KABARBURSA.COM – Pemerintah melibatkan sejumlah emiten Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dalam proses pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN). Adapun yang emiten yang terlibat diantaranya PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA), PT Waskita Karya (Perseroan) Tbk (WSKT), PT Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI), dan PT PP (Persero) Tbk (PTPP).
Sentimen pembanguna IKN, dinilai mampu menumbuhkan harga saham dari masing-masing emiten BUMN. Adapun keempat emiten berpelat merah itu terpantau mengalami lonjakan saham dalam beberapa hari terakhir.
Berdasarkan papan panel saham di RTI Business per tanggal 11 Juli 2024, saham WIKA mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Dalam sebulan, saham WIKA mampu tumbuh hingga 96,15 persen dengan harga rata-rata Rp140 hingga Rp238 per lembar saham.
Dalam sebulan, WIKA mencatat volume transaksi hingga 2,5 miliar dengan volume saham yang diperdagangkan hingga Rp393,5 miliar. Adapun frekuensi perdagangan saham WIKA dalam sebulan menyentuh angka 139,287.
Sementara saham ADHI, mencatat pertumbuhan dalam sebulan hingga 20,39 persen menurut panel perdagangan RTI Business per tanggal 11 Juli 2024. Dalam sebulan, harga saham ADHI yang diperdagangkan ada di kisaran Rp168 hingga Rp282 per lembar saham.
Begitu juga dengan volume transaksinya, dalam sebulan WIKA mencatat transaksi hingga 1,2 miliar dengan volume saham yang diperdagangkan hingga Rp281,6 miliar. Sementara frekuensi perdagangan, ADHI mencatat sebanyak 67,959 dalam sebulan terakhir.
Demikian juga dengan PTPP yang mencatat pertumbuhan bulanan hingga 13,45 persen bersasarkan data perdagangan RTI Business. Adapun harga saham yang diperdagangkan berada di kisaran Rp272 hingga Rp434 per lembar saham.
Adapun volume transaksi yang dicatat PTPP dalam sebulan terakhir sebesar 1,6 miliar dengan volume saham yang diperdagangkan hingga Rp575,8 miliar. PTPP juga mencatat frekuensi perdagangan hingga 102,977 sebulan terakhir.
Meski begitu, WSKT menjadi sau-satunya emiten pelat merah yang suspen sejak 8 Mei 2023 oleh Bursa Efek Indonesia (BEI). Beberapa waktu lalu, WSKT juga terancam masuk dalam jajaran emiten delisting.
Meski begitu, WSKT dinilai dapat memanfaatkan momentum pembangunan IKN untuk meningkatkan kinerjanya. Hanya saja, WSKT memiliki utang jumbo hingga Rp41,2 triliun per Desember 2023.
Meroketnya harga saham infrastruktur pelat merah ini juga tidak terlepas dari pantauan BEI. Apalagi lonjakan saham WIKA, ADHI, dan PTPP ini dinilai tidak wajar atau Unusual Market Activity (UMA).
Direktur Pengawasan Transaksi dan Kepatuhan BEI, Kristian Manullang mengaku akan terus memantau UMA dari ketiga emiten negara tersebut. Dia bahkan meminta para investor untuk terus berhati-hati dalam berinvestasi apalagi menaruh saham pada emiten UMA.
“Tolong dicek lagi apakah keputusan investasi anda sudah oke atau nggak. Kita bukan melarang untuk pembelian ya, nggak. Itu untuk perlindungan,” kata Kristian di Jakarta, Rabu, 10 Juli 2024.
Sebelumnya, Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Indonesia, Nafan Aji Gusta Utama, tidak menyarankan investasi saham dari emiten berpelat merah. Menurutnya, saham BUMN masih berkutat pada negative cash flow.
“Not rated ya untuk emiten BUMN. Tetap, masih berkutat pada negative cash flow,” kata Nafan kepada Kabar Bursa, Selasa, 9 Juli 2024.
Nafan menilai, Pernyertaan Modal Negara (PMN) yang dilakukan emiten BUMN hanya menunjang penyelesaian kontrak proyek strategis nasional yang masing-masing dipegang oleh perusahan tersebut.
