KABARBURSA.COM - PT Elnusa Tbk (ELSA) mencatatkan kinerja keuangan yang mengesankan pada awal tahun 2024. Hal ini menandakan potensi besar bagi para investor di tengah dinamika industri migas yang terus berkembang.
Dengan laba bersih yang meningkat signifikan dan berbagai indikator keuangan yang menunjukkan tren positif, ELSA menjadi sorotan utama di pasar saham.
Sementara itu, kebijakan baru dari Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) yang bertujuan memastikan distribusi BBM subsidi dan kompensasi tepat sasaran, turut memberikan angin segar bagi ELSA yang bergerak di sektor jasa hulu dan hilir migas.
PT Elnusa Tbk adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa hulu minyak dan gas bumi. Perusahaan ini melakukan investasi saham pada anak perusahaan dan perusahaan joint venture yang bergerak di berbagai industri.
Beberapa sektor yang menjadi fokus ELSA antara lain layanan dukungan dan perdagangan di sektor hulu (upstream) migas, layanan dan perdagangan di sektor hilir (downstream) migas, serta jasa pengelolaan dan penyimpanan data perdagangan migas. Selain itu, ELSA juga mengelola aset lapangan migas bumi.
Tak hanya itu, perusahaan ini juga menyediakan barang dan jasa, termasuk penyediaan dan pengelolaan ruang kantor untuk anak perusahaannya, pihak terkait, dan pihak ketiga.
Dalam hal struktur kepemilikan saham, PT Pertamina Hulu Energi menjadi pemegang saham pengendali dengan kepemilikan sebesar 51,103 persen atau setara dengan 3,73 miliar lembar saham. Masyarakat non-warkat memiliki saham sebesar 48,815 persen atau sekitar 3,56 miliar lembar saham. Sedangkan masyarakat warkat memiliki 0,081 persen atau sekitar 5,93 juta lembar saham.
Jumlah pemegang saham ELSA mengalami fluktuasi selama beberapa bulan terakhir. Pada tanggal 30 Juni 2024, jumlah pemegang saham tercatat sebanyak 36.276, mengalami penurunan sebesar 1.388 dari bulan sebelumnya yang berjumlah 37.664.
Pada tanggal 31 Mei 2024, jumlah pemegang saham juga mengalami penurunan sebesar 2.083 dari bulan sebelumnya yang berjumlah 39.747. Pada tanggal 30 April 2024, jumlah pemegang saham tercatat sebanyak 39.747, turun sebesar 1.269 dari bulan sebelumnya yang berjumlah 41.016.
Namun, pada tanggal 31 Maret 2024, jumlah pemegang saham tercatat mengalami peningkatan sebesar 1.309 dari bulan sebelumnya yang berjumlah 39.707. Hal yang sama terjadi pada tanggal 12 Maret 2024 dan 29 Februari 2024, di mana jumlah pemegang saham masing-masing tercatat sebanyak 39.707 dengan peningkatan sebesar 419 dari bulan sebelumnya.
Kinerja Keuangan ELSA
Berdasarkan data yang diperoleh dari Stockbit, kinerja keuangan ELSA menunjukkan tren yang positif pada awal tahun 2024. Pada kuartal pertama 2024, ELSA mencatatkan laba bersih sebesar Rp183 miliar, meningkat signifikan dibandingkan dengan kuartal pertama tahun sebelumnya yang sebesar Rp 115 miliar. Kenaikan ini mencerminkan pertumbuhan yang stabil dalam kinerja perusahaan, mengindikasikan peningkatan efisiensi operasional dan manajemen yang baik.
Valuasi ELSA
Valuasi ELSA saat ini menunjukkan beberapa metrik yang menarik bagi investor. Price-to-Earnings (PE) ratio tahunan berada di angka 5,18, sementara PE ratio Trailing Twelve Months (TTM) berada di 6,64. Rasio ini menunjukkan bahwa saham ELSA dinilai cukup murah dibandingkan dengan laba yang dihasilkan, menawarkan potensi keuntungan yang menarik bagi para investor. Selain itu, rasio Price-to-Sales (TTM) sebesar 0,30 dan Price-to-Book Value sebesar 0,83 mengindikasikan bahwa saham ELSA diperdagangkan di bawah nilai buku perusahaan.
Per Saham
Dari sisi kinerja per saham, ELSA mencatatkan Earnings Per Share (EPS) sebesar 78,29 pada TTM. EPS tahunan mencapai 100,40, menunjukkan pertumbuhan yang kuat dan konsisten. Revenue Per Share pada TTM mencapai Rp 1.716,65, mencerminkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan pendapatan yang solid. Cash Per Share pada kuartal terbaru tercatat sebesar Rp 339,20, menunjukkan likuiditas yang cukup baik bagi perusahaan.
Solvabilitas
Dalam hal solvabilitas, PT Elnusa Tbk memiliki Current Ratio sebesar 1,46 dan Quick Ratio sebesar 1,34 pada kuartal terbaru. Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya dengan aset lancar yang dimiliki. Debt to Equity Ratio sebesar 0,29 mengindikasikan struktur modal yang sehat dengan proporsi utang yang relatif rendah terhadap ekuitas.
