Logo
>

Saham IPCC Melejit 47 Persen, Cocok untuk Investasi Jangka Panjang?

IPCC naik signifikan dalam enam bulan, valuasi murah dan dividen tembus 8 persen. Layak jadi incaran investor?

Ditulis oleh Harun Rasyid
Saham IPCC Melejit 47 Persen, Cocok untuk Investasi Jangka Panjang?
Saham IPCC naik 47 persen dalam 6 bulan, valuasi murah dan dividen 8,49 persen. Layak jadi incaran investor? Foto: dok. IPCC

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM – Saham PT Indonesia Kendaraan Terminal Tbk (IPCC) tak ada salahnya untuk dipantau para investor.

    Berdasarkan data perdagangan, saham IPCC menunjukkan performa impresif dalam enam bulan terakhir dengan kenaikan harga hingga 47,65 persen ke level Rp1.100 per saham.

    Kinerja saham IPCC dapat mengundang perhatian investor, apalagi jika melihat nilai fundamental yang menekankan model investasi jangka panjang.

    Pergerakan saham IPCC dalam setengah tahun terakhir, berhasil mencatat lonjakan signifikan dari level terendah di Rp655 hingga mendekati Rp1.230 yang menjadi titik tertinggi dalam 52 pekan terakhir.

    Lonjakan ini tidak hanya menggambarkan optimisme pasar, tetapi juga menunjukkan ekspektasi positif terhadap prospek bisnis perseroan di sektor terminal kendaraan.

    Kemudian dari sisi valuasi, IPCC diperdagangkan dengan price to earnings ratio (P/E) 8,15, terbilang relatif rendah jika dibandingkan dengan rata-rata industri sejenis.

    Jika melihat pendekatan Warren Buffett yahg kerap menggarisbawahi pentingnya memilih saham dengan valuasi masuk akal, IPCC tampaknya mampu memenuhi kriteria tersebut.

    IPCC yang memiliki kapitalisasi pasar sebesar Rp2 triliun, membuat saham ini memang masih berada di kategori mid-cap yang punya potensi pertumbuhan lebih besar.

    Selain itu, daya tarik lain dari IPCC adalah dividen yield sebesar 8,49 persen yang tergolong tinggi di antara emiten Bursa Efek Indonesia (BEI). Dalam filosofi Buffett, perusahaan yang konsisten membagikan dividen dengan imbal hasil menarik menunjukkan kesehatan keuangan dan manajemen yang disiplin dalam mengelola laba.

    Dari kacamata “value investing”, IPCC terlihat sebagai saham yang menawarkan kombinasi menarik antara pertumbuhan harga, valuasi rendah, serta imbal hasil dividen yang kompetitif. Namun perlu diperhatikan, gaya investasi jangka panjang menekankan kesabaran, terfokus pada kinerja jangka panjang, dan keyakinan terhadap model bisnis perusahaan.

    Dengan posisi harga yang saat ini berada di Rp1.100, mendekati level tertinggi tahunannya, investor perlu cermat menimbang potensi upside versus risiko koreksi.

    IPCC Tangani Kapal Raksasa MV. BYD Zhengzhou Kapasitas 7.000 Unit

    PT Indonesia Kendaraan Terminal Tbk pada 4 Agustus lalu mencatat pencapaian penting dengan melayani kapal RoRo raksasa MV. BYD Zhengzhou untuk pertama kalinya.

    Kapal asal Batangas, Filipina ini menjadi unit terbesar pernah ditangani IPCC dengan dimensi berupa panjang 200 meter, lebar 38 meter, kapasitas 7.000 unit kargo, serta 15 lantai.

    Kedatangan perdana MV. BYD Zhengzhou di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta beberapa waktu lalu tersebut, juga diwarnai penyambutan resmi bertajuk “Pengalaman Eksklusif Kedatangan Perdana BYD Zhengzhou di Indonesia”.

    Momentum ini sekaligus menjadi langkah nyata IPCC dalam strategi Unlocking Capacity, dengan menambah titik sandar kapal di dermaga internasional.

    Acara penyambutan turut dihadiri oleh perwakilan Kementerian Investasi dan Hilirisasi, Kementerian Keuangan, Kementerian Perhubungan, Dewan Ekonomi Nasional, BYD Motor Indonesia, BYD Auto Indonesia, jajaran Pelindo Group, serta Direksi IPCC.

