Logo
>

Saham Grup Sinar Mas Keluar dari Papan Pemantauan Khusus

Ditulis oleh KabarBursa.com
Saham Grup Sinar Mas Keluar dari Papan Pemantauan Khusus

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Saham emiten Grup Sinar Mas, PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSSA), akhirnya keluar dari papan pemantauan khusus di Bursa Efek Indonesia (BEI).

    BEI sebelumnya menerapkan mekanisme lelang berkala secara penuh (full call auction/FCA) terhadap DSSA.

    Dengan pencapaian ini, DSSA berhasil kembali ke papan utama BEI. Pada perdagangan Jumat, 26 Juli 2024, nilai kapitalisasi pasar (market cap) DSSA mencapai Rp225 triliun, menempatkannya di peringkat 9 dalam jajaran 10 emiten terbesar di BEI.

    "Perubahan ini mulai efektif pada 29 Juli 2024," kata BEI dalam pengumumannya, Jumat, 26 Juli 2024.

    DSSA sebelumnya harus masuk papan pemantauan khusus FCA karena memenuhi kriteria nomor 10, yaitu dikenakan penghentian sementara (suspensi) perdagangan efek selama lebih dari satu hari bursa yang disebabkan oleh aktivitas perdagangan.

    Profil PT Dian Swastatika Sentosa Tbk

    PT Dian Swastatika Sentosa Tbk atau DSSA adalah salah satu pilar bisnis Grup Sinar Mas yang bergerak di sektor energi dan infrastruktur. Saham DSSA pernah menjadi yang termahal di BEI dengan harga Rp290.000 per lembar. Namun, pada 18 Juli 2024, DSSA resmi melakukan pemecahan nilai nominal saham (stock split) dengan rasio 1:10.

    Pada perdagangan 26 Juli 2024, saham DSSA ditutup pada level Rp29.325 per lembar.

    Dalam langkah bisnis terbaru, DSSA melalui anak usahanya, PT DSSP Power Mas Sejahtera (PMS), meningkatkan penyertaan modal pada PT Daya Mas Geopatra Energi (DMGE). Peningkatan modal ini dilakukan dengan mengambil bagian seluruh saham baru yang diterbitkan oleh DMGE sebanyak 165.912 saham dengan nilai nominal sebesar Rp 165,91 miliar.

    Direksi DSSA menjelaskan bahwa aksi ini sejalan dengan kebijakan pemerintah untuk mencapai emisi nol bersih pada tahun 2060.

    Pada tahun 2022, DSSA mendirikan DMGE dan PT Daya Mas Geopatra Pangrango (DMGP) untuk menjajaki peluang pengembangan bisnis energi baru terbarukan (EBT) melalui pemanfaatan energi panas bumi di Indonesia. DMGP merupakan entitas anak langsung DMGE dengan kepemilikan saham sebesar 99,99 persen.

    Pada 15 Juni 2022, ESDM melalui keputusan Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal telah menerbitkan penugasan survei pendahuluan dan eksplorasi (PSPE) panas bumi di lokasi proyek kepada DMGP. Proyek ini berlokasi di Cipanas, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, dengan luas 3.180 hektare.

    "Saat ini, DMGP telah melakukan tahap pra-studi kelaikan di lokasi proyek. Namun, untuk menambah keyakinan atas potensi energi panas bumi di lokasi proyek, diperlukan survei yang lebih mendetail. Oleh karena itu, DMGE dan DMGP membutuhkan tambahan modal kerja," jelas direksi DSSA dalam keterangannya.

    Akhir Pekan, IHSG Ditutup Cerah

    Pada penutupan perdagangan 26 Juli 2024, IHSG menunjukkan tren positif, menguat sebesar 47,89 poin atau 0,01 persen, mencapai level 7288,17. Selama sesi perdagangan hari ini, tercatat 31 saham mengalami kenaikan, sementara 24 saham mengalami penurunan.

    Pada Juli 2024, IHSG menunjukkan dinamika yang mencerminkan ketidakpastian dan ketegangan di pasar saham Indonesia. Bulan ini, IHSG menghadapi fluktuasi yang signifikan, dipengaruhi oleh berbagai faktor domestik dan global.

    Data ekonomi yang positif, seperti pertumbuhan PDB dan sektor industri yang stabil, memberikan dorongan kepada pasar saham. Perbaikan dalam indikator ekonomi domestik seringkali mendorong optimisme di kalangan investor.

    Saham-saham blue chip yang melaporkan hasil kuartalan yang kuat berperan dalam mendukung sentimen positif. Perusahaan-perusahaan besar seperti Astra International dan Medco Energi menunjukkan performa yang solid, meningkatkan kepercayaan investor.

    Langkah-langkah kebijakan yang mendukung investasi dan reformasi struktural seringkali mengangkat sentimen pasar. Keberhasilan pemerintah dalam menerapkan kebijakan yang mendukung pertumbuhan ekonomi turut berkontribusi pada suasana positif di pasar.

    Gejolak di pasar global, termasuk ketegangan geopolitik dan perubahan kebijakan moneter di negara-negara utama, memengaruhi sentimen investor. Ketidakpastian ini sering kali menimbulkan ketegangan di pasar saham domestik.

