KABARBURSA.COM – Jonathan Kandinata, salah seorang yang menjabat sebagai direktur, resmi membeli saham PT Chandra Daya Investasi Tbk (CDIA) senilai Rp4 miliar pada 17 Juli 2025.
Transaksi ini menjadi catatan penting pertama dari investor individual tersebut terhadap saham emiten pendatang baru di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang terafiliasi dengan Grup Chandra Asri.
Aksi pembelian saham oleh Jonathan terungkap dalam keterbukaan informasi. Dalam dokumen resmi yang ditandatangani langsung oleh Jonathan, tercantum bahwa ia membeli sebanyak 5 juta saham biasa CDIA dengan harga Rp800 per saham.
Jika dihitung berdasarkan nilai transaksi, pembelian ini mencapai total Rp4 miliar. Pasca transaksi, Jonathan menggenggam 0,004 persen dari total saham CDIA secara langsung dan dinyatakan tidak memiliki status sebagai pengendali.
Pembelian ini terjadi sepekan setelah CDIA resmi melantai di BEI pada 10 Juli 2025. Harga penawaran umum perdana (IPO) CDIA ditetapkan pada Rp620 per saham.
Artinya, harga pembelian Jonathan tercatat lebih tinggi sekitar 29 persen dari harga IPO, menunjukkan antusiasme terhadap prospek jangka menengah CDIA.
"Jenis transaksi ini bersifat investasi," tulis Jonathan dalam keterangannya, Rabu, 23 Juli 2025.
Nama Jonathan Kandinata sendiri belum banyak dikenal publik pasar modal. Namun, langkah investasinya ke CDIA langsung menarik perhatian, mengingat saham ini merupakan bagian dari skema restrukturisasi kepemilikan Grup Chandra Asri. CDIA adalah induk dari PT Indonesia Jasa Ekspor (IJE), anak usaha yang mengelola bisnis digital, e-logistics, dan internet wholesale milik grup tersebut.
CDIA diketahui memiliki koneksi erat dengan PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA), raksasa petrokimia milik konglomerat Prajogo Pangestu.
Langkah Jonathan membeli saham CDIA di harga Rp800 menandakan keyakinan terhadap potensi jangka panjang emiten ini. Meski baru menggenggam 0,004 persen, sinyal ini bisa dibaca sebagai langkah awal yang strategis, apalagi jika diikuti dengan akumulasi lebih lanjut atau aksi korporasi tambahan dari pemegang saham lainnya.
Sejak listing perdana, saham CDIA mengalami volatilitas tinggi. Pada hari pertama perdagangan, harga sempat menyentuh Rp740, lalu naik ke Rp795 pada 15 Juli, dua hari sebelum transaksi Jonathan. Setelah itu, saham sempat stagnan sebelum kembali naik ke kisaran Rp820 pada 23 Juli.
Corporate Secretary CDIA, Jaka Dibya Ananta Satari, memastikan bahwa laporan kepemilikan ini telah disampaikan sesuai aturan.
Meski hanya mencakup 5 juta saham, aksi Jonathan menjadi relevan karena menunjukkan mulai masuknya investor individu ke struktur pemegang saham CDIA, yang sebelumnya didominasi oleh entitas grup dan institusi. Pasar akan memantau apakah tren ini akan berlanjut, terutama jika kinerja fundamental dan aksi korporasi CDIA mampu memenuhi ekspektasi investor pasca-IPO.