Profitabilitas ELSA
Kinerja profitabilitas ELSA juga menunjukkan hasil yang positif. Return on Assets (ROA) pada TTM mencapai 5,77 persen, sementara Return on Equity (ROE) mencapai 12,43 persen. Margin Laba Kotor (Gross Profit Margin) pada kuartal terbaru sebesar 10,43 persen, dan Margin Laba Operasional (Operating Profit Margin) mencapai 6,81 persen. Margin Laba Bersih (Net Profit Margin) sebesar 5,89 persen menunjukkan efisiensi perusahaan dalam menghasilkan laba dari penjualan.
Dividen
ELSA juga memberikan dividen kepada pemegang sahamnya. Dividen pada TTM tercatat sebesar Rp 27,57 per saham dengan Dividend Yield sebesar 5,38 persen. Payout Ratio sebesar 27,46 persen menunjukkan kebijakan perusahaan yang bijaksana dalam membagikan laba kepada pemegang saham sambil tetap mempertahankan modal untuk ekspansi dan pertumbuhan.
Laporan Keuangan
Pendapatan PT Elnusa Tbk pada TTM mencapai Rp12,52 triliun dengan Laba Kotor sebesar Rp1,21 triliun. EBITDA tercatat sebesar Rp1,31 triliun dan Laba Bersih mencapai Rp571 miliar. Dari sisi neraca keuangan, perusahaan memiliki kas sebesar Rp2,47 miliar pada kuartal terbaru dengan Total Aset mencapai Rp9,90 triliun. Total Liabilitas perusahaan sebesar Rp5,30 triliun, dan Total Ekuitas mencapai Rp4,59 triliun, menunjukkan posisi keuangan yang kuat.
Arus Kas
Berdasarkan laporan arus kas, PT Elnusa Tbk (ELSA) mencatat arus kas dari operasi (Cash From Operations) sebesar Rp 1,242 triliun pada TTM (Trailing Twelve Months). Sementara itu, arus kas dari investasi (Cash From Investing) menunjukkan pengeluaran sebesar Rp 442 miliar.
Arus kas dari pendanaan (Cash From Financing) tercatat negatif sebesar Rp 394 miliar, menunjukkan pengeluaran lebih besar dari pemasukan dari aktivitas pendanaan. Belanja modal (Capital Expenditure) tercatat sebesar Rp 432 miliar, dan arus kas bebas (Free Cash Flow) mencapai Rp 811 miliar. Hal ini menunjukkan bahwa ELSA memiliki likuiditas yang cukup baik untuk mendanai operasional dan investasi di masa mendatang.
Pertumbuhan
Dari sisi pertumbuhan, pendapatan kuartal tahunan (Quarter YoY Growth) mengalami penurunan sebesar 1,13 persen, sama dengan pertumbuhan pendapatan tahunan berjalan (YTD YoY Growth) yang juga turun sebesar 1,13 persen. Namun, pertumbuhan pendapatan tahunan (Annual YoY Growth) meningkat sebesar 2,10 persen. Laba bersih (Net Income) mengalami peningkatan yang signifikan, dengan pertumbuhan kuartal tahunan sebesar 59,42 persen, tahunan berjalan sebesar 59,42 persen, dan tahunan sebesar 33,08 persen.
EPS (Earnings Per Share) juga menunjukkan tren yang positif dengan pertumbuhan kuartal tahunan sebesar 59,47 persen, tahunan berjalan sebesar 59,47 persen, dan tahunan sebesar 33,09 persen. Ini menunjukkan bahwa ELSA berhasil meningkatkan efisiensi dan profitabilitasnya meskipun ada penurunan pada sisi pendapatan.
Performa Harga
Dalam hal performa harga saham, ELSA mengalami penurunan sebesar 2,80 persen dalam satu minggu terakhir. Namun, dalam jangka waktu satu bulan, harga saham meningkat sebesar 17,65 persen. Kenaikan lebih lanjut terlihat dalam tiga bulan terakhir sebesar 28,71 persen dan enam bulan terakhir sebesar 29,35 persen. Dalam satu tahun terakhir, harga saham ELSA naik sebesar 37,57 persen.
Selama tiga tahun, harga saham meningkat sebesar 94,03 persen, dan dalam lima tahun, kenaikan mencapai 52,94 persen. Namun, dalam jangka waktu sepuluh tahun, harga saham mengalami penurunan sebesar 22,39 persen. Tahun ini, harga saham meningkat sebesar 34,02 persen. Harga tertinggi dalam 52 minggu terakhir adalah Rp 545,00 dan harga terendah adalah Rp 370,00.
Secara keseluruhan, kinerja PT Elnusa Tbk menunjukkan pertumbuhan laba yang signifikan dan perbaikan dalam efisiensi operasional meskipun menghadapi tantangan dalam pertumbuhan pendapatan. Performa harga saham yang positif dalam beberapa periode terakhir mencerminkan kepercayaan pasar terhadap prospek perusahaan. (*)