    Beberapa sektor menghadapi tekanan berat, seperti sektor konsumer dan infrastruktur, yang mengalami penurunan performa. Saham-saham yang terkait dengan sektor-sektor ini menunjukkan penurunan yang signifikan, menambah sentimen negatif.

    Kasus-kasus dugaan kecurangan di perusahaan-perusahaan besar, seperti klaim fiktif di rumah sakit, turut menghambat sentimen pasar. Isu-isu seperti ini dapat mengurangi kepercayaan investor terhadap sektor-sektor terkait.

    Pada bulan Juli 2024, IHSG menunjukkan performa yang dinamis dan penuh warna, mencerminkan berbagai kondisi pasar dan faktor-faktor penggerak ekonomi. Selama periode ini, IHSG mengalami fluktuasi signifikan yang dipengaruhi oleh berbagai elemen domestik dan global.

    IHSG sempat mencatatkan kenaikan signifikan di awal bulan, mencapai level puncaknya di 7.350 pada tanggal 5 Juli. Kenaikan ini didorong oleh laporan kuartalan yang positif dari beberapa emiten besar dan optimisme terhadap kebijakan pemerintah.

    Namun, memasuki pertengahan bulan, IHSG mengalami penurunan tajam, mencapai titik terendah di 7.100 pada tanggal 20 Juli. Penurunan ini disebabkan oleh ketidakpastian global dan kekhawatiran atas potensi perlambatan ekonomi.

    Volume perdagangan meningkat secara signifikan di pertengahan bulan, seiring dengan aksi jual yang terjadi pada saham-saham sektor tertentu. Ini menunjukkan tingginya ketertarikan investor untuk menyesuaikan portofolio mereka dalam menghadapi perubahan pasar.

    Saham-saham di sektor teknologi, seperti yang dipimpin oleh perusahaan-perusahaan digital dan fintech, menunjukkan kinerja yang kuat, dengan kenaikan rata-rata mencapai 5 persen di awal bulan.

    Sektor energi juga mencatatkan pertumbuhan yang solid, terutama yang terkait dengan harga komoditas global. Namun, sektor ini mengalami volatilitas di pertengahan bulan akibat fluktuasi harga minyak.

    Ketegangan perdagangan internasional dan kebijakan moneter di negara besar seperti Amerika Serikat memberikan dampak signifikan pada pasar domestik, menciptakan volatilitas yang tajam.

    Langkah-langkah kebijakan domestik, termasuk stimulus ekonomi dan reformasi struktural, memberikan dorongan positif sementara, namun tidak sepenuhnya menetralkan dampak negatif dari faktor eksternal.

    IHSG pada Juli 2024 mencerminkan kombinasi antara optimisme domestik dan ketidakpastian global. Meskipun kinerja awal bulan menunjukkan tren positif, penurunan di pertengahan bulan menyoroti sensitivitas pasar terhadap kondisi ekonomi global. Investor disarankan untuk tetap waspada terhadap perkembangan global dan domestik serta melakukan analisis mendalam untuk mengambil keputusan investasi yang tepat.

    Data ekonomi yang positif, seperti pertumbuhan PDB dan sektor industri yang stabil, memberikan dorongan kepada pasar saham. Perbaikan dalam indikator ekonomi domestik seringkali mendorong optimisme di kalangan investor. Saham-saham blue chip yang melaporkan hasil kuartalan yang kuat berperan dalam mendukung sentimen positif. Perusahaan-perusahaan besar seperti Astra International dan Medco Energi menunjukkan performa yang solid, meningkatkan kepercayaan investor.

    Langkah-langkah kebijakan yang mendukung investasi dan reformasi struktural seringkali mengangkat sentimen pasar. Keberhasilan pemerintah dalam menerapkan kebijakan yang mendukung pertumbuhan ekonomi turut berkontribusi pada suasana positif di pasar.

    Top Gainers

    • MEDC – Medco Energi Internasional Tbk.: Naik 4,33 persen
    • MNCN – Media Nusantara Citra Tbk.: Naik 3,11 persen
    • AKRA – AKR Corporindo Tbk.: Naik 2,98 persen
    • BRPT – Barito Pacific Tbk.: Naik 2,90 persen
    • ASII – Astra International Tbk.: Naik 2,67 persen

    Top Losers

    • BUKA – Bukalapak.com Tbk.: Turun -2,48 persen
    • CPIN – Charoen Pokphand Indonesia Tbk.: Turun -2,30 persen
    • MDKA – Merdeka Copper Gold Tbk.: Turun -1,65 persen
    • JPFA – Japfa Comfeed Indonesia Tbk.: Turun -1,47 persen
    • JSMR – Jasa Marga (Persero) Tbk.: Turun -1,37 persen

    Meskipun sejumlah saham mengalami penguatan, beberapa lainnya mencatat penurunan. Investor diimbau untuk selalu melakukan analisis mendalam dan mempertimbangkan faktor fundamental serta sentimen pasar sebelum mengambil keputusan investasi. (*)

    Disclaimer:
    Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    KabarBursa.com

    Redaksi