KABARBURSA.COM - Rupiah kembali tergelincir terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada Rabu, 22 Oktober 2025. Pelemahan ini terjadi di tengah meningkatnya kekhawatiran pasar atas kebuntuan anggaran pemerintah AS serta harapan akan terciptanya kesepakatan dagang baru antara Washington dan Beijing. Selain, investor menunggu hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia.
Berdasarkan data Bloomberg pukul 09.12 WIB, rupiah di pasar spot terkoreksi 25 poin atau 0,15 persen ke level Rp16.615 per dolar AS. Di saat yang sama, indeks dolar AS turun tipis 0,03 persen ke posisi 98,9. Sehari sebelumnya, Selasa (21/10), rupiah juga ditutup melemah 12 poin di Rp16.587 per dolar AS.
Analis pasar uang Ibrahim Assuaibi menilai, tren pelemahan rupiah masih berpotensi berlanjut di rentang Rp16.580 hingga Rp16.610 per dolar AS. Menurutnya, investor masih berhati-hati menanti arah kebijakan fiskal Amerika yang terhambat akibat penutupan pemerintahan federal. “Shutdown ini kini menjadi yang terpanjang ketiga dalam sejarah modern AS,” ujarnya.
Hingga pukul 09.02 WIB, Bloomberg mencatat rupiah dibuka turun 15 poin atau 0,09 persen ke posisi Rp16.587 per dolar AS. Indeks dolar AS pun sedikit melemah 0,02 persen ke level 98,91. Sementara itu, sebagian besar mata uang Asia justru bergerak positif. Yen Jepang menguat 0,12 persen, won Korea Selatan naik 0,06 persen, sedangkan baht Thailand dan rupee India masing-masing terapresiasi 0,12 persen dan 0,05 persen.
Di tengah tekanan eksternal yang meningkat, rupiah masih harus berjuang mempertahankan momentumnya di pasar keuangan regional.(*)