KABARBURSA.COM - Saham FREN atau PT Smartfren Telecom Tbk, dilego. Adalah PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSSA), entitas yang tergabung dalam Sinarmas Group, yang melakukannya.
Saham FREN resmi dijual pada Jumat, 15 November 2024 dengan harga Rp25 per lembar saham. Jumlah keseluruhan saham yang dijual sebanyak 22.468.218.200 lembar atau sekitar 4,7170 persen dari total saham yang beredar.
Adapun pembelinya adalah PT Bali Media Telekomunikasi (BMT). Dalam transaksi tersebut, terkumpul dana sebesar Rp562,15 miliar.
Tidak hanya menjual, ternyata DSSA juga memberikan pinjaman sebesar USD525 juta kepada BMT. Pinjaman ini memiliki jangka waktu 3 tahun dan dapat ditarik secara bertahap atau sekaligus. Ada opsi menarik terkait cara pembayaran kembali pinjaman, yaitu melalui konversi utang menjadi saham di BMT atau pembayaran kembali secara tunai.
Mengutip keterbukaan informasi, Corporate Secretary DSSA Susan Chandra, menjelaskan bahwa penjualan saham FREN ini merupakan bagian dari strategi perusahaan untuk beralih ke bisnis yang lebih berfokus pada energi baru dan terbarukan serta pengembangan ekosistem digital.
Apalagi, dalam beberapa tahun terakhir, DSSA telah menyusun dan melaksanakan rencana strategis untuk mewujudkan visi jangka panjang perusahaan. Langkah-langkah konkret yang telah diambil termasuk restrukturisasi internal, kerja sama strategis, serta penataan kembali portofolio investasi.
Menurut Susan, penjualan saham ini memungkinkan perusahaan untuk lebih fokus pada pengembangan usaha di sektor yang lebih sejalan dengan strategi jangka panjang mereka. Selain itu, langkah ini diharapkan dapat mempermudah pengelolaan portofolio investasi yang lebih terarah dan sistematis.
"Melalui penjualan saham FREN, DSSA berharap dapat lebih memfokuskan sumber daya pada bisnis energi baru dan terbarukan yang menjadi prioritas, serta memaksimalkan pengelolaan portofolio investasi secara lebih terstruktur," ujar Susan.
Transaksi Afiliasi dengan BMT
Dalam transaksi ini, BMT - perusahaan yang menjadi pembeli saham FREN - merupakan pihak afiliasi dari DSSA. BMT bergerak di bidang perdagangan besar peralatan telekomunikasi, seperti perlengkapan telepon dan komunikasi.
DSSA dan BMT memiliki hubungan afiliasi karena keduanya dimiliki dan dikendalikan oleh Franky Oesman Widjaja, yang merupakan figur kunci di Sinarmas Group.
Transaksi antara DSSA dan BMT ini memenuhi ketentuan sebagai transaksi afiliasi berdasarkan POJK No. 42/2020, karena keduanya dikendalikan oleh pihak yang sama.
Meskipun demikian, transaksi ini bukan merupakan transaksi material, karena nilai penjualan saham FREN yang dilakukan oleh DSSA tidak lebih dari 20 persen dari ekuitas perusahaan, sesuai dengan laporan konsolidasian DSSA per 30 Juni 2024.
Sesaat setelah berita penjualan saham DSSA ini diumumkan, harga saham FREN langsung mengalami kenaikan 4 persen, bertambah Rp1 menjadi Rp27 per lembar saham. Kenaikan ini mencerminkan reaksi pasar terhadap berita transaksi ini, yang memberikan sinyal adanya perubahan besar dalam struktur kepemilikan FREN.
Penurunan saham DSSA dalam FREN dapat memberikan ruang lebih besar bagi investor lain untuk mengambil posisi di perusahaan telekomunikasi tersebut.
Meskipun begitu, kenaikan harga saham FREN pasca-penjualan saham oleh DSSA juga menunjukkan bahwa pasar mungkin melihat penjualan ini sebagai langkah strategis bagi DSSA untuk fokus pada sektor yang lebih prospektif dalam jangka panjang.
Selanjutnya, dengan dana yang diperoleh dari penjualan saham FREN, DSSA kini memiliki fleksibilitas lebih besar untuk mengalihkan sumber daya ke sektor energi terbarukan dan digitalisasi.
Dalam beberapa tahun ke depan, diharapkan perusahaan ini semakin terlibat dalam pengembangan proyek-proyek energi bersih, yang sejalan dengan tren global menuju dekarbonisasi dan pengurangan ketergantungan pada energi fosil.
Sementara itu, BMT yang kini memegang saham FREN, akan berperan lebih besar dalam pengelolaan dan potensi pertumbuhan perusahaan telekomunikasi ini.
Perkembangan dalam kemitraan strategis antara DSSA dan BMT juga bisa membawa dampak yang lebih besar bagi kedua perusahaan dalam jangka panjang, terutama dalam hal pembangunan infrastruktur digital dan perdagangan peralatan telekomunikasi.
Penjualan saham FREN oleh DSSA kepada BMT pada 15 November 2024 menandai langkah penting dalam perjalanan strategis perusahaan ini.
Dengan menggunakan dana hasil penjualan untuk memfokuskan diri pada energi terbarukan dan ekosistem digital, DSSA bertujuan untuk memperkuat portofolio investasi yang lebih sistematis dan berkelanjutan. Bagi FREN, meskipun kehilangan sebagian besar sahamnya di tangan DSSA, transaksi ini memberi kesempatan bagi BMT untuk berkembang lebih jauh di sektor telekomunikasi.
Transaksi ini juga menjadi sinyal positif bagi pasar, mengingat dampaknya terhadap harga saham FREN yang menguat. Dengan langkah strategis ini, baik DSSA maupun FREN tengah mempersiapkan diri untuk menghadapi perubahan besar dalam dunia bisnis yang terus berkembang.(*)
Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak, membeli, atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analisis atau sekuritas yang bersangkutan, dan Kabarbursa.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian investasi yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.