Logo
>

Saham BBCA-BMRI Tergerus: Profit Taking di Angka Berapa?

Saham BBCA dan BMRI terkoreksi setelah reli panjang. Tekanan jual meningkat, investor besar ambil untung di tengah fase distribusi sektor perbankan.

Ditulis oleh Yunila Wati
Saham BBCA-BMRI Tergerus: Profit Taking di Angka Berapa?
Ilustrasi sektor perbankan Indonesia. Foto: AI untuk KabarBursa.

KABARBURSA.COM – Saham-saham perbankan, seperti BBCA dan BMRI, tergerus di sesi pertama perdagangan Rabu, 8 Oktober 2025. Dari tampilan data Stockbit, tampa jelas adanya aksi taking profit atau ambil untung yang sangat besar, yang menyebabkan kedua saham tersebut terkoreksi tajam.

Pada saham BBCA, tekanan jual terlihat sangat dominan. Harga terkoreksi 1,98 persen ke level Rp7.425, dengan penurunan 150 poin dari penutupan sebelumnya di Rp7.575. 

Data order book menunjukkan ketidakseimbangan signifikan antara sisi jual dan beli, di mana total penawaran (offer) mencapai 707 ribu lot. Angka ini jauh lebih besar dibanding permintaan (bid) yang hanya 487 ribu lot. 

Antrian terbesar muncul di harga Rp7.400 dengan volume jual lebih dari 128 ribu lot. Artinya, ada gelombang distribusi besar-besaran dari investor yang kemungkinan ingin mengamankan cuan.

Fakta bahwa harga pembukaan BBCA di Rp7.500 menjadi level tertinggi harian (Rp7.525) dan kemudian terus melemah hingga menyentuh Rp7.400, memperlihatkan bahwa tekanan jual terjadi sejak awal sesi. Kondisi ini menjadi ciri khas sesi profit taking dari investor institusi. 

Rata-rata transaksi harian berada di Rp7.450 dengan nilai transaksi mencapai Rp697,4 miliar. Hal ini memperkuat indikasi bahwa distribusi dilakukan oleh pelaku besar dengan likuiditas tinggi. 

Secara psikologis, area Rp7.400–Rp7.350 kini menjadi zona support sementara, sedangkan area Rp7.600–Rp7.650 menjadi zona distribusi.

Bagi trader yang sudah masuk lebih awal di kisaran Rp7.000–Rp7.100, posisi saat ini masih menyimpan potensi keuntungan 4–5 persen. Mengambil cuan di area Rp7.400–Rp7.500 tergolong realistis sebelum tekanan jual lebih lanjut menyeret harga mendekati Rp7.300. 

Jika momentum pasar kembali membaik, rebound teknikal bisa mengarah kembali ke Rp7.600. Namun, itu lebih cocok dimanfaatkan sebagai window untuk take profit, bukan akumulasi baru.

Di Sini Harga Jual untuk BMRI

Sementara itu, saham BMRI juga mengalami koreksi dengan karakter yang sedikit lebih moderat. Harga turun 1,17 persen ke Rp4.240 dari penutupan sebelumnya Rp4.290, dengan total volume perdagangan 414 ribu lot dan nilai transaksi mencapai Rp246 miliar. 

Struktur order book memperlihatkan keseimbangan yang lebih stabil dibanding BBCA, meskipun tetap menunjukkan tekanan jual. 

Total bid di sisi beli tercatat sekitar 328 ribu lot, sedangkan offer mencapai 414 ribu lot. Antrian jual paling tebal berada di level Rp4.240 dan Rp4.250, masing-masing di atas 8.000–20.000 lot. Kondisi ini mengindikasikan adanya aktivitas profit taking bertahap oleh investor besar.

Pergerakan BMRI hari ini memperlihatkan pola sideways to mild correction. Harga sempat menyentuh Rp4.280 sebagai level pembukaan sekaligus tertinggi, lalu turun ke Rp4.210 sebelum kembali stabil di Rp4.240. 

Rata-rata transaksi berada di kisaran Rp4.248, artinya pelaku pasar menunggu di sekitar area support ini untuk memastikan arah pergerakan berikutnya. Dengan tren perbankan yang sebelumnya sangat kuat, investor yang telah masuk di bawah Rp4.000 masih menikmati margin keuntungan sekitar 6–8 persen. 

Dalam konteks teknikal, zona cuan ideal untuk profit taking berada di kisaran Rp4.250–Rp4.300, terutama bila volume beli tidak bertambah dalam dua sesi perdagangan ke depan.

Baik BBCA maupun BMRI sama-sama memasuki fase cooling down setelah reli panjang pasca sentimen positif dari data likuiditas bank dan kebijakan penempatan dana pemerintah. Tekanan jual saat ini lebih bersifat teknikal, bukan fundamental, karena kinerja kedua bank masih kuat secara makro.

Namun, pola antrian menunjukkan pasar mulai menyesuaikan ekspektasi terhadap valuasi tinggi. Dengan BBCA diperdagangkan di kisaran PER 25x dan BMRI di sekitar 14x, ruang kenaikan jangka pendeknya sudah terbatas tanpa katalis baru seperti rilis laba kuartal III atau kebijakan penurunan suku bunga.

Kesimpulannya, bagi investor yang sudah mengantongi keuntungan dari reli beberapa pekan terakhir, langkah profit taking di area Rp7.400–Rp7.500 untuk BBCA dan Rp4.250–Rp4.300 untuk BMRI adalah keputusan rasional dan konservatif. 

Momentum teknikal menunjukkan tekanan jual belum usai, sementara pembeli masih cenderung menunggu harga lebih rendah untuk masuk kembali. 

Dalam konteks jangka pendek, sektor perbankan tampaknya sedang melakukan penyesuaian sehat, namun kehati-hatian tetap diperlukan karena volatilitas pasar cenderung meningkat menjelang rilis data ekonomi dan laporan keuangan berikutnya.(*)

Disclaimer:
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

Gabung Sekarang

Jurnalis

Yunila Wati

Telah berkarier sebagai jurnalis sejak 2002 dan telah aktif menulis tentang politik, olahraga, hiburan, serta makro ekonomi. Berkarier lebih dari satu dekade di dunia jurnalistik dengan beragam media, mulai dari media umum hingga media yang mengkhususkan pada sektor perempuan, keluarga dan anak.

Saat ini, sudah lebih dari 1000 naskah ditulis mengenai saham, emiten, dan ekonomi makro lainnya.

Tercatat pula sebagai Wartawan Utama sejak 2022, melalui Uji Kompetensi Wartawan yang diinisiasi oleh Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), dengan nomor 914-PWI/WU/DP/XII/2022/08/06/79