Logo
>

Saham BBCA Anjlok 2,35 Persen, Ini Analisisnya

Koreksi ini menjadi sorotan mengingat BBCA dikenal sebagai saham defensif yang stabil.

Ditulis oleh Syahrianto
Saham BBCA Anjlok 2,35 Persen, Ini Analisisnya
Sejumlah nasabah bertransaksi di ATM Mandiri Plaza Indonesia, Jakarta, Senin, 14 April 2025. (Foto: KabarBursa/Abbas Sandji)

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), emiten perbankan terbesar berdasarkan kapitalisasi pasar di Bursa Efek Indonesia (BEI), ditutup melemah tajam pada perdagangan Senin, 21 April 2025. Harga sahamnya turun sebesar 2,35 persen atau 200 poin ke level 8.300 per saham. Koreksi ini menjadi sorotan mengingat BBCA dikenal sebagai saham defensif yang stabil. Namun, tekanan jual yang masif dari beberapa broker besar serta sinyal teknikal yang mengindikasikan pembalikan tren menjadi faktor kunci di balik penurunan ini.

    Pada perdagangan tersebut, saham BBCA dibuka di level 8.500, sama dengan harga penutupan hari sebelumnya. Namun setelah menyentuh level tertinggi harian di 8.500, harga terus merosot hingga mencapai titik terendah di 8.300, yang sekaligus menjadi harga penutupan. Rata-rata harga transaksi (average) tercatat di 8.359. Volume perdagangan mencapai 406.840 lot atau setara dengan 40,68 juta saham, dengan nilai transaksi Rp340,1 miliar. Ini lebih rendah dibandingkan rata-rata volume harian BBCA yang berada di kisaran 146,4 juta saham.

    Data broker summary menunjukkan dominasi aktivitas jual oleh broker Maybank Sekuritas Indonesia (ZP), UBS Sekuritas Indonesia (AK), CLSA Sekuritas Indonesia (KZ), Mandiri Sekuritas (CC), dan Macquarie Sekuritas Indonesia (RX). Kode-kode ini merujuk pada perusahaan sekuritas yang melayani transaksi nasabah, baik ritel maupun institusi.

    Broker ZP, yang sering diasosiasikan dengan investor institusi asing, menjadi penjual terbesar dengan nilai transaksi mencapai Rp65,3 miliar atau sekitar 78.100 lot, dengan rata-rata harga jual di 8.373. Selanjutnya, AK menjual senilai Rp54,9 miliar (65.500 lot, avg 8.368), dan KZ sebesar Rp45,5 miliar (54.400 lot, avg 8.355). Sementara broker CC dan RX masing-masing mencatatkan penjualan Rp24,4 miliar dan Rp4,88 miliar. 

    Fakta bahwa harga rata-rata jual mereka berada di atas harga penutupan hari itu memperkuat dugaan adanya distribusi oleh investor besar sebelum harga turun lebih jauh.

    Analisis teknikal saham BBCA menunjukkan situasi yang kompleks namun condong ke arah bearish (tren menurun). Pertama, indikator Relative Strength Index (RSI) berada di level 45,79, mengindikasikan kondisi netral, tidak jenuh beli (overbought) maupun jenuh jual (oversold). Namun indikator Stochastic Oscillator, yang mengukur momentum jangka pendek, justru berada di level 83,33, menunjukkan bahwa saham sudah memasuki area overbought dan berpotensi terkoreksi.

    Indikator MACD (Moving Average Convergence Divergence), yang digunakan untuk mendeteksi arah tren dan momentum, berada di angka -91,38, menandakan tren penurunan yang mulai menguat. Indikator ADX (Average Directional Index) juga mencatat level 29,34, menunjukkan bahwa tren penurunan tersebut cukup kuat dan layak diperhatikan. Meskipun indikator Williams %R, yang mengukur level penutupan relatif terhadap rentang harga, menunjukkan sinyal beli di -25,45, hal ini tidak cukup kuat untuk membalikkan gambaran teknikal secara keseluruhan. 

    Sementara itu, nilai ATR (Average True Range) berada di level 378,57, menunjukkan tingkat volatilitas yang tinggi. Artinya, fluktuasi harga dalam waktu dekat bisa lebih besar dari biasanya.

    Sinyal yang berasal dari indikator Moving Average juga mengarah ke tren negatif. Dari total 12 indikator moving average, sebanyak 11 menunjukkan sinyal jual (sell) dan hanya 1 yang memberi sinyal beli (buy). Ini adalah pertanda bahwa tekanan jual telah berlangsung konsisten dalam beberapa hari terakhir, dan harga masih berpeluang turun lebih lanjut jika tidak ada sentimen positif baru.

    Tak hanya indikator, pola candlestick yang muncul pun turut memperkuat sinyal teknikal bearish. Pola seperti Evening Star, Evening Doji Star, dan Three Outside Down terlihat di grafik harian BBCA, yang merupakan pola pembalikan (reversal) dari tren naik ke tren turun. Pola-pola ini cenderung muncul ketika pasar sudah mencapai titik jenuh beli dan pelaku pasar mulai melepas kepemilikan untuk merealisasikan keuntungan atau mengantisipasi pelemahan lebih lanjut.

    Secara teknikal, analisis pivot menunjukkan bahwa support terdekat berada di 8.250, yang menjadi level penting untuk dipertahankan agar tekanan jual tidak semakin dalam. Jika level ini ditembus, maka harga berpotensi menguji support berikutnya di bawah 8.200. Sementara itu, resistance berada di Rp 8.550, dan hanya jika harga mampu menembus level ini dengan volume besar, peluang pembalikan arah bisa dipertimbangkan.

    Penurunan harga saham BBCA pada 21 April 2025 mencerminkan kombinasi antara aksi jual institusi yang agresif dan konfirmasi sinyal teknikal negatif. Walaupun BBCA tetap menjadi saham dengan fundamental yang solid, koreksi ini menunjukkan bahwa bahkan saham sekelas BBCA pun tidak kebal dari tekanan pasar. 

    Bagi investor jangka pendek dan trader, penting untuk menunggu sinyal pembalikan yang jelas sebelum masuk kembali. Namun bagi investor jangka panjang, koreksi seperti ini bisa menjadi kesempatan akumulasi jika harga menyentuh area support yang kuat.

    Sebagaimana pepatah lama di pasar modal, "trend is your frienduntil it bends." Saat ini, tren jangka pendek BBCA sedang menurun, dan kehati-hatian tetap menjadi kunci utama.

    Disclaimer:
    Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Syahrianto

    Jurnalis ekonomi yang telah berkarier sejak 2019 dan memperoleh sertifikasi Wartawan Muda dari Dewan Pers pada 2021. Sejak 2024, mulai memfokuskan diri sebagai jurnalis pasar modal.

    Saat ini, bertanggung jawab atas rubrik "Market Hari Ini" di Kabarbursa.com, menyajikan laporan terkini, analisis berbasis data, serta insight tentang pergerakan pasar saham di Indonesia.

    Dengan lebih dari satu tahun secara khusus meliput dan menganalisis isu-isu pasar modal, secara konsisten menghasilkan tulisan premium (premium content) yang menawarkan perspektif kedua (second opinion) strategis bagi investor.

    Sebagai seorang jurnalis yang berkomitmen pada akurasi, transparansi, dan kualitas informasi, saya terus mengedepankan standar tinggi dalam jurnalisme ekonomi dan pasar modal.