Logo
>

Saham MIDI Makin Atraktif: Ini Fakta Laba dan Ekspansinya

Laporan dari Stockbit Sekuritas mengungkapkan bahwa laba bersih MIDI tumbuh signifikan sebesar 20 persen secara tahunan (YoY) menjadi Rp190 miliar.

Ditulis oleh Yunila Wati
Saham MIDI Makin Atraktif: Ini Fakta Laba dan Ekspansinya
Ilustrasi. (Gambar dibuat oleh AI untuk KabarBursa.com)

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM – PT Midi Utama Indonesia Tbk (IDX: MIDI), operator ritel yang mengelola jaringan Alfamidi, mencatatkan kinerja keuangan yang impresif pada kuartal pertama 2025. 

    Laporan dari Stockbit Sekuritas mengungkapkan bahwa laba bersih MIDI tumbuh signifikan sebesar 20 persen secara tahunan (YoY) menjadi Rp190 miliar, atau meningkat tajam 139 persen dibandingkan kuartal sebelumnya (QoQ). 

    Pencapaian ini melampaui ekspektasi pasar karena telah merepresentasikan 27 persen dari estimasi laba bersih konsensus untuk tahun penuh 2025—di atas rata-rata pencapaian historis tiga tahun terakhir yang hanya sekitar 23 persen.

    Pertumbuhan laba bersih yang solid pada kuartal ini tidak terlepas dari meningkatnya volume penjualan yang memberikan efek positif terhadap operating leverage. Bahkan jika tidak menghitung kontribusi dari Lawson, salah satu jaringan ritel afiliasi, penjualan MIDI tetap mencatatkan pertumbuhan kuat sebesar 18 persen YoY, dengan pertumbuhan laba bersih mencapai 28 persen YoY. Ini mengindikasikan kekuatan fundamental dari operasional inti perusahaan yang mendorong profitabilitas secara berkelanjutan.

    Total penjualan MIDI pada kuartal I 2025 tercatat sebesar Rp5,5 triliun, meningkat 15 persen secara tahunan dan 6 persen secara kuartalan. Angka ini sudah mencerminkan 26 persen dari estimasi pendapatan tahun penuh 2025, lebih tinggi dari rata-rata 23 persen selama tiga tahun terakhir. Sementara itu, pertumbuhan penjualan yang sehat tercermin dalam metrik same store sales growth (SSSG) yang mencapai +12,46 persen YoY, meski sedikit melambat dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar +13,67 persen.

    Salah satu sorotan menarik dari kinerja penjualan MIDI adalah peningkatan kontribusi wilayah di luar Pulau Jawa. Penjualan dari daerah luar Jawa tumbuh 26 persen YoY dan kini menyumbang 44 persen dari total pendapatan perusahaan, meningkat dari 40 persen pada kuartal pertama 2024. Tren ini mendukung strategi jangka panjang manajemen yang menargetkan wilayah non-Jawa sebagai kontributor utama hingga 60 persen dari total penjualan dalam beberapa tahun mendatang.

    Dari sisi produk, pertumbuhan paling pesat terjadi pada segmen makanan segar (fresh food) dan non-makanan. Penjualan fresh food melonjak 45 persen YoY, sementara kategori non-food mencatatkan pertumbuhan 20 persen YoY. Proporsi penjualan fresh food terhadap total penjualan juga meningkat menjadi 17 persen, dari sebelumnya 13 persen pada kuartal I 2024. Ini menunjukkan keberhasilan MIDI dalam melakukan diversifikasi produk dan memperkuat penetrasi pasar melalui kategori yang memiliki margin lebih tinggi dan tingkat repeat purchase yang kuat.

    Selain dari pertumbuhan pendapatan, efisiensi operasional juga turut menjadi penopang peningkatan kinerja laba. Laba usaha MIDI pada kuartal I 2025 mencapai Rp245 miliar, naik 17 persen YoY dan 122 persen QoQ. Angka ini setara dengan 32 persen dari proyeksi laba usaha tahun penuh 2025, kembali melampaui rata-rata tiga tahun sebelumnya yang hanya 26 persen. 