“Ditambah lagi, penyertaan modal negara (PMN) tersebut penting untuk menunjang kelancaran emiten konstruksi untuk penyelesaian proyek strategis nasional,” jelasnya.
Emiten Swasta di Proyek IKN
Selain melibatkan emiten pelat merah dalam pembangunan IKN, terdapat pula beberapa perusahaan yang memiliki kontrak pembangunan di kawasan tersebut. Sebut saja PT Ciputra Development Tbk (CTRA) yang dikabarkan akan terlibat dalam pembangunan hunian, perkantoran, hingga komersial dengan nilai investasi Rp10 triliun.
Performa CTRA sendiri dalam sebulan terakhir tercatat tumbuh hingga 7,02 persen berdasarkan panel saham RTI Business per tanggal 11 Juli 2024 dengan nilai transaksi rata-rata Rp1.070 hingga Rp1.255 per lembar saham.
Adapun volume transaksi yang dicatat CTRA dalam sebulan terakhir sebesar 214,5 juta dengan volume saham yang diperdagangkan hingga Rp246,5 miliar. CTRA juga mencatat frekuensi perdagangan hingga 31,590 sebulan terakhir.
Di samping itu, PT Pakuwon Jati Tbk (PWON) juga terlibat dalam pembangunan kawasan hunian dan komersial IKN dengan nilai investasi hingga Rp3 triliun. Kendati begitu, berdasarkan data RTI Business, data penjualan PWON mengalami penurunan 0,99 persen. Akan tetapi, PWON tercatat meningkat dalam seminggu terakhir sebesar 6,91 persen.
Dalam sebulan terakhir, PWON mencatat volume transaksi sebesar 793,1 juta dengan volume saham yang diperdagangkan hingga Rp305,3 miliar. Adapun frekuensi perdagangan mencapai 61,188 sebulan terakhir.
PT Pantai Indah Kapuk Dua Tbk (PANI) pun direncakan terlibat dalam proyek pembangunan IKN dengan nilai investasi hingga Rp3 triliun. PANI mencatat pertumbuhan 3,96 persen dengan rata-rata harga saham sekitar Rp4.730 hingga Rp5.250 per lembar saham dalam sebulan.
PANI menctat volume transaksi dalam sebulan mencapai 85,8 juta dengan volume saham yang diperdagangkan hingga Rp423 miliar. Adapun frekuensi saham yang diperdagangkan mencapai 61,651 per bulan.
PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) juga memiliki rencana serupa untuk membangun kawasan hunian dan komersial kendati belum mengumumkan nilai investasi dalam proyek IKN. Dalam sebulan, BSDE mencatat pertumbuhan hingga 5,29 persen dengan harga saham di sekitaran Rp930 hingga Rp1.000 per lembar saham.
Adapun volume transaksi yang dicatat BSDE dalam sebulan terakhir sebesar 187,1 juta dengan volume saham yang diperdagangkan hingga Rp179,8 miliar. BSDE juga mencatat frekuensi perdagangan hingga 21,086 sebulan terakhir.
Di industri Kesehatan, tercatat PT Medikaloka Hermina Tbk (HEAL) juga berencana membangun rumah sakit dengan nilai investasi sebesar Rp200 miliar di IKN. Kendati begitu, berdasarkan data RTI Business, data penjualan HEAL sebulan terakhir mengalami penurunan 1,49 persen. Akan tetapi, HEAL tercatat meningkat dalam seminggu terakhir sebesar 1,92 persen.
Dalam sebulan terakhir, HEAL mencatat volume transaksi sebesar 286,6 juta dengan volume saham yang diperdagangkan hingga Rp385,9 miliar. Adapun frekuensi perdagangan mencapai 24,995 sebulan terakhir.
Saham emiten swasta terakhir yang terlibat dalam pembangunan IKN, yakni PT Jakarta International School (JIS) yang membangun sekolah dengan nilai investasi mencapai Rp100 miliar. (And/*)