    Momentum Investasi & Kolaborasi Internasional

    Deputi Bidang Pelayanan dan Investasi Kementerian Investasi, Iwan Suryana, menegaskan pentingnya sinergi dalam menciptakan iklim investasi yang sehat.

    “Pada masa pemerintahan Kabinet Merah Putih yang menitikberatkan pada kemudahan investasi bagi investor di tanah air untuk menciptakan lapangan kerja berkualitas dan melanjutkan pembangunan infrastruktur, sinergi dan kolaborasi positif antara investor, pemangku kepentingan, dan pemangku kepentingan terkait menjadi elemen penting menuju target Indonesia Emas 2045,” ujarnya dalam keterangan resmi belum lama ini.

    Sementara itu, Presiden Direktur BYD Motor Indonesia, Eagle Zhao turut mengapresiasi dukungan IPCC. Ia menekankan keunggulan MV. BYD Zhengzhou sebagai kapal berbahan bakar LNG (Liquefied Natural Gas) yang diklaim ramah lingkungan dan efisien.

    “Dengan kapasitas hingga 7.000 unit kargo yang diangkut dalam sekali pelayaran, menjadikan arus logistik lebih efisien yang pada akhirnya dapat memberikan nilai tambah bagi seluruh pihak dan tentunya pelanggan BYD. Sebagai bentuk tanggung jawab BYD dalam pemanfaatan sumber energi, kami menerapkan bahan bakar non-fosil berbasis LNG yang ramah lingkungan,” sebut Zhao.

    IPCC Catat Pertumbuhan Ekspor-Impor Kendaraan

    Direktur Utama IPCC, Sugeng Mulyadi, menyampaikan rasa terima kasih kepada seluruh pihak, terutama KSOP Tanjung Priok dan Bea Cukai, yang memfasilitasi izin sandar MV. BYD Zhengzhou di Indonesia.

    Ia menegaskan, kolaborasi IPCC dan BYD akan memperkuat hubungan bilateral, dapat membuka peluang ekonomi baru, sekaligus mendukung pertumbuhan kendaraan listrik di Indonesia.

    “Manajemen yakin bahwa melalui kolaborasi yang saling mendukung antara IPCC dan BYD, Indonesia dapat memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat, lingkungan, dan mendorong pertumbuhan ekonomi berkelanjutan. Harapannya, Indonesia akan menjadi negara yang mandiri energi, ramah lingkungan, dan menjadi pemain penting kendaraan listrik di pasar global,” jelas Sugeng.

    IPCC tangani kapal RoRo MV. BYD Zhengzhou berdimensi raksasa. Kapasitasnya mencapai 7.000 unit kargo. Foto: dok. IPCC

     

    Pada semester satu 2025, IPCC mencatat ekspor kendaraan CBU mencapai 171 ribu unit atau tumbuh 6,91 persen secara tahunan (YoY), sedangkan untuk impor tercatat 57 ribu unit mengalami kenaikan sebesar 85,39 persen YoY.

    Dari jumlah tersebut, 28 ribu unit merupakan mobil listrik (BEV) dan BYD menyumbang 70 persen dari total kendaraan listrik yang masuk.

    Pencapaian ini menegaskan posisi IPCC sebagai terminal kendaraan strategis yang siap mendukung pertumbuhan industri otomotif nasional, termasuk percepatan ekosistem kendaraan listrik di Indonesia.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Harun Rasyid

    Vestibulum sagittis feugiat mauris, in fringilla diam eleifend nec. Vivamus luctus erat elit, at facilisis purus dictum nec. Nulla non nulla eget erat iaculis pretium. Curabitur nec rutrum felis, eget auctor erat. In pulvinar tortor finibus magna consequat, id ornare arcu tincidunt. Proin interdum augue vitae nibh ornare, molestie dignissim est sagittis. Donec ullamcorper ipsum et congue luctus. Etiam malesuada eleifend ullamcorper. Sed ac nulla magna. Sed leo nisl, fermentum id augue non, accumsan rhoncus arcu. Sed scelerisque odio ut lacus sodales varius sit amet sit amet nibh. Nunc iaculis mattis fringilla. Donec in efficitur mauris, a congue felis.