    Efisiensi ini ditandai dengan penurunan rasio opex terhadap penjualan menjadi 22,7 persen, dari sebelumnya 23,3 persen di kuartal I 2024 dan 24,4 persen pada kuartal IV 2024. Sementara itu, margin laba kotor tetap stabil di level 26,3 persen, menandakan kontrol biaya penjualan dan pengelolaan harga jual yang efektif.

    Tak hanya itu, dari sisi manajemen stok, MIDI juga menunjukkan perbaikan. Inventory days atau rata-rata hari persediaan turun menjadi 61 hari dari sebelumnya 64 hari di kuartal pertama 2024. Penurunan ini mencerminkan efisiensi dalam pengelolaan logistik dan rantai pasok, yang juga berkontribusi terhadap peningkatan arus kas dan penurunan risiko persediaan usang.

    Secara keseluruhan, laporan kuartalan MIDI memberikan sinyal yang sangat positif bagi investor. Perusahaan tidak hanya berhasil menjaga pertumbuhan penjualan yang kuat di tengah kompetisi ritel yang ketat, tetapi juga mampu meningkatkan efisiensi operasional yang berdampak langsung pada laba bersih. 

    Dengan kombinasi antara pertumbuhan geografis di luar Jawa, peningkatan kontribusi produk margin tinggi seperti fresh food, serta penguatan struktur biaya, saham MIDI menjadi kandidat menarik dalam sektor konsumer ritel di Indonesia.

    Manajemen MIDI juga dijadwalkan menggelar earnings call pada Selasa, 6 Mei 2025, untuk memberikan pembaruan lebih lanjut dan panduan ke depan yang akan menjadi perhatian utama investor dan analis pasar. Dengan performa yang melampaui ekspektasi, saham MIDI berpotensi masuk radar akumulasi, terutama bagi investor yang mencari eksposur terhadap ritel modern yang tumbuh cepat dengan fundamental sehat di Indonesia.

    Kenapa Saham Midi Menarik?

    Sektor ritel di Indonesia menunjukkan prospek pertumbuhan yang semakin menjanjikan sepanjang 2025, didorong oleh daya beli masyarakat yang tetap kuat dan terus meningkatnya jumlah investor ritel di pasar modal. 

    Berdasarkan data dari Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), per Januari 2025 jumlah investor pasar modal telah mencapai 12,32 juta, naik dari 12,17 juta pada Desember 2024. Angka ini mencerminkan besarnya antusiasme masyarakat terhadap instrumen investasi domestik, termasuk saham sektor ritel yang tetap menjadi salah satu sektor favorit.

    Di tengah geliat sektor ini, MIDI mencatatkan kinerja keuangan yang solid pada kuartal pertama 2025, dengan laba bersih mencapai Rp190 miliar, tumbuh 20 persen secara tahunan (YoY). Angka tersebut melampaui ekspektasi konsensus, karena telah merepresentasikan 27 persen dari estimasi laba bersih tahun penuh—jauh di atas rata-rata kontribusi kuartalan historis sekitar 23 persen dalam tiga tahun terakhir.

    Pertumbuhan laba bersih tersebut didukung oleh peningkatan penjualan yang juga mengesankan. MIDI membukukan pendapatan sebesar Rp5,5 triliun pada kuartal I 2025, meningkat 15 persen dibanding periode yang sama tahun lalu. 

    Kontribusi terbesar terhadap kenaikan ini datang dari wilayah luar Jawa, yang tumbuh 26 persen YoY dan kini menyumbang 44 persen terhadap total penjualan. Hal ini sejalan dengan strategi manajemen untuk mendorong kontribusi penjualan dari luar Pulau Jawa hingga 60 persen dalam jangka panjang.

