880/US$.
Potensi penguatan rupiah ada di Rp15.765/US$. Namun, jika resisten tersebut tertembus, target selanjutnya adalah Rp15.740/US$. Dalam tren jangka menengah, rupiah masih memiliki potensi penguatan ke level Rp15.700/US$.
Pekan ini, data yang akan dirilis di AS, seperti Personal Consumption Expenditure (PCE), bisa mempengaruhi arah kebijakan moneter bank sentral Federal Reserve. Data PCE yang menjadi indikator inflasi preferensi The Fed akan dirilis pada Jumat 29 Maret 2024 malam waktu Indonesia.
Konsensus memperkirakan laju PCE secara bulanan pada Februari lebih tinggi dibandingkan Januari, demikian juga dengan laju PCE secara tahunan. Data ini menunjukkan bahwa inflasi di AS masih 'bandel', sehingga prospek penurunan suku bunga menjadi samar-samar. Belum adanya kejelasan kapan Federal Funds Rate bisa turun menjadi angin segar bagi dolar AS.