KABARBURSA.COM - Kabar baru tentang minat investor terhadap PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) kembali mencuat. Terkini, Abu Dhabi Islamic Bank (ADIB) dilaporkan sedang melakukan pembicaraan untuk mengakuisisi saham minoritas dengan nilai potensial mencapai US$ 1,1 miliar.
Menurut sumber dari Reuters, ADIB dikabarkan tertarik untuk membeli 15 persen saham BSI yang dimiliki oleh PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI). Namun, pembicaraan masih berada dalam tahap awal dan belum ada jaminan kesepakatan.
Ketika dimintai tanggapan terkait kabar ini, Wakil Direktur Utama BSI, Bob Tyasika Ananta, enggan berkomentar banyak. Dia bahkan mengatakan bahwa dia belum mendengar kabar tersebut. Namun, dia mengungkapkan bahwa saat ini Direktur Utama BSI, Hery Gunadi, sedang melakukan perjalanan bisnis internasional, termasuk kegiatan Non Deal Roadshow (NDR).
Untuk diketahui, NDR adalah kegiatan di mana eksekutif perusahaan memberikan informasi terbaru kepada investor tentang performa perusahaan. Namun, tidak ada jaminan penawaran saham selama kegiatan ini.
Bob menegaskan bahwa NDR yang sedang berlangsung tidak memiliki keterkaitan dengan pencarian investor baru. NDR ini merupakan kewajiban bagi perusahaan yang sudah go public.
”Perusahaan yang telah go public dan memiliki investor asing secara rutin melakukan NDR,” katanya.
Sementara itu, Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK, Dian Ediana Rae, menyatakan bahwa hingga saat ini belum ada informasi mengenai rencana BSI untuk menjual sebagian sahamnya. Oleh karena itu, dia enggan memberikan komentar lebih lanjut.
“Saya kira ini masih sebatas rumor pasar,” kata Dian.
Pada akhir tahun lalu, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir, mengungkapkan bahwa pihaknya aktif melakukan roadshow untuk mencari calon investor BSI. Dia menyebutkan bahwa dalam roadshow di Timur Tengah, para calon investor menunjukkan minat untuk memiliki kepemilikan saham yang lebih besar.
Menurut Erick, calon investor tersebut berharap dapat memiliki saham antara 15 persen hingga 20 persen sebagai mitra strategis. Hal ini menunjukkan bahwa pemegang saham seperti BNI, BRI, dan Bank Mandiri masih perlu berdiskusi.
”Mereka berharap memiliki 15 persen hingga 20 persen saham sebagai mitra strategis, ini yang perlu dibahas bersama pemegang saham seperti BNI, BRI, dan Bank Mandiri,” ujar Erick pada Selasa 19 Desember 2023 lalu.