    Lebih dalam, diversifikasi produk juga turut memperkuat kinerja MIDI. Kategori makanan segar (fresh food) mencatatkan pertumbuhan penjualan hingga 45 persen YoY, sementara kategori non-food tumbuh 20 persen. Proporsi penjualan makanan segar kini menyumbang 17 persen dari total penjualan, meningkat dari 13 persen pada kuartal I tahun sebelumnya. Keberhasilan ini mencerminkan respon positif pasar terhadap strategi pengembangan produk dengan margin tinggi dan tingkat permintaan berulang yang kuat.

    Dari sisi operasional, efisiensi yang dilakukan oleh manajemen turut menopang pertumbuhan laba usaha yang mencapai Rp245 miliar, naik 17 persen secara tahunan. Rasio biaya operasional terhadap penjualan (opex-to-sales) turun ke level 22,7 persen dari sebelumnya 23,3 persen pada kuartal I 2024. Stabilitas margin laba kotor di angka 26,3 persen semakin menunjukkan bahwa MIDI mampu mengendalikan biaya penjualan dan menjaga profitabilitas operasional secara efektif.

    Tak kalah penting, tren perbaikan juga tercermin dari sisi manajemen stok. Inventory days turun menjadi 61 hari dari 64 hari pada periode yang sama tahun sebelumnya, menandakan perbaikan dalam pengelolaan rantai pasok dan pengendalian logistik, yang pada akhirnya turut memperkuat struktur arus kas dan efisiensi persediaan.

    Dari perspektif valuasi, saham MIDI dinilai cukup menarik. Dengan rasio price-to-earnings (P/E) diperkirakan berada di angka 19 kali untuk tahun fiskal 2025, saham ini tergolong lebih murah dibanding induk usahanya, PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (IDX: AMRT), yang diperdagangkan pada P/E sekitar 27 kali. Ini menjadi salah satu daya tarik bagi investor yang mencari emiten sektor ritel dengan valuasi wajar namun pertumbuhan tinggi.

    Hingga awal 2025, MIDI telah mengoperasikan lebih dari 1.800 gerai Alfamidi di seluruh Indonesia, dengan fokus ekspansi agresif di luar Pulau Jawa. Strategi ini selaras dengan tren urbanisasi dan peningkatan konsumsi di kawasan Indonesia Timur serta wilayah suburban yang kini menjadi target pasar utama perusahaan.

    Melihat kombinasi dari pertumbuhan kinerja keuangan, efisiensi operasional, strategi ekspansi yang matang, serta valuasi saham yang relatif murah, saham MIDI menjadi salah satu pilihan menarik untuk investasi jangka menengah hingga panjang di sektor ritel Indonesia. Potensi pertumbuhan berkelanjutan dari sisi pendapatan dan laba, didukung oleh penetrasi pasar yang kuat dan peningkatan daya beli masyarakat, menjadikan MIDI sebagai kandidat unggulan di tengah kompetisi ketat industri ritel tanah air.

    Harga Saham MIDI Bergerak Impresif 

    Saham emiten pengelola jaringan minimarket Alfamidi ini menunjukkan pergerakan impresif dalam beberapa hari terakhir. Pada penutupan perdagangan 30 April 2025, saham MIDI melonjak tajam sebesar 15,20 persen atau naik Rp52 menjadi Rp394 per saham. Kenaikan ini terjadi setelah saham dibuka di harga Rp348 dan sempat menyentuh level tertinggi harian di Rp400, mencerminkan minat beli yang sangat tinggi dari para pelaku pasar.

    Kinerja saham yang menguat signifikan ini turut tercermin dari data historis jangka pendek hingga menengah. Dalam lima hari perdagangan terakhir, saham MIDI telah menguat sebesar 15,20 persen. Bahkan dalam satu bulan terakhir, saham ini mengalami apresiasi harga sebesar 22,36 persen, mengindikasikan momentum pemulihan harga pasca koreksi yang cukup dalam di bulan-bulan sebelumnya. 

    Meski begitu, secara akumulatif sejak awal tahun atau year to date, saham MIDI masih mencatatkan penurunan sebesar 6,64 persen. Jika ditarik lebih jauh, dalam rentang enam bulan terakhir saham ini melemah 15,81 persen dari titik tertingginya.

    Dengan kapitalisasi pasar yang kini mencapai Rp13,17 triliun, saham MIDI tetap menjadi salah satu pilihan utama investor di sektor ritel Indonesia. Rasio price to earnings (P/E) saat ini berada di level 24,11 kali, memberikan gambaran bahwa valuasi saham masih tergolong moderat dan berada dalam rentang wajar untuk sektor konsumer defensif. 

    Sementara itu, rasio dividend yield sebesar 1,18 persen menunjukkan bahwa MIDI tetap menjaga komitmen dalam memberikan return kepada pemegang saham, meskipun fokus utama masih diarahkan pada ekspansi jaringan dan pertumbuhan laba.

    Level harga tertinggi dalam satu tahun terakhir berada di Rp482, sedangkan posisi terendah tercatat di Rp272. Dengan posisi harga saat ini yang berada di kisaran Rp394, saham MIDI dinilai memiliki potensi untuk melanjutkan tren penguatannya menuju level resistensi tahunan, apalagi jika didukung oleh data fundamental yang positif serta respons investor yang terus membaik.

    Katalis utama di balik lonjakan harga saham MIDI dalam jangka pendek diyakini berasal dari laporan kinerja keuangan kuartal I 2025 yang melebihi ekspektasi pasar. MIDI berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp190 miliar, tumbuh 20 persen secara tahunan, yang menjadi sinyal kuat bahwa efisiensi operasional dan strategi ekspansi perusahaan memberikan dampak nyata terhadap profitabilitas. Selain itu, penjualan juga naik menjadi Rp5,5 triliun dengan pertumbuhan penjualan di luar Pulau Jawa mencapai 26 persen—sejalan dengan strategi manajemen untuk mendorong kontribusi wilayah luar Jawa menjadi 60 persen dari total pendapatan jangka panjang.

    Kondisi teknikal saham MIDI juga menunjukkan momentum bullish yang solid. Kenaikan harga disertai volume perdagangan yang tinggi menandakan adanya akumulasi oleh pelaku pasar. Apabila tren ini berlanjut dan saham berhasil bertahan di atas support penting di level Rp380, maka potensi pengujian ulang terhadap resistance psikologis di area Rp420–Rp450 menjadi sangat terbuka.

    Dalam konteks makro, sektor ritel dinilai memiliki prospek cerah sepanjang 2025 berkat perbaikan konsumsi masyarakat dan penurunan inflasi. Saham-saham seperti MIDI berpotensi diuntungkan dari tren tersebut, apalagi dengan strategi penetrasi pasar yang agresif, efisiensi biaya operasional, dan penguatan kontribusi segmen fresh food dan non-food yang memiliki margin lebih tinggi.

    Dengan semua faktor tersebut, saham MIDI kini menjadi perhatian utama bagi investor yang mencari kombinasi antara pertumbuhan fundamental dan momentum teknikal. Jika laporan kuartal selanjutnya konsisten menunjukkan pertumbuhan laba dan ekspansi gerai berjalan sesuai rencana, maka tidak tertutup kemungkinan saham MIDI kembali menguji level tertingginya dalam 52 minggu di atas Rp480. Bagi investor jangka menengah hingga panjang, saham ini menawarkan narasi yang menarik di tengah tren pemulihan sektor konsumsi domestik Indonesia.(*)

    Disclaimer:
    Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Yunila Wati

    Telah berkarier sebagai jurnalis sejak 2002 dan telah aktif menulis tentang politik, olahraga, hiburan, serta makro ekonomi. Berkarier lebih dari satu dekade di dunia jurnalistik dengan beragam media, mulai dari media umum hingga media yang mengkhususkan pada sektor perempuan, keluarga dan anak.

    Saat ini, sudah lebih dari 1000 naskah ditulis mengenai saham, emiten, dan ekonomi makro lainnya.

    Tercatat pula sebagai Wartawan Utama sejak 2022, melalui Uji Kompetensi Wartawan yang diinisiasi oleh Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), dengan nomor 914-PWI/WU/DP/XII/2022/08/06/79